Mengenal Penyebab dan Tips Mengatasinya

Masa usia dini merupakan periode penting dalam kehidupan anak. Di mana, kebutuhan gizi yang tepat sangat menentukan tumbuh kembang fisik, kecerdasan, serta kesehatan jangka panjang mereka. Namun, dalam perjalanan tumbuh kembang ini, banyak orang tua yang menghadapi tantangan terkait masalah makan pada anak. 

Mulai dari anak yang menolak makanan tertentu, kesulitan makan yang disebabkan oleh faktor fisik atau psikologis, hingga perilaku makan yang tidak sehat yang akhirnya dapat mempengaruhi kualitas hidup anak-anak.

Kebutuhan gizi usia dini atau balita tidak sama dengan orang dewasa. Atas dasar itulah, memastikan anak memperoleh asupan zat gizi yang cukup setiap harinya menjadi ‘PR’ bagi semua orangtua. Terlebih, ketika balita punya masalah susah makan. Jangan sampai ini menjadi penghalang baginya untuk mendapatkan kebutuhan zat gizi harian yang cukup. 

Penyebab Masalah Makan pada Anak

Masalah makan pada anak bisa disebabkan oleh berbagai faktor yang berkaitan dengan aspek fisik, psikologis, sosial, serta lingkungan mereka. Berikut adalah beberapa penyebab utama masalah makan pada anak:

1. Faktor Fisik dan Kesehatan

  • * Masalah Pencernaan: Kondisi medis seperti gangguan pencernaan, sembelit, atau GERD/asam lambung bisa membuat anak merasa tidak nyaman saat makan. Ini yang akhirnya menurunkan nafsu makan mereka.
  • * Alergi atau Sensitivitas Makanan: Anak-anak yang memiliki alergi makanan atau sensitivitas terhadap makanan tertentu (seperti susu atau gluten) mungkin menolak makanan tertentu karena pengalaman yang tidak nyaman atau rasa sakit setelah mengonsumsinya.
  • * Gangguan pada Mulut atau Gigi: Masalah gigi seperti tumbuh gigi, sariawan, atau infeksi gusi dapat menyebabkan rasa sakit atau ketidaknyamanan saat mengunyah makanan. Sehingga, anak menolak makan atau hanya makan sedikit.
  • * Penyakit atau Infeksi: Ketika anak sedang sakit atau mengalami infeksi, mereka mungkin kehilangan selera makan, merasa mual, atau mengalami kesulitan makan. Penyakit seperti flu, batuk, atau infeksi saluran pernapasan sering kali menyebabkan nafsu makan berkurang.

2. Faktor Psikologis dan Emosional

  • * Stres dan Kecemasan: Perasaan cemas, stres, atau ketegangan emosional bisa memengaruhi nafsu makan anak. Anak-anak mungkin menanggapi perubahan dalam hidup (seperti: perubahan sekolah, perceraian orang tua, atau masalah keluarga) dengan menolak makanan.
  • * Trauma atau Pengalaman Buruk dengan Makanan: Jika anak pernah mengalami trauma terkait makanan, (seperti: tersedak atau mengalami kesulitan makan saat kecil) mereka mungkin mengembangkan ketakutan atau kecemasan terhadap makanan tertentu.

3. Faktor Lingkungan dan Sosial

  • * Kebiasaan Makan Keluarga: Pola makan dalam keluarga sangat memengaruhi kebiasaan makan anak. Jika orang tua atau pengasuh memiliki kebiasaan makan yang buruk (misalnya, makan makanan cepat saji secara berlebihan atau kurang mengonsumsi makanan bergizi), anak cenderung meniru kebiasaan tersebut.
  • * Pengaruh Teman Sebaya: Anak-anak sering kali dipengaruhi oleh teman-teman mereka di sekolah atau tempat penitipan anak, terutama dalam hal pilihan makanan. Mereka mungkin lebih memilih makanan yang tidak sehat atau menolak makanan sehat karena pengaruh teman sebaya.
  • * Keterbatasan Ekonomi atau Akses ke Makanan Sehat: Di beberapa keluarga, keterbatasan ekonomi atau kurangnya akses ke makanan sehat dan bergizi dapat mempengaruhi pola makan anak yang mengarah pada pilihan makanan tidak sehat.

