Ketika kita menghadapi situasi sulit seperti kegagalan atau tantangan lainnya, rasa putus asa sering kali tidak terelakkan. Salah satu cara yang paling efektif  untuk segera keluar dari jebakan perasaan negatif yang dapat berlarut-larut tersebut adalah adalah dengan memotivasi diri sendiri melalui kalimat – kalimat positif yang dapat mengubah pola pikir sehingga memberikan dorongan untuk bangkit kembali. 

Berbagai penelitian terkini menunjukkan bahwa cara kita berbicara dengan diri sendiri dapat memengaruhi kesejahteraan emosional, motivasi, dan bagaimana kemudian kita kemudian  bertindak untuk meninggalkan perasaan negatif tersebut. Berikut ini beberapa contohnya:

1. “Ini hanya sementara, aku bisa bangkit lagi.”

Ketika kita menghadapi kegagalan atau situasi sulit lainnya, salah satu hal yang dapat membantu kita untuk tidak terjebak dalam perasaan putus asa terlalu lama adalah mengingat bahwa kondisi ini tidak akan berlangsung selamanya. 

Kalimat “ini hanya sementara, aku bisa bangkit lagi” menciptakan perspektif temporal positif yang dikenal dengan istilah temporal distancing. Penelitian oleh Carver, et al (2014) menunjukkan bahwa individu yang melihat masalah sebagai situasi sementara dan dapat diperbaiki, cenderung lebih mampu mengatasi kesulitan dan bangkit lebih cepat daripada mereka yang merasa kegagalan adalah suatu keadaan yang permanen.

2. “Kegagalan adalah bagian dari proses, bukan akhir dari segalanya.”

Kegagalan seringkali diidentikkan dengan akhir dari suatu perjalanan. Namun, satu kalimat ini mengingatkan kita bahwa kegagalan adalah bagian dari proses menuju keberhasilan. 

Penelitian yang dilakukan oleh Dweck (2017) tentang growth mindset menunjukkan bahwa individu yang melihat kegagalan sebagai peluang untuk belajar dan berkembang, lebih cenderung untuk terus mencoba dan pada akhirnya mencapai tujuan mereka.

Ketika kita mengubah cara kita melihat kegagalan, kita dapat mengurangi rasa takut dan meningkatkan ketahanan mental. Hal ini yang akhirnya mendorong kita untuk bertindak lebih banyak dan berupaya lebih baik lagi.

3. “Aku sudah melalui banyak hal yang lebih sulit dari ini.”

Seringkali, kita merasa terjebak dalam masalah yang kita hadapi saat ini, tanpa menyadari bahwa kita telah melalui banyak tantangan di masa lalu yang telah menguji ketangguhan kita. 

Kalimat “aku sudah melalui lebih banyak hal yang lebih sulit dari ini” membantu kita untuk mengingat kekuatan dan keberhasilan yang telah kita capai sebelumnya. 

Tugade, et al (2004) berbicara tentang resilience yang menunjukkan bahwa mengingat kesuksesan masa lalu dapat meningkatkan rasa percaya diri dan memberikan perasaan kontrol terhadap situasi yang ada. 

Dengan mengingat apa yang sudah kita lewati, kita dapat merasa lebih mampu untuk menghadapi masalah yang sedang dihadapi saat ini.

4. “Aku tidak sendirian. Banyak orang sukses juga pernah gagal.”

Ketika kita merasa terpuruk, penting untuk mengingat bahwa kegagalan adalah pengalaman universal yang dialami oleh banyak orang, tidak hanya kita. Termasuk mereka yang saat ini sangat sukses. 

Mengingat contoh orang – orang yang pernah mengalami kegagalan sebelum akhirnya mencapai kesuksesan dapat memberikan dorongan motivasi. Teori yang dikemukakan oleh Bandura (2016) tentang social modeling membuktikan bahwa mempelajari cara orang lain mengatasi kegagalan, dapat meningkatkan motivasi dan keyakinan diri kita. 

Oleh sebab itu, ingatlah orang-orang besar seperti Thomas Edison, Steve Jobs, dan J.K. Rowling juga pernah gagal. Mereka memberi kita perspektif bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan hanyalah sebuah langkah kecil dalam perjalanan hidup yang panjang.

5. “Setiap langkah kecil adalah kemajuan.”

Banyak orang merasa frustasi ketika hasil yang mereka inginkan tidak datang dengan cepat. Kalimat “setiap langkah kecil adalah kemajuan” mengingatkan kita bahwa setiap langkah kecil yang kita ambil menuju tujuan adalah kemajuan, meskipun tidak selalu tampak signifikan. 

