[:en]

Jakarta – Berhasil mendidik anak dengan baik adalah impian semua orang tua. Setiap orang tua pasti ingin anaknya tumbuh menjadi anak yang pandai dan berkarakter baik, namun pada kenyataannya apakah semudah itu? Mayoritas orang tua pernah mengalami kesulitan dalam mendidik buah hati tercinta, terutama dalam hal pendidikan karakter, padahal di era globalisasi seperti  saat ini pembentukan  karakter sangat penting dalam diri seorang anak.

Apa  saja yang mempengaruhi pembentukan karakter? Salah satunya adalah pola asuh orang tua yang diterapkan dalam mendidik anak. Seberapa besar peran pola asuh dalam membentuk karakter anak? Untuk menjawab pertanyaan tersebut  SDK 9 PENABUR Jakarta mengundang  Ibu Johana Rosalina Kristyanti, Ph.D. dalam acara seminar orang tua yang diadakan pada hari Sabtu, 27 Januari 2018 lalu dengan tema “Peran Pola Asuh dalam Membentuk Karakter Anak”.

Menurut Ibu Rosa, orangtua dalam keluarga adalah merupakan unsur yang sangat berpengaruh  dalam hal berhasil atau tidaknya  mendidik karakter seorang anak, terutama kebutuhan kasih sayang dan rasa aman dari gangguan apapun terhadap anak tersebut. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa anak usia dini sangat sensitif terhadap apa yang ia lihat, karena anak lebih sering bersama orangtua tentu akan meniru apa yang dilakukan oleh orang tuanya. Bila orang tua dalam mendidik atau berperilaku terbiasa keras, lembut, demokrasi, otoriter, atau lain sebagainya, kemungkinan besar anak tersebut akan merekam dan menirunya.

Karakter dapat diartikan sebagai cara berpikir dan berperilaku seseorang yang mencerminkan dirinya baik secara individu maupun secara bersama-sama. Dalam membangun karakter seorang anak, orangtua harus menanamkan nilai-nilai positif seperti :

  • Taat kepada agama
  • Jujur , baik dalam perkataan maupun perbuatan
  • Bertanggung jawab dalam segala hal yang ia lakukan
  • Peduli terhadap sesama
  • Hormat dan sopan kepada orang tua dan orang yang lebih tua
  • Disiplin dalam segala hal
  • Percaya Diri
  • Mandiri, dan lain sebagainya yang merupakan sikap positif

Selain menanamkan nilai-nilai positif, ada hal-hal yang perlu diperhatikan oleh orangtua dalam membentuk katrakter anak, yaitu :

  1. Ciptakan suasana hangat, penuh penerimaan dan kepercayaan.
  2. Jangan memanjakan anak terlalu berlebihan, karena akan membuat anak menjadi tidak mandiri dan kurang memiliki tanggung jawab.
  3. Bantu anak untuk dapat memahami perasaan orang lain.
  4. Bantu anak untuk dapat mengelola perasaan negatifnya dengan cara positif.
  5. Perhatikan perkembangan anak tanpa membandingan dengan kakak, adik, atau teman sebayanya.
  6. Jadilah model yang baik bagi anak, hindari menjadi orang tua yang otoriter dan hanya suka mengkritik anak.
  7. Berikan pujian dan penghargaan saat anak melakukan hal yang positif, agar anak merasa dihargai.
  8. Biasakan melakukan pertemuan “rohani” (doa bersama), pada saat itu  orang tua dapat melanjutkan dengan bicara dari hati ke hati dengan anak, karena komunikasi antara anak dengan orang tua sangat penting dan besar bermanfaat bagi pendidikan karakter anak.

Ibu Rosa selaku pembicara, menyampaikan bahwa ada 4 macam tipe  orang tua dalam mendidik anak-anaknya, yaitu :

  • Otoriter : Kasih – ,  Disiplin +
  • Permisif : Kasih +,   Disiplin –
  • Tidak Peduli : Kasih – ,  Disiplin –
  • Bijak : Kasih +,   Disiplin +

Setiap orang tua yang hadir sebagai peserta kemudian dipersilakan untuk mengintrospeksi diri masing-masing, termasuk orangtua  tipe yang manakah kita.

Pada akhirnya, para orang tua diajak untuk belajar menjadi role model yang baik bagi anak-anak, karena anak-anak pasti akan meniru apa yang mereka lihat dan dengar dari orang tuanya.

Tuhan Yesus Memberkati kita semua.

