Kisah ini merupakan variasi dari “Legenda St George dan Naga” dan ditulis oleh filsuf Australia Kenny Minogue untuk menggambarkan sejarah liberalisme. Dikisahkan demikian:

St George adalah seorang pejuang yang memburu dan mengalahkan para naga. Naga dalam kisah ini adalah simbol dari kelaliman, tindakan korupsi, intoleransi, dan ketidakadilan lainnya.

Setelah memenangkan berbagai pertempuran besar, ia beristirahat sejenak. Hingga kemudian isu-isu lain seperti perbudakan, atau kondisi penjara, atau keadaan orang miskin, mulai menarik perhatiannya. 

Selama abad kesembilan belas, tombaknya tidak pernah diam, menusuk ke sana kemari melawan kelicikan hak istimewa, kepentingan pribadi, hingga keangkuhan bangsawan.

Namun, St. George, ia tidak tahu kapan ia harus pensiun. Semakin ia berhasil, semakin ia tersihir dengan pemikiran tentang dunia yang bebas dari naga. Ia semakin tidak mampu untuk kembali ke kehidupan pribadinya. 

Ia membutuhkan naga-naga untuk dikalahkan. Ia hanya bisa hidup dengan memperjuangkan tujuan. Yaitu, rakyat, kaum miskin, kaum yang dieksploitasi, kaum yang ditindas penjajah, kaum yang kurang mampu, dan kaum yang terbelakang.

Sebagai seorang pejuang yang menua, ia menjadi terengah-engah dalam mengejar naga-naga yang semakin kecil, karena naga-naga besar kini semakin sulit ia ditemukan.

Moral: Tidak tahu kapan harus berhenti adalah langkah pertama menuju kegilaan. Waspadalah terhadap Sindrom Pensiun St. George. Ini adalah obsesi untuk mengejar tujuan yang terpuji.

Diadaptasi dari https://themindcollection.com/stories-with-a-moral/

Cerita Inspiratif lain..

Seekor Rubah dan Buah Anggur

Cara Memburu Monyet

Dua Jenis Serigala

Dua Penjual Sepatu