[:en]
Melakukan aktivitas fisik atau berolah raga telah terbukti memberikan efek yang positif bagi kesehatan fisik seseorang. Misalnya, menghambat penuaan, mencegah serangan penyakit, menambah daya tahan tubuh dan sebagainya. Dengan berolah raga, tubuh terasa bugar dan kuat sehinga mampu menjalankan kegiatan sehari-hari dengan baik. Namun, selain meningkatkan kesehatan fisik, olah raga ternyata dapat memberikan manfaat bagi kesehatan mental dan kesejahteraan psikologis kita.
Seorang profesor psikologi di Universitas Boston, Michael Otto menyatakan bahwa orang-orang sudah paham jika olah raga dapat memberikan manfaat terhadap kesehatan fisik. Namun tidak semua orang paham bahwa olah raga juga dapat memberikan manfaat terhadap kesehatan mental. Olah raga dan perubahan mood seseorang memiliki hubungan yang cukup kuat. Dengan olah ragaselama lima menit, kita bisa mendapatkan mood yang lebih positif. Dampak dari olah raga tidak hanya bermanfaat untuk mengubah mood, namun juga dapat mengurangi depresi.
Penelitian Blumenthal pada tahun 2010 menyatakan olah raga secara kontinu dapat membantu penderita menanggulangi dan mencegah depresi muncul kembali. Penelitian lainnya mendukung olah raga sebagai cara untuk menanggulangi kecemasan. Ketika kita cemas, tanda-tanda yang muncul adalah berkeringat, pusing dan jantung yang berdetak kencang. Begitu pula ketika kita berolah raga, nafas lebih berat dan jantung berdetak lebih cepat. Dengan begitu, olah raga sebagai cara untuk membiasakan dan mengasosiasikan tanda-tanda cemas sebagai hal yang aman, bukan hal yang membahayakan. Selain itu, penelitian menyatakan bahwa orang yang pencemas dan jarang berolah raga dapat terkena gangguan panik jika dibandingkan dengan orang yang pencemas tetapi lebih sering berolah raga.
Lalu, bagaimana mekanismenya sehingga olah raga dapat berdampak pada kesehatan mental? Beberapa peneliti menduga bahwa olah raga dapat membantu tubuh untuk memproduksi hormon-hormon yang diperlukan, seperti serotonin, endorfin, dan adrenalin. Olah raga juga dapat membantu perkembangan neuron-neuron dalam otak. Penelitian lain juga menyatakan bahwa olah raga dapat membantu menormalisasi pola tidur, yang bermanfaat untuk melindungi otak. Sedangkan secara psikologis, olah raga dapat membantu seseoranguntuk menemukan aktivitas yang berharga dan merasa memiliki pencapaian. Terdapat pula fakta dimana bagaimana seseorang berespons pada stres dapat dipengaruhi oleh olah raga, yaitu menguatkan otak secara biologis sehingga stres berdampak minimal.
Olah raga telah terbukti bermanfaat bagi kesehatan fisik dan psikologis, namun mengapa sulit untuk mulai berolah raga? Hal pertama, mungkin sulit untuk menghindari godaan untuk tetap duduk,
makan sambil menonton televisi. Hal lain adalah memulai olah raga dengan program yang terlalu sulit, sehingga membuat mereka untuk menunda untuk mulai berolah raga. Oleh karena itu, olah raga dapat dimulai dengan hal-hal yang mudah ke sulit. Kemudian orang yang berolah raga dengan tujuan fisik, seperti menurunkan berat badan, menurunkan kolesterol dan diabetes biasanya membutuhkan latihan berbulan-bulan sebelum mendapatkan hasilnya. Oleh kerena itu, untuk mempertahankan keinginannya untuk berolah raga, dapat disemangati dengan menanyakan keadaan mood setelah berolah raga, terutama jika mood sebelumnya sedang buruk. Selain itu, olah raga di ruangan terbuka dan bersama teman-teman juga dapat mempertahankan keinginan untuk berolah raga.
