“Komunikasi yang terjalin dengan baik antara orangtua dan anak, diharapkan dapat menghindarkan anak kita terhindar dari perilaku bullying”
Pada hari Sabtu, 8 Maret 2014 guru BK SMAK 1 PENABUR mengadakan kegiatan parent cell yang kedua dengan tema bullying. Kami mengambil tema ini karena di zaman sekarang semakin marak sekali kasus-kasus bullying di sekolah-sekolah. Hal ini bukan hanya di tingkat SLTA atau SMP, bahkan bullying juga terjadi di tingkat SD. Jadi dalam parent cell ini akan dikupas lebih dalam tentang bullying.
Kegiatan parent cell dengan tema bullying ini dibawakan oleh Ibu Rosa. Beliau adalah dekan Fakultas Pendidikan USBI (Universitas Siswa Bangsa Internasional, Sampoerna University). Beliau merupakan lulusan S3 University of Melbourne mengambil program studi Public Health. Kegiatan ini dimulai pukul 08.00 WIB. Puji Tuhan orangtua juga cukup antusias untuk menghadiri kegiatan parent cell ini. Hal ini terlihat dengan hadirnya sekitar 60 orangtua peserta didik kelas X dan XI. Bahkan, ada beberapa orangtua yang datang lebih awal di Lt. 7 ruang auditorium, tempat kegiatan parent cell diadakan.
Berikut ini, penjelasan mengenai bullying yang dibawakan oleh Ibu Rosa
1. Bullying adalah ketika seseorang diincar terus menerus oleh sekelompok orang atau seseorang yang memiliki kekuatan/kekuasaan lebih dalam hal fisik maupun kondisi sosial. Source : teenshealth.org
2. Tipe-tipe dari bullying antara lain a) Fisik (memukul, mendorong, menampar, dsb); b) Psikologis dan Verbal (menghina dengan sebutan nama ejekan, meledek secara terus menerus, menyebar gosip adalah perilaku mengontrol; c) Cyberbullying (mengirim email, sms yang menghina dan jahat tentang seseorang, juga memasukkan postingan di Facebook atau sosial media lainnya.
3. Ada dua alasan seseorang melakukan bullying, antara lain karena penampilan dan status.
4. Orang-orang yang leribat bullying.
Pelaku bullying bisa laki-laki, bisa perempuan. Mereka biasanya berkelompok dan mencari korban yang terlihat lemah. Mereka senang mendominasi orang, fokus hanya pada diri sendiri. Tidak punya keterampilan sosial yang baik. Ada dua kelompok yang terlibat dalam bullying, yaitu anak-anak yang menjadi target bully dan mereka yang membantu pelaku melakukan bullying.
5. Dampak bagi korban bullying, antara lain perasaan takut terus menerus, kesehatan terganggu, prestasi akademik terganggu, risiko kesehatan mental (rendah diri, stres, depresi, keinginan bunuh diri)
6. Tips agar anak terhindar dari bullying, antara lain hindari mereka yang melakukan bully; kendalikan amarah; jangan terlibat dalam perkelahian; percaya diri; ambil kontrol dalam diri; bicarakan hal ini; temukan teman baik.
7. Tips bagi orangtua untuk mencegah anak tidak menjadi korban bullying, antara lain menjadi contoh yang baik bagi anak (anak sering belajar berperilaku bullying ini justru dari orangtuanya); ajarlah anak apa makna menjadi teman baik; jadikanlah rumah sebagai surga yang aman bagi anak seusai jam sekolah; manfaatkan televisi sebagai media yang bisa dipergunakan sebagai sarana belajar; jadilah pendengar yang baik untuk anak. Jangan menghindari (menyangkal) masalah yang membutuhkan perhatian orangtua.
Orangtua harus dapat memposisikan diri sebagai teman bagi remaja/siswa/ Dimana orangtua bisa menjadi wadah untuk menampung segala sesuatu yang menjadi masalah remaja sehari-hari. Sehingga baik orangtua dan anak bisa terjalin komunikasi yang baik dan efektif. Diharapkan dengan komunikasi yang baik dari orangtua dan anak khususnya remaja maka orangtua bisa menanamkan pada diri anak tentang dua hal yaitu remaja bisa menjadi teman baik buat diri sendiri dan menjadi teman baik untuk orang lain.
