Di lereng Long’s Peak di Colorado terdapat reruntuhan pohon raksasa. Para naturalis mengatakan bahwa pohon itu berdiri selama sekitar empat ratus tahun. Pohon itu masih berupa bibit ketika Columbus mendarat di San Salvador, dan setengah tumbuh ketika para peziarah menetap di Plymouth.
Selama hidupnya yang panjang, pohon itu disambar petir sebanyak empat belas kali dan longsor serta badai yang tak terhitung jumlahnya selama empat abad bergemuruh melewatinya. Pohon itu selamat dari semuanya.
Namun, pada akhirnya, pasukan kumbang menyerang pohon itu dan meratakannya ke tanah. Serangga itu menggerogoti kulit kayu dan secara bertahap menghancurkan kekuatan bagian dalam pohon itu dengan serangan mereka yang kecil namun terus-menerus.
Raksasa hutan yang tidak layu karena usia, tidak roboh disambar petir, atau ditaklukkan oleh badai, akhirnya tumbang di hadapan kumbang yang sangat kecil sehingga seseorang dapat menekan reruntuhannya dengan jari telunjuk dan ibu jarinya.
Ada persamaan dalam cerita ini yang seharusnya menjadi peringatan bagi kita. Sebagian besar dari kita dapat bertahan hidup di masa-masa krisis. Kita mengerahkan kekuatan iman atau tekad untuk menghadapi hampir semua pertempuran yang kita hadapi.
Baik dalam kehidupan profesional maupun pribadi, kita seringkali mengatasi rintangan besar. Namun, hal-hal kecil seperti kecemburuan, kemarahan, kebencian, kelicikan, dan hal-hal negatif lainnya lah yang menggerogoti kita dari dalam. Justru inilah yang sering kali menyebabkan kehancuran kita.
Walau demikian, tidak seperti pohon raksasa, kita semestinya dapat mengidentifikasi dan melawan “kumbang” moral atau etika tersebut. Kita harus selalu waspada.
Moral Cerita: Waspadalah pada hal-hal kecil yang dapat menghancurkan kita dari dalam.
Diadaptasi dari: The battle of the beetles Dr. Harry Emerson Fosdick http://www.rogerdarlington.me.uk/stories.html
Cerita Inspiratif lain..