[:en]

foto bersama / dokumentasi pribadi

Jakarta – Ketika mendengar kata “taat”, apa yang muncul dalam pikiran kita? Gambaran sifat taat yang positif atau negatif? Faktanya, kebanyakan anak seringkali taat pada sesuatu yang mereka sukai, tetapi tidak taat pada perintah yang mereka tidak sukai. Sebagai orangtua tentunya kita menginginkan ”ketaatan” menjadi salah satu karakter positif pada diri anak-anak kita. Artinya setiap orangtua mengharapkan anak-anaknya memiliki pengendalian diri untuk dapat bersikap taat dimana saja dan kapan saja meskipun tanpa ada yang mengawasi.

Mengupas topik mengenai ketaatan inilah SDK 11 PENABUR Jakarta telah mengadakan Kelompok Kepedulian Orangtua (KKO), pada Sabtu, 10 November 2018 lalu. Secara umum, ketaatan adalah sikap patuh, penurut, tidak memberontak, serta tidak melawan. Namun, jika dilihat lebih dalam, ketaatan menggambarkan kualitas karakter positif yang menentukan masa depan seseorang.

Dalam kegiatan dengan tema “Ketaatan, Sebuah Belenggkukah?” ini, fasilitator memaparkan bahwa pembentukan ketaatan pada anak dimulai dalam pertumbuhan hati nurani anak yaitu bagimana orang tua mengenalkan dan penerapan nilai-nilai standar kehidupan bagi anak-anak. Karenanya, perlu adanya pembiasaan terkait dengan nilai-nilai ketaatan sejak usia dini.

Salah satu faktor yang berpengaruh dalam pembentukan ketaatan anak adalah lingkungan yang mendukung, dalam hal ini keluarga yang taat dan disiplin. Jadi, orangtua berperan dalam memberikan teladan ketaatan dan menerapannya secara konsisten. Pada prakteknya, orangtua dapat mulai dengan membiasakan keteraturan dalam rutinitas sehari-hari dengan batasan aturan yang jelas. Misalnya: penerapan keteraturan dalam hal waktu tidur, mandi, makan, belajar, bermain. Jika proses pembentukan ketaatan yang positif dan pengaruh lingkungan yang kondusif berjalan dengan baik, maka diharapkan kesadaran diri dan pengendalian diri anak akan terwujud sejalan dengan bertambahnya umur dan pengalaman si anak.

diskusi dan tanya jawab / dokumentasi pribadi

diskusi dan tanya jawab / dokumentasi pribadi

Melalui kegiatan KKO ini, para orangtua siswa di SDK 11 PENABUR saling berdiskusi dan berbagi pengalaman satu sama lain mengenai pembentukan karakter khususnya pembentukan sifat taat dalam diri anak-anak.

Kiranya prinsip-prinsip ketaatan yang sudah kita biasakan pada anak-anak kita bukan malah menjadi sebuah belenggu menakutkan yang mengikat diri anak-anak, melainkan menjadi sebuah karakter positif yang melekat dalam diri dan dapat dilakukan berdasarkan pada kesadaran diri anak-anak itu sendiri. Tuhan Yesus Memberkati.

Penulis: Prananingrum C (Guru BK SDK 11 PENABUR Jakarta)

[:id]

foto bersama / dokumentasi pribadi

Jakarta – Ketika mendengar kata “taat”, apa yang muncul dalam pikiran kita? Gambaran sifat taat yang positif atau negatif? Faktanya, kebanyakan anak seringkali taat pada sesuatu yang mereka sukai, tetapi tidak taat pada perintah yang mereka tidak sukai. Sebagai orangtua tentunya kita menginginkan ”ketaatan” menjadi salah satu karakter positif pada diri anak-anak kita. Artinya setiap orangtua mengharapkan anak-anaknya memiliki pengendalian diri untuk dapat bersikap taat dimana saja dan kapan saja meskipun tanpa ada yang mengawasi.

Mengupas topik mengenai ketaatan inilah SDK 11 PENABUR Jakarta telah mengadakan Kelompok Kepedulian Orangtua (KKO), pada Sabtu, 10 November 2018 lalu. Secara umum, ketaatan adalah sikap patuh, penurut, tidak memberontak, serta tidak melawan. Namun, jika dilihat lebih dalam, ketaatan menggambarkan kualitas karakter positif yang menentukan masa depan seseorang.

Dalam kegiatan dengan tema “Ketaatan, Sebuah Belenggkukah?” ini, fasilitator memaparkan bahwa pembentukan ketaatan pada anak dimulai dalam pertumbuhan hati nurani anak yaitu bagimana orang tua mengenalkan dan penerapan nilai-nilai standar kehidupan bagi anak-anak. Karenanya, perlu adanya pembiasaan terkait dengan nilai-nilai ketaatan sejak usia dini.

Salah satu faktor yang berpengaruh dalam pembentukan ketaatan anak adalah lingkungan yang mendukung, dalam hal ini keluarga yang taat dan disiplin. Jadi, orangtua berperan dalam memberikan teladan ketaatan dan menerapannya secara konsisten. Pada prakteknya, orangtua dapat mulai dengan membiasakan keteraturan dalam rutinitas sehari-hari dengan batasan aturan yang jelas. Misalnya: penerapan keteraturan dalam hal waktu tidur, mandi, makan, belajar, bermain. Jika proses pembentukan ketaatan yang positif dan pengaruh lingkungan yang kondusif berjalan dengan baik, maka diharapkan kesadaran diri dan pengendalian diri anak akan terwujud sejalan dengan bertambahnya umur dan pengalaman si anak.

diskusi dan tanya jawab / dokumentasi pribadi

diskusi dan tanya jawab / dokumentasi pribadi

Melalui kegiatan KKO ini, para orangtua siswa di SDK 11 PENABUR saling berdiskusi dan berbagi pengalaman satu sama lain mengenai pembentukan karakter khususnya pembentukan sifat taat dalam diri anak-anak.

Kiranya prinsip-prinsip ketaatan yang sudah kita biasakan pada anak-anak kita bukan malah menjadi sebuah belenggu menakutkan yang mengikat diri anak-anak, melainkan menjadi sebuah karakter positif yang melekat dalam diri dan dapat dilakukan berdasarkan pada kesadaran diri anak-anak itu sendiri. Tuhan Yesus Memberkati.

Penulis: Prananingrum C (Guru BK SDK 11 PENABUR Jakarta)

[:]