Ari Risnawati – Guru BK SMAK 1 PENABUR
“Komunikasi yang terjalin dengan baik antara orangtua dan anak, diharapkan dapat menghindarkan anak kita terhindar dari perilaku bullying”
Pada hari Sabtu, 8 Maret 2014 guru BK SMAK 1 PENABUR mengadakan kegiatan parent cell yang kedua dengan tema bullying. Kami mengambil tema ini karena di zaman sekarang semakin marak sekali kasus-kasus bullying di sekolah-sekolah. Hal ini bukan hanya di tingkat SLTA atau SMP, bahkan bullying juga terjadi di tingkat SD. Jadi dalam parent cell ini akan dikupas lebih dalam tentang bullying.
Kegiatan parent cell dengan tema bullying ini dibawakan oleh Ibu Rosa. Beliau adalah dekan Fakultas Pendidikan USBI (Universitas Siswa Bangsa Internasional, Sampoerna University). Beliau merupakan lulusan S3 University of Melbourne mengambil program studi Public Health. Kegiatan ini dimulai pukul 08.00 WIB. Puji Tuhan orangtua juga cukup antusias untuk menghadiri kegiatan parent cell ini. Hal ini terlihat dengan hadirnya sekitar 60 orangtua peserta didik kelas X dan XI. Bahkan, ada beberapa orangtua yang datang lebih awal di Lt. 7 ruang auditorium, tempat kegiatan parent cell diadakan.
Berikut ini, penjelasan mengenai bullying yang dibawakan oleh Ibu Rosa
1. Bullying adalah ketika seseorang diincar terus menerus oleh sekelompok orang atau seseorang yang memiliki kekuatan/kekuasaan lebih dalam hal fisik maupun kondisi sosial. Source : teenshealth.org
2. Tipe-tipe dari bullying antara lain a) Fisik (memukul, mendorong, menampar, dsb); b) Psikologis dan Verbal (menghina dengan sebutan nama ejekan, meledek secara terus menerus, menyebar gosip adalah perilaku mengontrol; c) Cyberbullying (mengirim email, sms yang menghina dan jahat tentang seseorang, juga memasukkan postingan di Facebook atau sosial media lainnya.
3. Ada dua alasan seseorang melakukan bullying, antara lain karena penampilan dan status.
4. Orang-orang yang leribat bullying.
Pelaku bullying bisa laki-laki, bisa perempuan. Mereka biasanya berkelompok dan mencari korban yang terlihat lemah. Mereka senang mendominasi orang, fokus hanya pada diri sendiri. Tidak punya keterampilan sosial yang baik. Ada dua kelompok yang terlibat dalam bullying, yaitu anak-anak yang menjadi target bully dan mereka yang membantu pelaku melakukan bullying.
5. Dampak bagi korban bullying, antara lain perasaan takut terus menerus, kesehatan terganggu, prestasi akademik terganggu, risiko kesehatan mental (rendah diri, stres, depresi, keinginan bunuh diri)
6. Tips agar anak terhindar dari bullying, antara lain hindari mereka yang melakukan bully; kendalikan amarah; jangan terlibat dalam perkelahian; percaya diri; ambil kontrol dalam diri; bicarakan hal ini; temukan teman baik.
7. Tips bagi orangtua untuk mencegah anak tidak menjadi korban bullying, antara lain menjadi contoh yang baik bagi anak (anak sering belajar berperilaku bullying ini justru dari orangtuanya); ajarlah anak apa makna menjadi teman baik; jadikanlah rumah sebagai surga yang aman bagi anak seusai jam sekolah; manfaatkan televisi sebagai media yang bisa dipergunakan sebagai sarana belajar; jadilah pendengar yang baik untuk anak. Jangan menghindari (menyangkal) masalah yang membutuhkan perhatian orangtua.
Orangtua harus dapat memposisikan diri sebagai teman bagi remaja/siswa/ Dimana orangtua bisa menjadi wadah untuk menampung segala sesuatu yang menjadi masalah remaja sehari-hari. Sehingga baik orangtua dan anak bisa terjalin komunikasi yang baik dan efektif. Diharapkan dengan komunikasi yang baik dari orangtua dan anak khususnya remaja maka orangtua bisa menanamkan pada diri anak tentang dua hal yaitu remaja bisa menjadi teman baik buat diri sendiri dan menjadi teman baik untuk orang lain.
Ari Risnawati – Guru BK SMAK 1 PENABUR