Jakarta – Berdasarkan data siswa tahun ajaran 2016-2017  dan 2017-2018, semakin bertambah siswa di Terapi Edukatif PENABUR JAKARTA yang mengalami gangguan atau keterlambatan wicara. Mereka perlu diterapi khusus bicaranya agar dapat berbicara dengan benar dan jelas. Maka terapis PENABUR JAKARTA konsultasi dengan terapis wicara di SLB/B PANGUDI LUHUR untuk mendapatkan pelatihan terapi wicara yang sesuai dengan kebutuhan di Terapi Edukatif. Hasil kesepakatan, pelatihan terapi wicara diadakan pada hari Rabu, Kamis, dan Jumat tanggal 23 – 25 Mei 2018.

Hari pertama pelatihan,  Rabu, 23 Mei 2018,  tim Terapis Edukatif (Ibu Yulianita, Ibu Lieke, Ibu Ika, Bapak Agung, dan Bapak Hendrawan) disambut dengan baik oleh Bruder Yohanes Sudarman, Direktur SLB PANGUDI LUHUR beserta kepala sekolah dan guru pamong. Selanjutnya, kami membicarakan agenda apa saja yang akan dilaksanakan selama 3 hari. Setelah itu dimulai dari materi tentang definisi lambat wicara, gangguan bicara dan bahasa, pengertian wicara, metode dan pendekatan wicara, faktor pendukung pelatihan wicara, langkah – langkah latihan wicara, strategi pengajaran wicara, sarana dan prasarana yang digunakan untuk pengajaran wicara. Pelatihan terapi wicara dibagi dalam beberapa bagian, sebagai berikut:

  1. Latihan Pra – wicara 
  2. Latihan pembentukan fonem
  3. Latihan pembetulan fonem
  4. Pengembangan fonem
  5. Penggemblengan fonem
  6. Wicara bersambung
  7. Latihan mendengar

Hal penting dari pelatihan terapi wicara di atas adalah melatih anak untuk lebih fokus melihat ke terapis. Khusus latihan pembentukan fonem pada organ wicara, siswa melihat ke cermin. Dalam pembentukan fonem, kami  dilatih pembentukan fonetik khusus yang benar melalui organ wicara secara rinci dan satu persatu. Satu huruf dimulai dengan huruf vocal, dilanjutkan dengan huruf konsonan yang disertakan dengan huruf vocal.

Hari Kamis, 24 Mei 2018, kami melakukan observasi di ruang terapi wicara  dipandu oleh guru pamong yaitu Ibu Murwani, Pak Wagiman, Ibu Secil, Ibu Isni, dan Ibu Ismu. Kami melakukan observasi secara berotasi dari satu guru pamong ke guru pamong lainnya. Setiap orang berotasi selama kurang lebih 20 – 30 menit dengan 1 atau 2 anak untuk setiap guru pamong. Saat melakukan observasi, kami mendapatkan pengalaman yang menarik untuk dapat melihat secara langsung bagaimana cara menangani anak yang berkebutuhan khusus (khususnya siswa yang tuna rungu). Setelah observasi selesai, kami kembali ke ruang rapat untuk  berdiskusi mengenai siswa dan pengalaman dalam menangani siswa – siswa tersebut. Hasil diskusi kami mengusulkan untuk dapat melihat kelas INDINI (Intervensi Dini) dimana dalam kelas ini anak diperkenalkan dan disadarkan dengan adanya suara.

Hari Jumat, 25 Mei 2018, sesuai usul kami dalam diskusi kemarin, kami melihat kelas INDINI melalui video. Pada hari terakhir ini, kami mendapatkan kesempatan untuk berpraktik langsung dengan siswa. Setiap terapis  menangani 1 – 2 orang dengan didampingi satu guru pamong. Setelah praktik, kami dan guru pamong kembali ke ruang rapat untuk diskusi dan memberikan kesan – kesan (dari terapis dan guru pamong) dalam mengajar siswa. Setelah diskusi dan kesan – kesan yang sudah diberikan, dilanjutkan dengan pemberian pengarahan oleh Bruder  Anton. Pengarahan selesai, Ibu Lisa sebagai Ka. Seksi BK & Psikoedukatif BPK PENABUR Jakarta memberikan ucapan terima kasih kepada Yayasan PANGUDI LUHUR yang telah  memberikan kesempatan kami untuk mendapatkan pembelajaran dan pengalaman dalam terapi wicara. Setelah  pengucapan terima kasih dari Ibu Lisa, maka Pak Boneventura Subagyo sebagai Kepala Sekolah SLB/B PANGUDI LUHUR memberikan kata penutup sebagai tanda berakhirnya pelatihan dan dilanjutkan dengan foto bersama. 

Penulis: Ika Suryani – Terapis Psikoedukatif BPK PENABUR Jakarta