Terkadang kita lupa apa yang benar-benar penting dalam hidup ini. Kita terjebak dalam hal-hal yang baik sementara mengabaikan hal-hal yang benar-benar diperlukan.

Kisah ini menceritakan seorang wanita yang membeli burung beo untuk menemaninya, tapi ia kembali lagi ke toko hari berikutnya.

“Burung ini tidak berbicara,” kata wanita itu kepada penjualnya.

“Apakah ada cermin di kandangnya?” tanya si penjual. “Beo ini menyukai cermin. Mereka senang melihat refleksi mereka dan selalu memulai percakapan.”

Wanita itu pun membeli cermin dan pergi. Keesokan harinya ia kembali, burung itu masih tidak berbicara.

“Bagaimana dengan tangga? Beo ini menyukai tangga. Bila ia senang, maka beo ini bicara,” kata si penjual.

Wanita itu pun membeli tangga dan pergi meninggalkan tempat itu.

Hari berikutnya, ia kembali lagi. Si penjual pun kembali bertanya, “Apakah burung beo ini memiliki ayunan? Tidak? Nah, itu masalahnya. Setelah ia mulai berayun, ia akan berbicara terus-menerus.”

Wanita itu dengan berat hati pun membeli ayunan dan pergi dari situ. Namun, ketika keesokan harinya ia kembali ke toko itu, wajahnya telah berubah.

“Burung beoku mati,” katanya.

Si penjual terkejut. Ia bertanya, “Aku sangat menyesal. Katakan padaku, apakah ia tidak mengatakan satu katapun?”

“Ya, tepat sebelum ia mati,” jawab wanita itu. “Dengan suara lemah, beo itu bertanya, ‘Apakah mereka tidak menjual makanan pada saat kau berada di toko hewan?’”

Terkadang kita lupa apa yang benar-benar penting dalam hidup ini. Kita terjebak dalam hal-hal yang baik sementara mengabaikan hal-hal yang benar-benar diperlukan.

Kita memberikan keluarga rumah yang bagus, dan tentu saja memiliki mobil. Untuk benar-benar bahagia, kita lantas membeli ponsel pintar terbaru. Tapi jika tidak hati-hati, kita akan membuat kesalahan dengan berpikir bahwa barang-barang itulah yang membawa kita pada kepuasan.

Sumber: http://intisari-online.com/