Dahulu kala ada seorang anak laki-laki yang tumbuh dalam keluarga yang sangat kaya. Suatu hari, ayahnya memutuskan untuk mengajak anak itu jalan-jalan untuk menunjukkan kepadanya bagaimana orang lain yang kurang beruntung hidup.

Tujuan ayahnya adalah untuk membantu putranya menghargai segala sesuatu yang telah diberikan kepadanya dalam hidup.

Anak laki-laki itu dan ayahnya berhenti di sebuah pertanian tempat tinggal keluarga yang sangat miskin. Mereka menghabiskan beberapa hari di pertanian itu, membantu keluarga itu mencari nafkah dan mengurus tanah mereka.

Ketika mereka meninggalkan pertanian itu, ayahnya bertanya kepada putranya apakah ia menikmati perjalanan mereka dan apakah ia telah belajar sesuatu selama waktu yang mereka habiskan bersama keluarga lain itu.

Anak laki-laki itu dengan cepat menjawab, “Itu luar biasa, keluarga itu sangat beruntung!”

Bingung, ayahnya bertanya apa maksudnya dengan itu.

Anak laki-laki itu berkata, “Yah, kita hanya punya seekor anjing, tetapi keluarga itu punya empat anjing. Mereka juga punya ayam! Kita punya empat orang di rumah, tetapi mereka punya 12! Mereka punya banyak teman bermain!”

Tak sampai disitu, “Kita punya kolam renang di halaman, tetapi mereka punya sungai yang mengalir di tanah mereka yang tak berujung. Kita punya lentera di luar sehingga kita bisa melihat di malam hari, tetapi mereka punya langit yang terbuka lebar dan bintang-bintang yang indah untuk memberi mereka keajaiban dan cahaya.”

Lanjutnya lagi, “Kita punya teras, tetapi mereka punya seluruh cakrawala untuk dinikmati. Mereka punya ladang yang tak berujung untuk berlarian dan bermain. Kita harus pergi ke toko kelontong, tetapi mereka bisa menanam makanan mereka sendiri.”

“Pagar tinggi kita melindungi tanah dan keluarga kita, tetapi mereka tidak membutuhkan struktur yang membatasi seperti itu, karena teman-teman mereka melindungi mereka.”

Sang ayah terdiam.

Akhirnya, anak laki-laki itu menambahkan, “Terima kasih telah menunjukkan kepadaku betapa kayanya orang-orang hidup, mereka sangat beruntung.”

Moral Cerita: Kekayaan dan kebahagiaan sejati tidak diukur dari harta benda.

Diadaptasi dari: https://theshineblog.com/inspiring-short-stories/

Cerita Inspiratif lain..

Pentingnya Sasaran

Masalah Semangka

Memberitahu Orang yang Kita Cintai

Kura-Kura dan Burung