[:en]
Jakarta – Topik KKO yang diadakan di SMPK 3 PENABUR Jakarta pada tanggal 29 Oktober 2016 lalu mengingatkan kita pada target orang tua dalam mengasuh anak. Sebagai orang tua tentunya kita rindu anak-anak kesayangan kita bertumbuh menjadi remaja-remaja yang matang.
Remaja sebagai pribadi yang sedang berkembang sudah memasuki masa transisi. Bukan lagi anak-anak tapi belum juga menjadi dewasa. Di saat inilah remaja seringkali mengalami kebingungan dengan dirinya sendiri. Mereka saat ini sedang berusaha menemukan dirinya sendiri, siapakah saya?
Ibu Windry, guru BK SMPK 7 PENABUR Jakarta yang menjadi pembicara dalam KKO kali ini, mengajak orang tua yang hadir untuk menempelkan kertas di dada, kemudian memberikan instruksi agar pada orang tua menggambar wajahnya di kertas tersebut dengan pandangan tetap lurus ke depan tanpa melihat kertasnya. Tentu saja gambar wajah tersebut terlihat lucu. Seperti itulah remaja yang sedang meraba-raba dan berusaha menemukan identitas dirinya dari penilaian dan pendapat orang-orang di sekelilingnya.
Terdapat empat tingkat kematangan remaja, bila diurutkan dari tingkat yang terendah dan paling mudah terlihat ke yang tertinggi, yaitu: hukum, fisik, sosial & intelektual, dan moral.
- Kematangan secara hukum ditandai dengan terpenuhinya syarat usia untuk memiliki KTP, SIM, mengikuti PEMILU, dan lain-lain.
- Kematangan secara fisik ditandai dengan tercapainya pertumbuhan badan yang maksimal.
- Kematangan secara social dan intelektual ditandai dengan semakin kuatnya tanggung jawab dan kepekaan sosial anak.
- Kematangan Moral ditandai dengan sudah terinternalisasinya nilai-nilai keluarga dalam diri anak. Sejak masa kanak-kanak orang tua mengisi gudang moral anak dengan nilai-nilai yang benar dari firman Tuhan. Nilai-nilai ini akan terinternalisasi dalam diri anak bila mereka melihat orangtua menghidupinya.Dengan demikian orangtua perlu juga mengevaluasi gudang moral yang dimilikinya sendiri sebelum mentransfernya pada anak. Apakah nilai-nilai yang orang tua miliki dan terapkan sehari-hari sudah sejalan dengan firman Tuhan? Bila belum, orangtua dapat segera memperbaikinya dan dapat berjalan bersama anak untuk mendidiknya berdasarkan nilai-nilai tersebut. Dengan demikian anak bukan lagi digerakkan oleh paksaan untuk berbuat baik, tapi digerakkan oleh relasi yang kuat dengan orangtua. Relasi ini pun akan terbangun seumur hidup bukan hanya sementara. Ikatan keluarga akan semakin kuat dan berdampak positif pada masyarakat.
Inilah sebenarnya tugas terpenting orangtua, yaitu bukan hanya mencukupkan kebutuhan fisik, kesehatan, dan juga pendidikan anak, tapi menolong anak bertumbuh dengan moral yang kuat dan memimpin anak pada keselamatan.
Para orang tua sangat antusias dengan materi yang dibawakan kali ini. Beberapa orangtua bertanya dan berbagi pengalaman sehingga pengetahuan yang didapat pun menjadi lebih kaya.
Sumber: Ibu Kurniyanti Supriatin (Guru BK SMPK 3 PENABUR Jakarta)[:id]
Jakarta – Topik KKO yang diadakan di SMPK 3 PENABUR Jakarta pada tanggal 29 Oktober 2016 lalu mengingatkan kita pada target orang tua dalam mengasuh anak. Sebagai orang tua tentunya kita rindu anak-anak kesayangan kita bertumbuh menjadi remaja-remaja yang matang.
Remaja sebagai pribadi yang sedang berkembang sudah memasuki masa transisi. Bukan lagi anak-anak tapi belum juga menjadi dewasa. Di saat inilah remaja seringkali mengalami kebingungan dengan dirinya sendiri. Mereka saat ini sedang berusaha menemukan dirinya sendiri, siapakah saya?
Ibu Windry, guru BK SMPK 7 PENABUR Jakarta yang menjadi pembicara dalam KKO kali ini, mengajak orang tua yang hadir untuk menempelkan kertas di dada, kemudian memberikan instruksi agar pada orang tua menggambar wajahnya di kertas tersebut dengan pandangan tetap lurus ke depan tanpa melihat kertasnya. Tentu saja gambar wajah tersebut terlihat lucu. Seperti itulah remaja yang sedang meraba-raba dan berusaha menemukan identitas dirinya dari penilaian dan pendapat orang-orang di sekelilingnya.
Terdapat empat tingkat kematangan remaja, bila diurutkan dari tingkat yang terendah dan paling mudah terlihat ke yang tertinggi, yaitu: hukum, fisik, sosial & intelektual, dan moral.
- Kematangan secara hukum ditandai dengan terpenuhinya syarat usia untuk memiliki KTP, SIM, mengikuti PEMILU, dan lain-lain.
- Kematangan secara fisik ditandai dengan tercapainya pertumbuhan badan yang maksimal.
- Kematangan secara social dan intelektual ditandai dengan semakin kuatnya tanggung jawab dan kepekaan sosial anak.
- Kematangan Moral ditandai dengan sudah terinternalisasinya nilai-nilai keluarga dalam diri anak. Sejak masa kanak-kanak orang tua mengisi gudang moral anak dengan nilai-nilai yang benar dari firman Tuhan. Nilai-nilai ini akan terinternalisasi dalam diri anak bila mereka melihat orangtua menghidupinya.Dengan demikian orangtua perlu juga mengevaluasi gudang moral yang dimilikinya sendiri sebelum mentransfernya pada anak. Apakah nilai-nilai yang orang tua miliki dan terapkan sehari-hari sudah sejalan dengan firman Tuhan? Bila belum, orangtua dapat segera memperbaikinya dan dapat berjalan bersama anak untuk mendidiknya berdasarkan nilai-nilai tersebut. Dengan demikian anak bukan lagi digerakkan oleh paksaan untuk berbuat baik, tapi digerakkan oleh relasi yang kuat dengan orangtua. Relasi ini pun akan terbangun seumur hidup bukan hanya sementara. Ikatan keluarga akan semakin kuat dan berdampak positif pada masyarakat.
Inilah sebenarnya tugas terpenting orangtua, yaitu bukan hanya mencukupkan kebutuhan fisik, kesehatan, dan juga pendidikan anak, tapi menolong anak bertumbuh dengan moral yang kuat dan memimpin anak pada keselamatan.
Para orang tua sangat antusias dengan materi yang dibawakan kali ini. Beberapa orangtua bertanya dan berbagi pengalaman sehingga pengetahuan yang didapat pun menjadi lebih kaya.
Sumber: Ibu Kurniyanti Supriatin (Guru BK SMPK 3 PENABUR Jakarta)[:]