Image source: http://www.scarymommy.com

Terkadang pola pikir orangtua berbeda dengan remaja. Apabila keduanya tidak saling memahami berakibat pada buruknya kualitas hubungan antara orang tua dengan remaja. Remaja menjadi menarik diri dan tidak terbuka dengan orang tua. Kenapa bisa begitu?

Usia remaja masuk pada tahapan kognitif operasional formal. Dimana remaja mulai dapat membandingkan nilai-nilai yang diajarkan orang tua dengan realitas yang didapat disekitarnya. Remaja mendapat pengertian bahwa berbohong itu tidak baik. Namun dalam realita ia melihat temannya berbohong kepada guru karena tidak mengerjakan PR dan dibebaskan dari hukuman. Pertentangan nilai yang ia dapat dari orang tua dengan realita yang terjadi disekitarnya, membuat remaja mengevaluasi ulang nilai yang dianutnya dan akhirnya memilih pemahaman yang ia yakini benar.

Komunikasi dan pendekatan yang baik dengan para remaja, dapat membantu mereka dalam proses pencarian identitas diri. Beberapa tips berikut dapat menjadi alternatif pendekatan dengan para remaja :

Mendengarkan dengan baik

Berikan remaja kesempatan untuk bercerita apapun tentang dirinya, teman-temannya maupun apa yang dialaminya. Hindari menginterupsi dan kontrol amarah. Apabila ada hal yang dirasa negatif berikan penjelasan dengan sabar dan bahasa yang penuh kasih. Yakinkan pada mereka bahwa apapun yang terjadi, anda akan selalu ada untuk mereka.

Mengenal baik teman-temannya

Kenali teman-teman putera-puteri anda. Ajak mereka berbincang dan bergurau. Jalin komunikasi dan relasi yang baik dengan teman-teman putera puteri anda.

Meminta maaf ketika berbuat salah

Tanamkan pada putera-puteri anda bahwa setiap kali berbuat kesalahan perlu meminta maaf. Begitu pula dengan orang tua. Jangan gengsi untuk meminta maaf kepada remaja apabila berbuat salah. Segera minta maaf, dan jelaskan tentang kesalahan tersebut. Putera -puteri anda akan meneladani perilaku anda dan akan terbuka ketika mereka berbuat salah.

Melakukan kegiatan bersama

Melakukan kegiatan bersama dengan putera-puteri anda seperti olah raga, berbelanja, memasak, berkebun atau kegiatan yang menjadi hobi remaja.  Hal ini dapat menjadi sarana untuk menjalin kedekatan dan membangun relasi yang baik.

Berikan kepercayaan

Dukungan dan kepercayaan penting bagi para remaja. Berikan mereka kepercayaan sekaligus dengan tanggungjawab. Agar mereka merasa dapat bebas mengeksplorasi diri namun tetap terarah.

Selamat berproses bersama para remaja Ayah dan Bunda..

Penulis: Valleria Vidya (Psikolog BPK PENABUR Jakarta)