Sumber: http://www.psikologikita.com/
[:id]
Melakukan aktivitas fisik atau berolah raga telah terbukti memberikan efek yang positif bagi kesehatan fisik seseorang. Misalnya, menghambat penuaan, mencegah serangan penyakit, menambah daya tahan tubuh dan sebagainya. Dengan berolah raga, tubuh terasa bugar dan kuat sehinga mampu menjalankan kegiatan sehari-hari dengan baik. Namun, selain meningkatkan kesehatan fisik, olah raga ternyata dapat memberikan manfaat bagi kesehatan mental dan kesejahteraan psikologis kita.
Seorang profesor psikologi di Universitas Boston, Michael Otto menyatakan bahwa orang-orang sudah paham jika olah raga dapat memberikan manfaat terhadap kesehatan fisik. Namun tidak semua orang paham bahwa olah raga juga dapat memberikan manfaat terhadap kesehatan mental. Olah raga dan perubahan mood seseorang memiliki hubungan yang cukup kuat. Dengan olah ragaselama lima menit, kita bisa mendapatkan mood yang lebih positif. Dampak dari olah raga tidak hanya bermanfaat untuk mengubah mood, namun juga dapat mengurangi depresi.
Penelitian Blumenthal pada tahun 2010 menyatakan olah raga secara kontinu dapat membantu penderita menanggulangi dan mencegah depresi muncul kembali. Penelitian lainnya mendukung olah raga sebagai cara untuk menanggulangi kecemasan. Ketika kita cemas, tanda-tanda yang muncul adalah berkeringat, pusing dan jantung yang berdetak kencang. Begitu pula ketika kita berolah raga, nafas lebih berat dan jantung berdetak lebih cepat. Dengan begitu, olah raga sebagai cara untuk membiasakan dan mengasosiasikan tanda-tanda cemas sebagai hal yang aman, bukan hal yang membahayakan. Selain itu, penelitian menyatakan bahwa orang yang pencemas dan jarang berolah raga dapat terkena gangguan panik jika dibandingkan dengan orang yang pencemas tetapi lebih sering berolah raga.
Lalu, bagaimana mekanismenya sehingga olah raga dapat berdampak pada kesehatan mental? Beberapa peneliti menduga bahwa olah raga dapat membantu tubuh untuk memproduksi hormon-hormon yang diperlukan, seperti serotonin, endorfin, dan adrenalin. Olah raga juga dapat membantu perkembangan neuron-neuron dalam otak. Penelitian lain juga menyatakan bahwa olah raga dapat membantu menormalisasi pola tidur, yang bermanfaat untuk melindungi otak. Sedangkan secara psikologis, olah raga dapat membantu seseoranguntuk menemukan aktivitas yang berharga dan merasa memiliki pencapaian. Terdapat pula fakta dimana bagaimana seseorang berespons pada stres dapat dipengaruhi oleh olah raga, yaitu menguatkan otak secara biologis sehingga stres berdampak minimal.
Olah raga telah terbukti bermanfaat bagi kesehatan fisik dan psikologis, namun mengapa sulit untuk mulai berolah raga? Hal pertama, mungkin sulit untuk menghindari godaan untuk tetap duduk,
makan sambil menonton televisi. Hal lain adalah memulai olah raga dengan program yang terlalu sulit, sehingga membuat mereka untuk menunda untuk mulai berolah raga. Oleh karena itu, olah raga dapat dimulai dengan hal-hal yang mudah ke sulit. Kemudian orang yang berolah raga dengan tujuan fisik, seperti menurunkan berat badan, menurunkan kolesterol dan diabetes biasanya membutuhkan latihan berbulan-bulan sebelum mendapatkan hasilnya. Oleh kerena itu, untuk mempertahankan keinginannya untuk berolah raga, dapat disemangati dengan menanyakan keadaan mood setelah berolah raga, terutama jika mood sebelumnya sedang buruk. Selain itu, olah raga di ruangan terbuka dan bersama teman-teman juga dapat mempertahankan keinginan untuk berolah raga.
Sumber: http://www.psikologikita.com/[:]