Hentikan kecanduan anak pada perangkat elektronik!

Source: google.com

Permainan video, media sosial, dan smartphone telah membuat pola asuh menjadi lebih sulit daripada sebelumnya.

Buktinya adalah permainan dengan smartphone dan perangkat elektronik lainnya menjadi seperti obat-obatan keras untuk anak-anak. Menurut Dr. Victoria L. Dunckley, “screen time/waktu layar – terutama jenis interaktif – bertindak seperti stimulan, tidak seperti kafein, amfetamin, atau kokain.” Dopamin yang dikeluarkan oleh stimulasi elektronik menyerang anak-anak dengan sangat jahat  karena korteks serebral mereka menjadi tidak cukup berkembang bagi mereka untuk merasa puas dengan dosis kecil atau dengan kata lain anak-anak menjadi kecanduan. “Tidak realistis mengharapkan otak untuk beradaptasi dengan stimulasi intens dan buatan yang tidak pernah dimaksudkan untuk ditangani,” Dunckley menambahkan. “Ini juga tidak realistis untuk mengharapkan seorang anak dengan lobus frontal yang masih berkembang untuk mengendalikan waktu layar mereka sendiri (mengelola berapa lama mereka bermain game, bagaimana mereka menggunakan atau menyalahgunakan media sosial, atau bagaimana mereka berperilaku sesudahnya).”

Kecanduan anak-anak terhadap perangkat elektronik membuat generasi ini menghabiskan lebih sedikit waktu  untuk membaca, bermain permainan yang imajinatif, dan berinteraksi sosial tatap muka. Tidak ada gunanya mengumpulkan rincian dari bahaya media sosial dan potensi penindasan atau perundungan di dunia maya, yang perlu dilakukan adalah menghentikan kecanduan anak-anak

Layar, telepon, dan perangkat elektronik lainnya telah membuat tugas pengasuhan anak menjadi jauh lebih berat daripada 10 tahun yang lalu. Banyak orang tua bereksperimen dengan berbagai teknik untuk mengelola penggunaan perangkat elektronik anak-anak mereka, seperti kontrol orang tua untuk memblokir konten yang tidak pantas, tentunya dengan berbagai kegagalan dan keberhasilan.

Jika orang dewasa saja merasa sulit untuk menolak kepuasan dan kegembiraan terhadap ponsel, media sosial, dan permainan; dengan demikian bagaimanamungkin  orang tua bisa mengharapkan anak-anak untuk dengan sendirinya mengelola penggunaaan perangkat elektronik dengan bijak? Orang tua harus bisa menetapkan batasan dan melindungi anak-anak dari kecanduan perangkat elektronik. Ini adalah proses yang melelahkan, menakutkan, namun sangat penting untuk dilakukan orang tua saat ini.

Berikut 12 tips untuk menghilangkan kecanduan anak pada perangkat elektronik:

  1. Tentukan berapa banyak waktu layar yang akan orang tua izinkan. Misalnya, setengah jam di pagi hari dan setengah jam lagi di malam hari. Di akhir pekan, anak-anak bisa memainkan smartphone sampai 45 menit dua kali sehari. Anak-anak sebenarnya sibuk dengan pekerjaan rumah dan aktivitas, jadi mereka tidak selalu punya waktu, tapi biasanya mereka selalu bertanya tentang smartphonenya!
  2. Jadilah jelas dan konsisten. Jangan biarkan anak-anak cengeng dan merengek untuk mendapatkan smartphone. Jelaslah tentang harapan orang tua tentang mereka. Anak-anak mungkin akan menggunakan air mata, teriakan, atau cemberut. Semua hal itu adalah normal – ingat, mereka pecandu – tapi jika orang tua akhirnya mengalah pada rengekan, akhirnya mereka akan mendapatkan gagasan bahwa perilaku negatif (kecanduan smartphone) tersebut berdampak kecil. Pastikan semua orang dewasa di rumah mendukung sikap ini.
  3. Jangan pernah membiarkan anak-anak menggunakan smartphone atau perangkat elektronik lainnya jika mereka belum menyelesaikan pekerjaan rumah atau tugas lainnya, atau jika mereka telah berbuat salah. Waktu layar adalah hak istimewa, bukan hak.
  4. Kunci komputer, smartphone, dan perangkat elektronik lainnya . Ketika orang tua tidak terlalu waspada mengunci barang elektronik, orang tua bisa saja menemukan anak-anak di bawah selimut, di lemari, dan terutama di kamar mandi, sedang memberi makan kecanduan mereka. Mereka juga master codebreaker, jadi ubah kata sandi sesering mungkin. Jika mereka tahu mereka tidak bisa mendapatkan barang-barang ini, mereka akan berhenti mencoba.
  5. Sadarilah bagaimana anak-anak menghabiskan waktu layar mereka. Periksa siapa yang mereka ikuti dan siapa yang mengikuti mereka di sosial media. Orang tua sebaiknya mengikuti (follow) akun sosial media anak-anak, dan jika mereka tidak mengizinkan, orang tua boleh menyita smartphone mereka.
  6. Jelaskan tentang bahayanya. Tunjukkan kepada mereka film dokumenter “Screenagers” dan jelaskan bahwa orang tua tidak berusaha merusak kesenangan mereka. Sebaliknya, orang tua bertujuan untuk melindunginya, seperti seharusnya orang tua yang baik.
  7. Biarkan bosan. Anak-anak akan menangis karena mereka bosan atau tidak ada kegiatan. Ini adalah kode untuk “Saya ingin obat saya!” Kebosanan adalah sumber kreativitas. Tentu saja, semuanya akan terasa membosankan setelah terbiasa dengan waktu layar yang tinggi/sering.
  8. Pandu mereka menuju kegiatan alternatif. Ini menjadi lebih mudah setelah mereka menyadari bahwa merengek atau memohon tidak akan membuat mereka mendapatkan smartphone. Temani anak-anak bermain kartu atau permainan papan. Mereka akan jadi jauh lebih baik daripada jika mereka bermain video game atau media sosial.
  9. Kemungkinan kambuh. Liburan, jadwal kerja orang tua, dan krisis rumah tangga dapat membuat anak-anak berada di jalur yang salah dengan meningkatnya lagi waktu layar. Orang tua harus waspada pada kemungkinan ini dan tetap menjaga komitmennya.
  10. Lakukan penyesuaian seperlunya. Jika rencana orang tua untuk menghentikan kecanduan anak tidak bekerja dengan baik, ini tidak berarti kegagalan dan waktunya berhenti mencoba. Jika perlu, tentukan jumlah waktu yang dapat digunakan anak-anak di layar mereka dan aplikasi mana yang boleh mereka gunakan. Jika mereka memprotes, ingatkan mereka bahwa ini adalah tanggung jawab orang tua.
  11. Hadiah untuk anak. Anak mungkin memerlukan hadiah tertentu sebagai apresiasi setelah berhasil menyelesaikan satu tahun pelajaran di sekolah. Jangan memberikan hadiah video game baru untuk mengisi liburan akhir tahun pelajaran! Alih-alih membelikan video game baru, orang tua dapat mengajak anak ke taman bermain atau menginap di rumah saudara.
  12. Jadilah panutan. Semua orang di rumah bisa mendapatkan keuntungan dari peraturan yang tetapkan untuk anak-anak.Orang tua harus menghindari menelepon atau memeriksa telepon saat sedang bersama anak-anak. Demikian orang tua menjadi panutan bagi anak atas peraturan yang ditetapkan.

Sumber: www.psychologytoday.com (dengan penyesuaian/SH)