Penulis: Anita Anggraini (Guru BK SDK 9 PENABUR Jakarta)

[:id]

Jakarta – Berhasil mendidik anak dengan baik adalah impian semua orang tua. Setiap orang tua pasti ingin anaknya tumbuh menjadi anak yang pandai dan berkarakter baik, namun pada kenyataannya apakah semudah itu? Mayoritas orang tua pernah mengalami kesulitan dalam mendidik buah hati tercinta, terutama dalam hal pendidikan karakter, padahal di era globalisasi seperti  saat ini pembentukan  karakter sangat penting dalam diri seorang anak.

Apa  saja yang mempengaruhi pembentukan karakter? Salah satunya adalah pola asuh orang tua yang diterapkan dalam mendidik anak. Seberapa besar peran pola asuh dalam membentuk karakter anak? Untuk menjawab pertanyaan tersebut  SDK 9 PENABUR Jakarta mengundang  Ibu Johana Rosalina Kristyanti, Ph.D. dalam acara seminar orang tua yang diadakan pada hari Sabtu, 27 Januari 2018 lalu dengan tema “Peran Pola Asuh dalam Membentuk Karakter Anak”.

Menurut Ibu Rosa, orangtua dalam keluarga adalah merupakan unsur yang sangat berpengaruh  dalam hal berhasil atau tidaknya  mendidik karakter seorang anak, terutama kebutuhan kasih sayang dan rasa aman dari gangguan apapun terhadap anak tersebut. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa anak usia dini sangat sensitif terhadap apa yang ia lihat, karena anak lebih sering bersama orangtua tentu akan meniru apa yang dilakukan oleh orang tuanya. Bila orang tua dalam mendidik atau berperilaku terbiasa keras, lembut, demokrasi, otoriter, atau lain sebagainya, kemungkinan besar anak tersebut akan merekam dan menirunya.

Karakter dapat diartikan sebagai cara berpikir dan berperilaku seseorang yang mencerminkan dirinya baik secara individu maupun secara bersama-sama. Dalam membangun karakter seorang anak, orangtua harus menanamkan nilai-nilai positif seperti :

  • Taat kepada agama
  • Jujur , baik dalam perkataan maupun perbuatan
  • Bertanggung jawab dalam segala hal yang ia lakukan
  • Peduli terhadap sesama
  • Hormat dan sopan kepada orang tua dan orang yang lebih tua
  • Disiplin dalam segala hal
  • Percaya Diri
  • Mandiri, dan lain sebagainya yang merupakan sikap positif

Selain menanamkan nilai-nilai positif, ada hal-hal yang perlu diperhatikan oleh orangtua dalam membentuk katrakter anak, yaitu :

  1. Ciptakan suasana hangat, penuh penerimaan dan kepercayaan.
  2. Jangan memanjakan anak terlalu berlebihan, karena akan membuat anak menjadi tidak mandiri dan kurang memiliki tanggung jawab.
  3. Bantu anak untuk dapat memahami perasaan orang lain.
  4. Bantu anak untuk dapat mengelola perasaan negatifnya dengan cara positif.
  5. Perhatikan perkembangan anak tanpa membandingan dengan kakak, adik, atau teman sebayanya.
  6. Jadilah model yang baik bagi anak, hindari menjadi orang tua yang otoriter dan hanya suka mengkritik anak.
  7. Berikan pujian dan penghargaan saat anak melakukan hal yang positif, agar anak merasa dihargai.
  8. Biasakan melakukan pertemuan “rohani” (doa bersama), pada saat itu  orang tua dapat melanjutkan dengan bicara dari hati ke hati dengan anak, karena komunikasi antara anak dengan orang tua sangat penting dan besar bermanfaat bagi pendidikan karakter anak.

Ibu Rosa selaku pembicara, menyampaikan bahwa ada 4 macam tipe  orang tua dalam mendidik anak-anaknya, yaitu :

  • Otoriter : Kasih – ,  Disiplin +
  • Permisif : Kasih +,   Disiplin –
  • Tidak Peduli : Kasih – ,  Disiplin –
  • Bijak : Kasih +,   Disiplin +

Setiap orang tua yang hadir sebagai peserta kemudian dipersilakan untuk mengintrospeksi diri masing-masing, termasuk orangtua  tipe yang manakah kita.

Pada akhirnya, para orang tua diajak untuk belajar menjadi role model yang baik bagi anak-anak, karena anak-anak pasti akan meniru apa yang mereka lihat dan dengar dari orang tuanya.

Tuhan Yesus Memberkati kita semua.

Penulis: Anita Anggraini (Guru BK SDK 9 PENABUR Jakarta)

[:]