Namaku Andre, siswa kelas 5 SD. Hobiku adalah bermain sepak bola. Klub kebanggaanku di Indonesia adalah Arema Indonesia, dan klub luar negeri kebanggaanku adalah Arsenal. Aku biasa berlatih sepak bola di Sekolah Sepak Bola Pratama. Tapi aku punya kebiasaan buruk , aku tidak disiplin saat berlatih dan sering datang terlambat datang ke lapangan. Tapi bukan berarti aku tidak bersemangat, aku juga bisa lupa waktu kalau sudah bermain sepak bola. Bangun tidur aku langsung mandi dan berganti pakaian seragam. “Ayah, ayo kita berangkat. Sudah siang.” kataku pada ayah. “Salah siapa bangung siang-siang? Belajarlah disiplin.” kata ayah menasihati. Aku bersyukur karena masih ada ayah yang selalu mengingatkanku untuk disiplin. Lalu aku mencium tangan ibu dan berlari masuk ke mobil. Ayah segera menghidupkan mobil dan berangkat menuju sekolahku.
Di perjalanan ke sekolah, aku sibuk menceritakan pertandingan antara Arsenal melawan Liverpool yang dimenangkan Arsenal. “Oh, pantas saja kamu bangun siang. Ternyata bergadang menonton Arsenal?” kata Ayah. “He.. he.. he.. Apapun kulakukan untuk Arsenal, kalau ayah libur nanti kita jalan-jalan ke London ya, Yah. Aku ingin lihat stadionnya Arsenal. Aku juga ingin main di Emirates.” kataku bersemangat. Setibanya di sekolah, teman-teman juga banyak yang bercerita tentang Arsenal. Arsenal memang klub yang banyak penggemarnya. Aku bangga menjadi salah satu penggemar klub yang banyak prestasi ini. Sepulang sekolah, aku merasa sangat lelah untuk berlatih sepak bola. Aku memilih tidur siang setelah makan, namun ayah membangunkanku. Aku kaget karena tidak biasanya ayah pulang secepat ini. “Kamu tidak latihan sepak bola?” Tanya ayah. “Aku capek, Yah. Di sekolah tadi pelajarannya sulit-sulit.” kataku beralasan. “Katanya mau main di Emirates Stadium? Kok latihannya tidak disiplin?” kata ayah. Lagi-lagi bujukan ayah membuat aku terbangun dari tidurku dan langsung mandi. Aku memang sangat ingin bermain di luar negeri. Mungkin, itu cita-cita semua pesepakbola cilik. Aku akan berusaha lebih disiplin dan meningkatkan semangat berlatihku. Suatu hari, coach Dani mengumumkan ada kompetisi Arsenal Soccer Academy. Aku ingin sekali bisa ikut sampai ke Emirates Stadium, meskipun harus melalui seleksi dulu. Aku mulai menyiapkan tenaga dan mentalku untuk seleksi di klub, agar bisa lolos ke tingkat kota dan ayah terus memberikan dukungan serta mengingatkanku untuk lebih disiplin dalam berlatih. Persaingan sangat ketat, hingga tiba saatnya diumumkan 2 orang yang lolos dari klub kami. Hatiku berdebar-debar. Coach Dani mulai membacakan pengumuman anak yang lolos seleksi tingkat kota. Aku sangat kaget karena ternyata aku yang terpilih. Sesampainya di rumah, aku menceritakan kepada ayah. Ayah sangat bangga dan menasihatiku untuk terus berusaha dan berlatih dengan disiplin, bahkan ayah juga membelikanku sepatu bola baru yang mirip dengan Bambang Pamungkas. Aku semakin percaya diri dan berjanji untuk berlatih lebih semangat dan disiplin. Tamat.. Johana Juniarti Guru BK SDK 4 PENABUR Jakarta BEST KIDS|No. 20 Th. IV Edisi Maret-April 2014
Namaku Andre, siswa kelas 5 SD. Hobiku adalah bermain sepak bola. Klub kebanggaanku di Indonesia adalah Arema Indonesia, dan klub luar negeri kebanggaanku adalah Arsenal. Aku biasa berlatih sepak bola di Sekolah Sepak Bola Pratama. Tapi aku punya kebiasaan buruk , aku tidak disiplin saat berlatih dan sering datang terlambat datang ke lapangan. Tapi bukan berarti aku tidak bersemangat, aku juga bisa lupa waktu kalau sudah bermain sepak bola. Bangun tidur aku langsung mandi dan berganti pakaian seragam. “Ayah, ayo kita berangkat. Sudah siang.” kataku pada ayah. “Salah siapa bangung siang-siang? Belajarlah disiplin.” kata ayah menasihati. Aku bersyukur karena masih ada ayah yang selalu mengingatkanku untuk disiplin. Lalu aku mencium tangan ibu dan berlari masuk ke mobil. Ayah segera menghidupkan mobil dan berangkat menuju sekolahku. Di perjalanan ke sekolah, aku sibuk menceritakan pertandingan antara Arsenal melawan Liverpool yang dimenangkan Arsenal. “Oh, pantas saja kamu bangun siang. Ternyata bergadang menonton Arsenal?” kata Ayah. “He.. he.. he.. Apapun kulakukan untuk Arsenal, kalau ayah libur nanti kita jalan-jalan ke London ya, Yah. Aku ingin lihat stadionnya Arsenal. Aku juga ingin main di Emirates.” kataku bersemangat. Setibanya di sekolah, teman-teman juga banyak yang bercerita tentang Arsenal. Arsenal memang klub yang banyak penggemarnya. Aku bangga menjadi salah satu penggemar klub yang banyak prestasi ini. Sepulang sekolah, aku merasa sangat lelah untuk berlatih sepak bola. Aku memilih tidur siang setelah makan, namun ayah membangunkanku. Aku kaget karena tidak biasanya ayah pulang secepat ini. “Kamu tidak latihan sepak bola?” Tanya ayah. “Aku capek, Yah. Di sekolah tadi pelajarannya sulit-sulit.” kataku beralasan. “Katanya mau main di Emirates Stadium? Kok latihannya tidak disiplin?” kata ayah. Lagi-lagi bujukan ayah membuat aku terbangun dari tidurku dan langsung mandi. Aku memang sangat ingin bermain di luar negeri. Mungkin, itu cita-cita semua pesepakbola cilik. Aku akan berusaha lebih disiplin dan meningkatkan semangat berlatihku. Suatu hari, coach Dani mengumumkan ada kompetisi Arsenal Soccer Academy. Aku ingin sekali bisa ikut sampai ke Emirates Stadium, meskipun harus melalui seleksi dulu. Aku mulai menyiapkan tenaga dan mentalku untuk seleksi di klub, agar bisa lolos ke tingkat kota dan ayah terus memberikan dukungan serta mengingatkanku untuk lebih disiplin dalam berlatih. Persaingan sangat ketat, hingga tiba saatnya diumumkan 2 orang yang lolos dari klub kami. Hatiku berdebar-debar. Coach Dani mulai membacakan pengumuman anak yang lolos seleksi tingkat kota. Aku sangat kaget karena ternyata aku yang terpilih. Sesampainya di rumah, aku menceritakan kepada ayah. Ayah sangat bangga dan menasihatiku untuk terus berusaha dan berlatih dengan disiplin, bahkan ayah juga membelikanku sepatu bola baru yang mirip dengan Bambang Pamungkas. Aku semakin percaya diri dan berjanji untuk berlatih lebih semangat dan disiplin. Tamat.. Johana Juniarti Guru BK SDK 4 PENABUR Jakarta BEST KIDS|No. 20 Th. IV Edisi Maret-April 2014