Seorang anak laki-laki kecil berjalan perlahan ke ruangan tempat ibunya sedang duduk di mejanya sambil menulis. Ibunya melirik ke arahnya dan melihat bahwa dia membawa vas yang sangat berharga yang diberikan neneknya.
Tanpa menyadari situasi sebenarnya, ibunya berkata kepadanya, “Robert, taruh vas itu sebelum kamu menjatuhkannya dan memecahkannya.”
“Aku tidak bisa,” jawabnya, “Aku tidak bisa mengeluarkan tanganku.”
“Tentu saja bisa,” katanya, “kamu sudah memasukkannya ke sana, artinya tanganmu pasti bisa keluar.”
Anak laki-laki itu berkata, “Aku tahu, Bu, tetapi tidak bisa keluar.” Leher vas itu sangat sempit dan tangannya telah masuk dengan rapi ke dalam dan sekarang vas itu hanya setinggi pergelangan tangannya.
Dia terus bersikeras bahwa dia tidak bisa mengeluarkannya. Karena sedikit khawatir, ibunya memanggil ayahnya.
Ayahnya dengan tenang mengambil kendali dan mulai menarik lengan itu dengan lembut, mencoba mengeluarkan tangan itu dari vas. Dia mencoba melonggarkannya dengan air sabun. Tetap tidak terjadi apa-apa.
Ia kemudian mengambil minyak sayur dari dapur dan menuangkannya di pergelangan tangan dan membiarkannya meresap ke dalam vas. Ia menggoyangkannya sedikit. Vas itu tetap tidak bergerak.
“Aku menyerah,” kata sang ayah dengan putus asa. “Aku akan memberikan satu dolar sekarang juga jika kamu bisa mengeluarkannya.”
“Benarkah?” seru Robert kecil. Kemudian mereka mendengar suara berdenting dari dalam vas dan tangan kecil Robert meluncur keluar dari vas.
Mereka kemudian membalikkan vas dan satu sen jatuh keluar. “Apa ini?” kata mereka serempak.
“Oh, itu sen yang aku taruh di dalamnya. Aku ingin mengeluarkannya jadi aku memegangnya erat-erat. Tetapi ketika aku mendengar Ayah berkata ia akan memberikan satu dolar, aku melepaskannya.”
Moral Cerita: Seberapa sering kita berpegang teguh pada sesuatu ketika itu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan apa yang seharusnya menjadi milik kita?
Diadaptasi dari: The folly of clinging http://www.rogerdarlington.me.uk/stories.html
Cerita Inspiratif lain..