“Kormod” lagi… ”Kormod” lagi… istilah tersebut bagi sebagian orang mungkin terasa asing dan seolah-olah sulit dipahami, tetapi sesungguhnya istilah tersebut sering digunakan untuk menunjukkan bahwa seseorang sudah menjadi Korban Mode.

Apabila kita perhatikan dengan seksama, ada satu hal yang sangat melekat pada sebagian besar di kalangan remaja yaitu kegemaran untuk mengikuti sebuah TREN atau MODE yang sedang berkembang di tengah masyarakat. Kadang-kadang tanpa memperhatikan faktor kenyamanan, mereka membeli bahkan menggunakan produk baru yang mungkin belum tentu baik dan cocok untuk dirinya. Barang-barang yang mereka beli antara lain sepatu, pakaian, aksesoris, kosmetik, gadget, dll. Terlebih kaum perempuan, mudah sekali memiliki sifat konsumtif sehingga menjadi sasaran empuk bagi produsen media cetak dan elektronik. Dengan mengikuti trend dan mode, mereka memperoleh predikat “ Anak Gaul”. Ironisnya, korban mode saat ini tidak hanya dari kalangan yang berada saja, saat ini sudah merambah di kalangan ekonomi golongan menengah ke bawah. Imbasnya adalah banyak orang tua yang menjadi mesin pencari uang untuk memenuhi kebutuhan anaknya.

Dengan menyimak hal-hal yang telah diuraikan di atas, bagaimana seharusnya sikap orang tua dan bagaimana seharusnya agar anak remaja tidak menjadi “KORMOD” ( Korban Mode ) yang berlebihan. Yukk… simak beberapa tips berikut ini :

1. Selektif ( Memilih yang sesuai ) :

Kita harus lebih selektif terhadap hal-hal yang sedang Tren saat ini. Sebagai contoh : apabila ingin membeli pakaian, hendaknya pakaian tersebut disesuakan dengan bentuk tubuh, warna kulit, ukuran, harga dan keserasian. Jangan menjadi pribadi yang mudah terhasut atau terpengaruh akan penampilan yang menurut orang trendi, padahal belum tentu demikian. Selektif dalam memilih pakaian akan memberi manfaat positif antara lain dapat menghemat pengeluaran.

2. Tidak / Jangan berlebihan :

Perhatikan baik-baik semua item yang akan dibeli saat berbelanja, apakah barang-barang tersebut akan digunakan atau menjadi barang pajangan yang menumpuk di lemari? Hindari berbelanja yang berlebihan karena dapat menjadi korban mode/tren dengan pengeluaran super boros.

3. Ubah paradigma :

Jangan mudah terprovokasi dengan merek-merek ternama, yang menurut orang lain “OK” tapi belum tentu “OK” bagi kita. Mungkin kita loyal dan setia dengan nama dan merek tertentu, tapi tidak semua merk ternama mengeluarkan produk yang cocok dengan anak remaja. Kita boleh loyal dengan merek kesayangan, tapi ketika itu menyangkut tentang keserasian dan kecocokan di tubuh, maka hal tersebut menjadi “harga mati” yang harus dipegang. Dengan kata lain, tidak ada kompromi jika hal tersebut menyangkut keserasian warna, pas dengan ukuran badan dan sesuai dengan kepribadian.

Disusun oleh : Darmawan Susanto – Guru BK SMPK PENABUR Kota Modern

Sumber :

* sosbud.kompasiana.com/2012/02/08/

* tips-buatmu.blogspot.com/2015/01/

* fashionpria.com/tips