Lingkungan yang bersih dan sehat adalah dambaan semua orang, di manapun kita berada dan apapun yang kita pakai senantiasa mengutamakan kebersihan sehingga kita merasa nyaman. Sudahkah anak-anak kita terbiasa turut berperan serta membuat lingkungan yang asri dan dan rapi? Banyak orang tua mengeluh bahkan sampai marah, karena anak-anak mereka tidak hanya berbuat semaunya dengan barang–barang miliknya, diletakkan sembarang tempat sehingga rumah berantakan, botol bekas minuman, kantong plastik bekas makanan, gelas dan piring bekas pakai terkadang masih terserak di lantai, di meja, bahkan di tempat tidur.
Anak-anak telah terbiasa dilayani sejak kecil, semua keperluannya tersedia, merapikan rumah hingga bersih dan indah dibebankan pada asisten rumah tangga. Jarang sekali anak dilibatkan untuk kerja bakti menata rumah, apalagi merawat tanaman di pekarangan atau bercocok tanam. Ada lagu anak-anak zaman dulu yang syairnya berbunyi, ”Banyak nyamuk di rumahmu.. gara-gara kamu males bersih-bersih“. Ya, memang anak sudah letih dengan segudang kegiatan dan tugas-tugas sekolah, ditambah berbagai les dan kursus. Namun tidakkah disadari bahwa apapun yang dikerjakan bermuara pada keberhasilan dikarenakan pandai menata lingkungan yang sehat. Untuk apa berhasil dan berprestasi, kalau sakit karena berbagai kuman, nyamuk, bersarang di rumah yang tidak terawat?
Sebelum anak mampu peduli pada lingkungan yang lebih luas, orang tua bisa membiasakan dan memberikan teladan untuk mengupayakan anak cinta kebersihan dan kerapian dirinya, seperti mandi dan gosok gigi dua kali sehari, mampu menjaga kebersihan kamarnya, rumahnya, sekitar rumahnya, dan di manapun anak berada. Banyak anak mengabaikan peranannya terhadap keindahan lingkungan karena merasa bukan tanggung jawabnya. Berapa banyak anak yang senang menyirami tanaman di rumahnya, teringat lagu anak-anak jaman penulis kecil dulu ‘Lihat Kebunku’ baris terakhirnya berbunyi “Setiap hari kusiram semua… mawar, melati, semuanya indah“. Masih adakah anak yang bisa mempraktikkan lagu sederhana itu? Masih sempatkah orang tua mengajak anak melakukan gerakan penghijauan dengan bercocok tanam?
Peran Orangtua
Peran orangtualah yang paling penting dalam menamkan kepedulian terhadap lingkungan kepada putra-putrinya sedini mungkin, mulai dari hal yang paling kecil, misalnya membiasakan meletakkan piring sehabis makan di tempat cuci piring, kalau bisa sekalian dicuci piringnya. Membereskan tempat tidur setiap bangun tidur, menaruh handuk di tempatnya, begitu pula sepatu, kaus kaki, buku-buku dan alat tulis, serta semua mainan dan barang–barang miliknya pada tempat semula. Membuang sampah mulai dari tisu, bungkus permen, bungkus makanan, dan semua yang sudah tidak terpakai dibuang di tempat sampah. Dalam penggunaan air dan listrik, orang tua bisa menuliskan slogan misalnya “Pakai listrik dan air seperlunya, matikan bila tidak terpakai!” atau ” Hemat sekarang, sejahtera kemudian!”
Lingkungan akan berterimakasih pada manusia yang merawat dan menatanya. Sebagai wujud tanda terima kasih lingkungan, kita bisa menghirup udara yang bersih, sehat dan nyaman. Mari kita gerakkan anak-anak kita untuk peduli pada lingkungan!
Penulis: Yunianti R. (pernah mengajar sebagai Guru BK SMPK 1)
Tulisan ini dimuat dalam Majalah Best Teens No. 36 Thn. VI Edisi Desember 2016 – Januari 2017
Baca artikel lainnya
- Bagaimana Menumbuhkan Rasa Tanggung Jawab Remaja
- Memanipulasi Pikiran Negatif dengan Ucapan Syukur
- Pornografi dan Penanganannya
- Membantu Anak Remaja Berhadapan dengan Konflik Sosial
Ikuti akun instagram kami untuk mendapatkan info-info terkini. Klik disini!