Pada jaman dahulu kala, alkisah hiduplah seekor burung Merpati dan bunga Mawar Putih. Sudah lama Merpati mencintai bunga Mawar Putih, sementara Mawar Putih tidak pernah menghiraukannya.
Bunga Mawar itu selalu sibuk bersolek namun masih kurang puas dengan warna tubuhnya yang putih pucat, selama ini ia selalu mendambakan seandainya tubuhnya berwarna merah menyala pasti ia akan tampak lebih cantik.

Suatu hari Merpati menyatakan cintanya pada Mawar Putih,
” Mawar Putih, aku sangat mencintaimu, maukah engkau menjadi pendamping hidupku?” kata Merpati.
” Ubahlah dulu tubuhku yg putih ini menjadi merah, maka aku pasti akan mencintaimu”, jawab Mawar putih dengan angkuh.
Merpatipun lalu pergi dengan sejuta rasa kecewa di hatinya.

Beberapa hari kemudian Merpati kembali mendatangi Mawar putih untuk menyatakan kesanggupannya.
”Mawar Putih, demi membuktikan kuatnya cintaku, aku akan berbuat sesuatu agar engkau dapat berubah warna menjadi merah, sehingga engkau dapat mencintaiku”. kata si Merpati.
“Silahkan kalau engkau benar2 mampu merubah tubuhku yang putih ini jadi warna merah”, jawab Mawar putih.

Tiba-tiba, Sang Merpati memotong sayapnya sendiri.
Darah yang tercurah dari lengan Merpati langsung ia siramkan ke tubuh bunga itu sehingga mengubah warna Mawar menjadi merah menyala.
Sontak saja Mawar menjadi sangat bersuka cita karena kini tubuhnya yang dulu putih pucat kini telah menjadi merah yang selama ini ia idam2kan.

Namun tanpa disadari ketika mawar ingin menyatakan rasa terima kasihnya, merpati telah tewas karena kehabisan darah.
Akhirnya mawar menyesal, ia telah kehilangan seseorang yang berharga yang telah mencintai & menyayanginya dengan tulus.

Refleksi:

Kisah ini menggambarkan betapa indahnya sebuah pengorbanan yang dilandasi oleh cinta & kasih sayang. Sebuah kisah yang menyadarkan kita bahwa cinta & kasih sayang itu tiada duanya. Ia tidak menuntut, namun senantiasa memberi. Ia rela mengorbankan dirinya demi kebaikan kita. Maka janganlah kita menyia-nyiakan orang yang telah mencintai & menyayangi kita dengan tulus, karena kelak kita akan menyesal ketika orang itu telah pergi dan tidak akan kembali lagi.