4. Faktor Perkembangan

  • * Perubahan Selera Makan pada Usia Tertentu: Anak-anak sering mengalami perubahan dalam pola makan seiring pertumbuhan mereka. Pada usia sekitar 2-3 tahun, banyak anak yang memasuki fase picky eating (pemilih makanan), di mana mereka mulai menolak makanan baru dan lebih selektif dalam memilih makanan.
  • * Kemandirian dan Keinginan untuk Memilih: Seiring bertambahnya usia, anak-anak mulai mengembangkan rasa kemandirian, termasuk dalam hal memilih makanan. Mereka mungkin menolak makanan yang disiapkan orang tua hanya karena ingin memilih sendiri apa yang mereka makan.
  • * Kecenderungan terhadap Makanan Manis atau Berlemak: Beberapa anak secara alami memiliki preferensi terhadap rasa manis atau berlemak. Faktor genetik atau pengaruh lingkungan dapat membuat mereka lebih memilih makanan manis atau berlemak daripada makanan sehat.

5. Faktor Kebiasaan 

  • * Kurangnya Kebiasaan Makan Sehat: Anak-anak yang tidak terbiasa makan makanan sehat sejak dini cenderung memiliki kesulitan menerima makanan bergizi; seperti sayuran, buah, atau makanan kaya protein.
  • * Paksaan atau Tekanan untuk Makan: Jika orang tua atau pengasuh memaksa anak untuk makan, ini bisa menciptakan asosiasi negatif dengan waktu makan. Hal ini menyebabkan anak menolak makan lebih banyak atau mengembangkan gangguan makan di kemudian hari.

6. Faktor Kesehatan Mental dan Perkembangan

  • * Masalah Mental atau Perkembangan: Anak dengan gangguan perkembangan seperti autisme, ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder), atau gangguan sensorik mungkin memiliki kesulitan makan. Mereka bisa sangat selektif terhadap tekstur, bau, atau rasa makanan yang memengaruhi asupan makanan mereka.
  • * Keterlambatan Perkembangan Motorik: Anak-anak yang memiliki keterlambatan dalam keterampilan motorik halus (misalnya: mengunyah atau memegang sendok dan garpu dengan baik) mungkin menghadapi kesulitan makan yang dapat mengarah pada masalah makan.

Tips Mengatasi dan Mencegah Gangguan Makan pada Anak

Untuk mengatasi dan mencegah masalah makan pada anak usia dini, ada beberapa langkah yang dapat diambil oleh orang tua atau pengasuh. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat membantu mengatasi masalah makan pada anak:

1. Membuat Jadwal Makan yang Teratur

Membuat jadwal makan yang teratur dapat membantu anak memahami waktu makan dan mengurangi masalah makan.

2. Makan Bersama Keluarga

Cobalah untuk makan bersama keluarga di meja makan. Kebiasaan ini dapat memberikan contoh yang baik kepada anak dan memperkuat interaksi sosial yang positif selama makan.

3. Menghindari Distraksi saat Makan

Menghindari distraksi saat makan, seperti televisi, gadget, atau mainan, dapat membantu anak fokus pada makanan dan mengurangi masalah makan.

4. Memberikan Makanan dalam Porsi Kecil

Memberikan makanan dalam porsi kecil dapat membantu anak memahami jumlah makanan yang tepat dan mengurangi masalah makan.

5. Mengenalkan Makanan Sehat Sejak Dini

Membiasakan anak mengenal dan merasakan makanan bergizi seperti sayuran, buah-buahan, atau makanan yang kaya akan protein

6. Mendorong Anak untuk Makan Sendiri

Mendorong anak untuk makan sendiri dapat membantu anak mengembangkan kemandirian dan mengurangi masalah makan.

Penutup

Masalah makan pada anak usia dini merupakan hal yang wajar terjadi dan sering dihadapi oleh banyak orang tua. Namun, penting untuk diingat bahwa pola makan yang sehat di usia dini akan berdampak besar pada pertumbuhan dan perkembangan anak di masa depan. Oleh karena itu, mengenali penyebab serta mengambil langkah yang tepat untuk mengatasi dan mencegah masalah makan, sangatlah penting.

Akhirnya, dukungan dan kesabaran dari orang tua serta lingkungan sangat penting untuk memastikan anak mendapatkan gizi yang optimal dan tumbuh dengan sehat, baik secara fisik maupun emosional.

Penulis: Anastasia Fanny Damayanti, M.Psi., Psi. (Psikolog BPK PENABUR Jakarta Jenjang TK-SD)

Referensi:

Judarwanto, W. (2016). Mengatasi Kesulitan Anak. Jakarta: Puspa Swara.

Irwanto. (2018). Kepribadian dan Keluarga. Jakarta: Arcom.

Baca artikel lainnya…

Ikuti akun Instagram kami untuk mendapatkan info-info terkini. Klik disini!