Pertengkaran atau konflik adalah hal yang umum terjadi dalam sebuah hubungan, termasuk hubungan keluarga antara orang tua dan anak. Hal-hal seperti perbedaan pendapat, ketidakdisiplinan, dan anak yang tidak mau menurut seringkali melatarbelakangi timbulnya pertengkaran.

Pada dasarnya, pertengkaran tidak selalu buruk. Pertengkaran memberi kesempatan pada setiap pihak untuk menyampaikan maksud dan juga kesempatan untuk mengerti maksud pihak lain. Namun pertengkaran antara orang tua dan anak juga berpotensi membawa dampak buruk jangka panjang jika tidak diselesaikan dengan baik.

Anastasia Fanny, M.Psi, Psikolog BPK PENABUR Jakarta menyampaikan beberapa hal penting yang perlu orang tua lakukan jika terlibat pertengkaran dengan anak, sebagai berikut:

Orang tua tidak perlu terpancing amarah anak

Ketika anak mulai menunjukkan ekspresi kemarahan seperti berteriak dan membentak, orang tua tidak perlu terpancing. Teriakan tidak perlu dibalas dengan teriakan. Bentakan juga tidak perlu dijawab dengan bentakan. Ekspresi tenang dan terkontrol dari orang tua ketika terlibat pertengkarangn dengan anak akan membuat orang tua tetap berada di posisi pemegang otoritas.

Diam dan mendengarkan

Pertengkaran terjadi karena pihak-pihak yang terlibat ingin mempertahankan maksud atau keinginannya. Ketika anak mulai berkata-kata dengan cepat sehingga tidak bisa disela (nyerocos), adalah kesempatan bagi orang tua untuk diam dan mendengarkan.

Berkaitan dengan hal ini, Marcia Reynolds Psy,D dalam psychologytoday.com mengatakan bahwa memberikan kesempatan pihak lain untuk menyampaikan ide dalam sebuah konflik akan memberikan rasa aman secara psikologis. Di sisi lain, tidak adanya kesempatan justru akan membuat anak menjadi makin defensif atau diam sehingga akar pertengkaran jadi berlarut-larut terpendam dalam hati dan memberikan dampak buruk jangka panjang.

Memberikan pengertian

Setelah anak selesai dengan segala argumennya, maka saatnya bagi orang tua sebagai pemegang otoritas untuk menyelesaikan.

Ketika anak sudah mulai tenang, orang tua dapat mulai memberikan pengertian dengan lembut. Hal-hal yang disampaikan antara lain; bahwa tidak baik seorang anak membentak orang tua, pendapat dapat disampaikan dengan tenang agar orang lain lebih mudah mengerti, dan bagaimana ia mengatasi perbedaan pendapat akan berpengaruh pada pergaulannya dengan teman-temannya nanti.

Memberikan sentuhan

Berikan sentuhan pada anak untuk membantunya menenangkan diri. Belaian lembut dari orang tua juga akan membuat anak paham bahwa pertengkaran tidak berarti ketiadaan cinta. Dalam situasi seperti ini, belaian menjadi penegas cinta orang tua pada anak.

Orang tua menjadi contoh

Kedua orang tua tidak perlu selalu menutup-nutupi adanya perbedaan pendapat di hadapan anak. Karena, bagaimana kedua orang tua menyelesaikan perbedaan akan menjadi contoh bagi anak. Apakah kedua orang tua terlibat pertengkaran atau saling bentak alih-alih berdiskusi adalah model yang akan ditiru oleh anak.

Berkaitan dengan hal ini, Kopystynska, seorang peneliti dari University of Arizona, dalam sebuah penelitiannya mengatakan bahwa penyelesaian konflik yang terjadi diantara orang tua berdampak pada keamanan emosional anak. Interaksi yang buruk diantara kedua orang tua akan membuat anak merasa terancam dan menurunkan rasa percayanya pada keutuhan keluarga. Oleh karena itu, penting bagi kedua orang tua untuk memiliki kemampuan menyelesaikan konflik dengan tenang dan hormat.

Yuk, selesaikan dengan baik pertengkaran orangtua dan anak..

(sh)

Referensi:

Alexis Blue. 2017. Parents: How to Manages Conflict Has an Impact  on Your Kids. Dimuat dalam http://news.arizona.edu. Diakses pada 28 Juli 2021.

Marcia Reynolds Psy,D. 2021. 5 Steps  to Conflict Reduction. Dimuat dalam http://psychologytoday.com. Diakses pada 28 Juli 2021.

aca artikel lainnya…

Ikuti akun instagram kami untuk mendapatkan info-info terkini. Klik disini!