Penelitian oleh Duckworth, et al (2016) menunjukkan bahwa keberhasilan jangka panjang sering kali didorong oleh ketekunan dan tekad, bukan hanya hasil yang diperoleh. Oleh karena itu, penting untuk merayakan setiap pencapaian kecil yang kita capai, karena hal itu adalah fondasi menuju keberhasilan yang lebih besar.

6. “Aku memang merasakan perasaan ini sekarang, tetapi aku tidak akan membiarkannya menguasai aku.”

Mengakui perasaan bahwa kita merasa putus asa dan kecewa ketika menghadapi kegagalan adalah salah satu langkah awal untuk menghadapinya. Namun, kita juga harus mengingat bahwa kita memiliki kendali atas bagaimana kita bereaksi terhadap perasaan tersebut. 

Kalimat ini mengajarkan kita untuk menerima perasaan negatif tanpa membiarkannya menguasai kita. Gross (2015) mengungkapkan bahwa kemampuan untuk mengelola perasaan dengan baik dapat meningkatkan kesehatan mental dan kesejahteraan secara keseluruhan. 

Kalimat tersebut membuat kita merasa memiliki kontrol atas perasaan negatif sekaligus juga semangat untuk bangkit kembali dan berupaya mengatasi kesulitan.

7. “Aku cukup, aku mampu melakukannya.”

Sering kali, ketika kita merasa gagal, kita meragukan kemampuan diri kita. Kalimat  “aku cukup, aku mampu melakukannya” membantu untuk mengingatkan kita bahwa kita cukup mampu untuk menghadapi tantangan yang ada. 

Kalimat ini adalah bentuk tindakan baik kita pada diri sendiri. Penelitian oleh Neff (2016) berkaitan dengan self-compassion menunjukkan bahwa berbuat baik kepada diri sendiri saat mengalami kegagalan dapat meningkatkan rasa percaya diri dan mengurangi kecemasan. 

Ketika kita berbicara dengan diri kita sendiri dengan penuh kasih dan percaya diri, kita sedang memberikan dukungan emosional yang penting bagi diri sendiri untuk bangkit kembali.

Penutup

Kegagalan atau situasi sulit lain yang memicu rasa putus asa adalah perasaan universal yang pasti dirasakan oleh semua orang. Hal penting dalam menghadapi situasi ini adalah bagaimana kita mengelola diri agar tidak terlarut terlalu lama dalam perasaan negatif tersebut.

Untuk itu, kalimat – kalimat positif yang kita ucapkan kepada diri sendiri dapat menjadi bantuan signifikan bagi diri sendiri. Sebab, kalimat positif memiliki kekuatan besar untuk mengubah pola pikir kita dalam situasi sulit.

Mari kita berbuat baik pada diri sendiri dengan mengucapkan beberapa kalimat positif diatas ketika sedang berada dalam situasi sulit seperti kegagalan!

(SH)

Daftar Pustaka

Bandura, A. (2016). The power of self-efficacy. In P. A. M. Van Lange, A. W. Kruglanski, & E. T. Higgins (Eds.), Handbook of theories of social psychology (pp. 82-110). Sage.

Carver, C. S., & Scheier, M. F. (2014). Mindset and coping with stress: Implications for mental health. Journal of Clinical Psychology, 70(6), 583-594. https://doi.org/10.1002/jclp.22105

Duckworth, A. L., Peterson, C., Matthews, M. D., & Kelly, D. (2016). Grit: Perseverance and passion for long-term goals. Journal of Personality and Social Psychology, 92(6), 1087-1101. https://doi.org/10.1037/0022-3514.92.6.1087

Dweck, C. S. (2017). Mindset: The new psychology of success. Random House.

Gross, J. J. (2015). Emotion regulation: Current status and future prospects. Psychological Inquiry, 26(1), 1-26. https://doi.org/10.1080/1047840X.2015.9641186

Neff, K. D. (2016). Self-compassion: The proven power of being kind to yourself. William Morrow.

Tugade, M. M., & Fredrickson, B. L. (2004). Resilient individuals use positive emotions to bounce back from negative emotional experiences. Journal of Personality and Social Psychology, 86(2), 320-333. https://doi.org/10.1037/0022-3514.86.2.320

Baca artikel lainnya…

Ikuti akun instagram kami untuk mendapatkan info-info terkini. Klik disini!