Hukum Kekekalan Energi “Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, energi hanya dapat diubah dari satu bentuk energi ke bentuk energi lain.”
Maka, mari kita bagikan energi positif (lewat pikiran, perasaan, dan tindakan) kepada orang lain.
Maka berbekal dengan hukum kekekalan energi tersebut, pada tanggal 17 dan 18 Februari, seluruh guru BK SLTAK BPK PENABUR menyinergikan energi positif untuk mendapatkan pelatihan teknik konseling dengan pembicara Ibu Johana Rosaliina Krisyanti atau biasa dipanggil Ibu Rosa dari USBI Jakarta. Acara dimulai pukul 08.00 – 16.00 WIB di Gedung E lantai 5, Yayasan BPK PENABUR Jakarta. Pelatihan ini dihadiri oleh 34 guru BK jenjang SLTA. Pada awal acara, Ibu Etiwati selaku Kepala Jenjang SLTA BPK PENABUR Jakarta memberikan kata sambutan. Beliau sangat berharap agar seluruh guru BK mampu menyerap, memahami, dan mengimplementasikannya di sekolah masing-masing. Kemudian, dilanjutkan dengan ice breaking oleh Bapak Lucky Wibowo.
Pada hari pertama, Ibu Rosa mengajak para peserta untuk menyegarkan kembali ingatan-ingatan tentang keterampilan konseling dasar (Basic Micro-Skill). Hal ini diperlukan sebagai landasan konselor dalam melakukan konseling. Keterampilan konseling dasar itu meliputi:
1. Respon Minimal
Respon minimal adalah respon otomatis sebagai pendengar yang dapat dilakukan secara non-verbal dengan mengangguk atau verbal dengan mengatakan, “mmm…”, “iya”, dsb.
2. Parafrase (Isi dan Perasaan)
Parafrase atau refleksi adalah keterampilan sederhana konselor dengan mengulang kembali apa yang baru saja dikatakan klien dengan kata-kata sendiri
3. Probing
Dalam proses konseling, konselor pastinya akan banyak bertanya pada klien, terutama pada awal konseling. Pertanyaan yang lebih dianjurkan adalah jenis pertanyaan terbuka yang akan membuat klien bercerita banyak tetang pengalaman, dan lain-lain, dibandingkan dengan pertanyaan tertutup yang hanya perlu dijawab singkat oleh klien, seperti “ya” atau “tidak”.
Dalam proses pelatihan ini, peserta diajak untuk lebih aktif dengan cara berdiskusi, mengemukakan pendapat maupun permasalahan yang biasa dihadapi di sekolah, maupun melakukan simulasi konseling. Hal ini membantu peserta dalam memahami isi dari keterampilan konseling dasar tersebut.
Di hari kedua, peserta diajak untuk mensimulasikan suatu proses konseling yang dilakukan dalam kelompok dengan berbagi peran, yaitu peran sebagai konselor, klien, dan observer. Konselor berlatih untuk mempraktekkan keterampilan konseling dasar kepada teman sejawat yang berperan sebagai klien, sedangkan tugas observer adalah memberikan evaluasi selama proses konseling berlangsung. Pada sesi terakhir, peserta dibagi dalam tiga kelompok untuk menjawab beberapa pertanyaan atas satu kasus yang diberikan dalam masing-masing kelompok. Setelah itu kasus dan jawaban akan didiskusikan dalam forum. Pada sesi ini, peserta kembali diajak untuk mengingat dan menerapkan kode etik konselor pada beberapa kasus yang dipaparkan.
“Ketika konseling memiliki teknik, maka itu menjadi unik dan menarik.” Maka seorang filsuf Amerika, Sidney Hook, pernah mengatakan tentang seni mendengarkan yang asumsinya adalah barangkali saya salah, maka saya mau mendengarkan. Sedikit teknik, tapi membawa perubahan dalam hidup setiap pribadi. Selamat berproses, Kawan!!!
