Guru-guru BK jenjang SMPK PENABUR Jakarta mendapatkan Pelatihan Teknik Konseling yang dibawakan oleh Ibu Johana Rosalina Kristyanti. Pelatihan Teknik Konseling ini berlangsung selama 2 hari, yaitu Senin, 24 Februari 2014 dan Selasa, 11 Maret 2014.
Pada hari pertama, pelatihan teknik konseling dibuka secara resmi oleh kepala jenjang SMPK PENABUR Jakarta, Bapak Thomas Susanto. Beliau berpesan, setelah mengikuti pelatihan teknik konseling, diharapkan Guru-guru BK jenjang SMP semakin profesional dan semakin banyak anak yang terbantu. Pada sesi pertama di pelatihan teknik konseling, Ibu Johana Rosalina Kristyanti yang akrab dipanggil Ibu Rosa mengajak kami untuk mengingat dan menyegarkan kembali mengenai pengertian dan tujuan konseling. Selain itu, di sesi ini juga dibahas mengenai mitos dan fakta seputar konseling, serta hambatan-hambatan dalam mendengarkan pada saat konseling. Pada sesi yang kedua Ibu Rosa membahas tentang bagaimana menjadi pendengar yang baik, karakteristik konselor dan attending behaviorus. Pada siang hari, di sesi ketiga kami membahas mengenai micro skills, dan simulas secara berkelompok mengenai micro skills.
Pada hari kedua, Ibu Rosa mengawali sesi dengan mengulas kembali pertemuan hari pertama dan berlatih lagi micro skills secara berkelompok. Kemudian, sesi dilanjutkan dengan membahas mengenai tahapan dalam konseling dan beberapa pendekatan dalam konseling. Di sesi ini, kami belajar banyak hal mengenai bagaimana memulai suatu konseling dan bagaimana melakukan konseling yang baik untuk membantu anak-anak didik di sekolah. Pada sesi ketiga, kami membahas mengenai kode etik dalam konseling. Di sesi ini kami diingatkan kembali mengenai kode etik yang kadang tanpa disadari kami lupakan atau bahkan melanggar kode etik dalam menjalankan tugas konseling di sekolah. Di akhir sesi kami juga diingatkan mengenai kesejahteraan psikologi seorang konselor. Melalui sebuah ilustrasi seekor kupu-kupu yang bersusah payah untuk keluar dari kepompongnya. Seorang pemuda yang melihatnya berusaha membantu kupu-kupu yang kesusahan keluar tersebut dengan menggunting kepompongnya. Pada akhirnya, kupu-kupu tersebut dapat keluar dari kepompongnya namun kupu-kupu tersebut tidak dapat terbang, ia hanya bisa merangkak seumur hidupnya. Ilustrasi ini mengingatkan kita untuk menghargai setiap proses yang dialami oleh anak didik kami di sekolah. Kecendrungan dari kami menginginkan proses konseling itu cepat dan selalu berorientasi menyelesaikan masalah dengan memberikan saran ataupun nasihat.
Melalui pelatihan ini, kami mendapatkan penyegaran dan ilmu dalam menjalankan tugas sebagai konselor di sekolah. Materi pelatihan teknik konseling menjadi bekal bagi kami dalam mendampingi anak-anak dalam proses perjalanan masa remaja mereka.
Dian Tirta Prahmadhani
Guru BK SMPK 2 PENABUR Jakartar
Guru-guru BK jenjang SMPK PENABUR Jakarta mendapatkan Pelatihan Teknik Konseling yang dibawakan oleh Ibu Johana Rosalina Kristyanti. Pelatihan Teknik Konseling ini berlangsung selama 2 hari, yaitu Senin, 24 Februari 2014 dan Selasa, 11 Maret 2014.
Pada hari pertama, pelatihan teknik konseling dibuka secara resmi oleh kepala jenjang SMPK PENABUR Jakarta, Bapak Thomas Susanto. Beliau berpesan, setelah mengikuti pelatihan teknik konseling, diharapkan Guru-guru BK jenjang SMP semakin profesional dan semakin banyak anak yang terbantu. Pada sesi pertama di pelatihan teknik konseling, Ibu Johana Rosalina Kristyanti yang akrab dipanggil Ibu Rosa mengajak kami untuk mengingat dan menyegarkan kembali mengenai pengertian dan tujuan konseling. Selain itu, di sesi ini juga dibahas mengenai mitos dan fakta seputar konseling, serta hambatan-hambatan dalam mendengarkan pada saat konseling. Pada sesi yang kedua Ibu Rosa membahas tentang bagaimana menjadi pendengar yang baik, karakteristik konselor dan attending behaviorus. Pada siang hari, di sesi ketiga kami membahas mengenai micro skills, dan simulas secara berkelompok mengenai micro skills.
Pada hari kedua, Ibu Rosa mengawali sesi dengan mengulas kembali pertemuan hari pertama dan berlatih lagi micro skills secara berkelompok. Kemudian, sesi dilanjutkan dengan membahas mengenai tahapan dalam konseling dan beberapa pendekatan dalam konseling. Di sesi ini, kami belajar banyak hal mengenai bagaimana memulai suatu konseling dan bagaimana melakukan konseling yang baik untuk membantu anak-anak didik di sekolah. Pada sesi ketiga, kami membahas mengenai kode etik dalam konseling. Di sesi ini kami diingatkan kembali mengenai kode etik yang kadang tanpa disadari kami lupakan atau bahkan melanggar kode etik dalam menjalankan tugas konseling di sekolah. Di akhir sesi kami juga diingatkan mengenai kesejahteraan psikologi seorang konselor. Melalui sebuah ilustrasi seekor kupu-kupu yang bersusah payah untuk keluar dari kepompongnya. Seorang pemuda yang melihatnya berusaha membantu kupu-kupu yang kesusahan keluar tersebut dengan menggunting kepompongnya. Pada akhirnya, kupu-kupu tersebut dapat keluar dari kepompongnya namun kupu-kupu tersebut tidak dapat terbang, ia hanya bisa merangkak seumur hidupnya. Ilustrasi ini mengingatkan kita untuk menghargai setiap proses yang dialami oleh anak didik kami di sekolah. Kecendrungan dari kami menginginkan proses konseling itu cepat dan selalu berorientasi menyelesaikan masalah dengan memberikan saran ataupun nasihat.
Melalui pelatihan ini, kami mendapatkan penyegaran dan ilmu dalam menjalankan tugas sebagai konselor di sekolah. Materi pelatihan teknik konseling menjadi bekal bagi kami dalam mendampingi anak-anak dalam proses perjalanan masa remaja mereka.
Dian Tirta Prahmadhani
Guru BK SMPK 2 PENABUR Jakartar