Parenting merupakan istilah yang sudah tidak asing lagi di telinga kita, khususnya bagi para orangtua. Dengan kemajuan teknologi saat ini, memungkinkan banyaknya informasi terkait dengan bagaimana cara orang tua bisa mengasuh dan mengembangkan anaknya dengan lebih baik dari zaman-zaman sebelumnya.  

Faktor Pengalaman Orang Tua dalam Penerapan Pola Asuh

Selain dari informasi dan pengetahuan yang mudah diakses, pengalaman orang tua juga merupakan faktor yang juga paling berperan dalam mengasuh anak. Tidak sedikit orang tua yang dahulu diasuh dengan keras merasa tidak ingin memberikan asuhan yang sama kepada anaknya. Sebaliknya, orang tua memilih mendidik anaknya dengan keras karena dengan demikian mereka akan terbentuk menjadi sosok yang tangguh dan tidak mudah menyerah seperti dirinya. 

Keduanya memiliki tujuan yang baik, yaitu agar anak tidak mengalami pengalaman buruk yang dialami orang tuanya atau agar anak juga mendapatkan hal yang baik seperti yang didapatkan orang tua dahulu.

Pengalaman orang tua seperti di atas cenderung menentukan tipe pola asuh yang diterapkan kepada anak. Sebagai contoh, untuk orang tua yang merasa bahwa didikan keras merupakan hal yang baik, maka pola asuh yang dipakai cenderung otoriter. 

Sedangkan untuk orang tua yang merasa didikan yang keras malah membuat trauma dan lebih memilih untuk memberikan apa yang anak inginkan. Maka, pola asuhnya cenderung permisif. Terdapat pula orang tua yang memukul anaknya dengan alasan sayang kepada anaknya. Sebaliknya, ada pula orangtua yang mengatakan bahwa karena ia sayang kepada anaknya maka ia akan memberikan apapun yang diminta anaknya. 

Anak dengan orangtua yang memukulnya dengan alasan sayang akan belajar bahwa kalau ia sayang kepada orang lain, ia bisa melakukan apapun termasuk memukulnya. Sedangkan anak yang orang yang terus memenuhi keinginannya akan belajar bahwa ketika ia sayang kepada orang lain maka ia harus memenuhi keinginan orang tersebut. 

Mengenal Gentle Parenting dan Prinsip-Prinsipnya

Lalu bagaimana cara mendidik anak yang ideal pada zaman sekarang ini? Kenyataannya, tidak ada sekolah untuk orang tua. Menjadi orang tua yang baik adalah proses seumur hidup dan berbeda-beda bagi setiap pribadi sebagai orang tua. Lebih lagi,  untuk setiap anak diperlukan pendekatan yang berbeda-beda sesuai dengan karakteristiknya. 

Oleh karena itu, Sarah Ockwell-Smith (2016) memperkenalkan gentle parenting. Gentle parenting adalah pendekatan pengasuhan anak yang berfokus pada pemahaman dan memenuhi kebutuhan emosional anak dengan cara yang penuh kasih sayang, hormat, dan empati. 

Metode ini menekankan pentingnya hubungan yang positif dan penuh perhatian antara orang tua dan anak, serta penggunaan disiplin yang lembut daripada hukuman keras. Gentle parenting bertujuan untuk membantu anak-anak tumbuh menjadi individu yang percaya diri, mandiri, dan empatik.

Beberapa prinsip utama gentle parenting meliputi:

  1. Empati dan Pengertian: Memahami perasaan dan perspektif anak, serta memberikan respons yang penuh kasih sayang dan empati.
  2. Komunikasi Positif: Berkomunikasi dengan anak secara hormat dan jelas, menghindari teriakan atau ancaman.
  3. Kedekatan dan Keterikatan: Membangun hubungan yang dekat dan penuh cinta dengan anak, sehingga mereka merasa aman dan dihargai.
  4. Disiplin yang Lembut: Menggunakan metode disiplin yang mendidik dan mengajarkan anak tentang konsekuensi tindakan mereka, daripada hukuman fisik atau verbal.
  5. Penghargaan terhadap Anak sebagai Individu: Menghargai keunikan dan kebutuhan individu anak, serta memberikan dukungan yang sesuai dengan perkembangan mereka.

Contoh Penerapan Gentle Parenting dalam Keseharian

Misalnya, anak menolak untuk mandi sebelum tidur dengan alasan ingin bermain. Orang tua dengan pendekatan gentle parenting dapat berkata , “Mama/Papa tahu kamu sedang asyik bermain dan tidak ingin berhenti sekarang. Tapi kamu perlu mandi agar bersih dan segar sebelum tidur. Apakah kamu mau membawa mainan kesayanganmu ke kamar mandi atau mendengarkan cerita favoritmu setelah mandi? Kita bisa bermain lagi besok, tapi sekarang waktunya mandi.” 

Dari pernyataan di atas, terlihat bahwa orang tua berusaha memahami perasaan anak. Orang tua menjelaskan perlunya rutinitas mandi agar bersih dan segar sebelum tidur. Selain itu, orang tua juga memberikan pilihan bukan ancaman. Apapun pilihan tersebut berakhir pada konsistensi bahwa anak harus mandi tanpa merasa terpaksa.

Penutup

Mengasuh anak adalah perjalanan yang penuh tantangan dan kebahagiaan, di mana setiap keputusan dan tindakan orang tua berpengaruh pada perkembangan fisik, emosional, dan mental anak. Dalam menjalani peran ini, penting untuk selalu mengutamakan pendekatan yang penuh kasih sayang, empati, dan penghormatan, seperti yang dianjurkan dalam gentle parenting

Dengan membangun hubungan yang erat dan positif, menetapkan batasan yang jelas namun adil, serta mendukung anak-anak dalam setiap tahap perkembangan mereka, kita dapat membantu mereka tumbuh menjadi individu yang percaya diri, mandiri, dan berempati. Pada akhirnya, tujuan pengasuhan adalah untuk memberikan fondasi yang kuat bagi anak-anak agar mereka dapat menjalani kehidupan yang bermakna dan bahagia.

“Being parent can be tough but just remember that in your child’s eyes, nobody does it better than you” -Unknown Author-

Penulis: Indra Tanuwijaya, M.Psi, Psikolog (Psikolog Jenjang SMP-SLTA BPK PENABUR Jakarta)

Daftar Pustaka dan Referensi:

Ockwell-Smith, S. (2016). The Gentle Parenting Book: How to Raise Calmer, Happier Children from Birth to Seven. Piatkus.

Baca artikel lainnya…

Ikuti akun instagram kami untuk mendapatkan info-info terkini. Klik disini!