Agustina Indah Purnama
Guru BK SMAK 5 PENABUR JakartaHukum Kekekalan Energi “Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, energi hanya dapat diubah dari satu bentuk energi ke bentuk energi lain.”
Maka, mari kita bagikan energi positif (lewat pikiran, perasaan, dan tindakan) kepada orang lain.
Maka berbekal dengan hukum kekekalan energi tersebut, pada tanggal 17 dan 18 Februari, seluruh guru BK SLTAK BPK PENABUR menyinergikan energi positif untuk mendapatkan pelatihan teknik konseling dengan pembicara Ibu Johana Rosaliina Krisyanti atau biasa dipanggil Ibu Rosa dari USBI Jakarta. Acara dimulai pukul 08.00 – 16.00 WIB di Gedung E lantai 5, Yayasan BPK PENABUR Jakarta. Pelatihan ini dihadiri oleh 34 guru BK jenjang SLTA. Pada awal acara, Ibu Etiwati selaku Kepala Jenjang SLTA BPK PENABUR Jakarta memberikan kata sambutan. Beliau sangat berharap agar seluruh guru BK mampu menyerap, memahami, dan mengimplementasikannya di sekolah masing-masing. Kemudian, dilanjutkan dengan ice breaking oleh Bapak Lucky Wibowo.
Pada hari pertama, Ibu Rosa mengajak para peserta untuk menyegarkan kembali ingatan-ingatan tentang keterampilan konseling dasar (Basic Micro-Skill). Hal ini diperlukan sebagai landasan konselor dalam melakukan konseling. Keterampilan konseling dasar itu meliputi:
1. Respon Minimal
Respon minimal adalah respon otomatis sebagai pendengar yang dapat dilakukan secara non-verbal dengan mengangguk atau verbal dengan mengatakan, “mmm…”, “iya”, dsb.
2. Parafrase (Isi dan Perasaan)
Parafrase atau refleksi adalah keterampilan sederhana konselor dengan mengulang kembali apa yang baru saja dikatakan klien dengan kata-kata sendiri
3. Probing
Dalam proses konseling, konselor pastinya akan banyak bertanya pada klien, terutama pada awal konseling. Pertanyaan yang lebih dianjurkan adalah jenis pertanyaan terbuka yang akan membuat klien bercerita banyak tetang pengalaman, dan lain-lain, dibandingkan dengan pertanyaan tertutup yang hanya perlu dijawab singkat oleh klien, seperti “ya” atau “tidak”.
Dalam proses pelatihan ini, peserta diajak untuk lebih aktif dengan cara berdiskusi, mengemukakan pendapat maupun permasalahan yang biasa dihadapi di sekolah, maupun melakukan simulasi konseling. Hal ini membantu peserta dalam memahami isi dari keterampilan konseling dasar tersebut.
Di hari kedua, peserta diajak untuk mensimulasikan suatu proses konseling yang dilakukan dalam kelompok dengan berbagi peran, yaitu peran sebagai konselor, klien, dan observer. Konselor berlatih untuk mempraktekkan keterampilan konseling dasar kepada teman sejawat yang berperan sebagai klien, sedangkan tugas observer adalah memberikan evaluasi selama proses konseling berlangsung. Pada sesi terakhir, peserta dibagi dalam tiga kelompok untuk menjawab beberapa pertanyaan atas satu kasus yang diberikan dalam masing-masing kelompok. Setelah itu kasus dan jawaban akan didiskusikan dalam forum. Pada sesi ini, peserta kembali diajak untuk mengingat dan menerapkan kode etik konselor pada beberapa kasus yang dipaparkan.
“Ketika konseling memiliki teknik, maka itu menjadi unik dan menarik.” Maka seorang filsuf Amerika, Sidney Hook, pernah mengatakan tentang seni mendengarkan yang asumsinya adalah barangkali saya salah, maka saya mau mendengarkan. Sedikit teknik, tapi membawa perubahan dalam hidup setiap pribadi. Selamat berproses, Kawan!!!
Agustina Indah Purnama
Guru BK SMAK 5 PENABUR Jakarta