Liburan sekolah anak adalah kesempatan untuk mengatasinya.

Setahun belakangan para orang tua menjalankan fungsi tambahan, yaitu sebagai guru yang mendampingi anak home learning. Hal ini dapat memicu parental burnout. Apakah Papa atau Mama mengalaminya?

Proses balajar mengajar yang kini dilakukan jarak jauh karena pandemi tentu menambah beban pikiran tersendiri bagi para orang tua. Tidak semua anak dapat belajar dengan mandiri, perubahan suasana hati anak, tidak menghadiri kelas daring, hingga anak tidak mengerjakan tugas-tugas dari guru. Anak-anak sering kali jadi menuntut perhatian lebih dibanding ketika sekolah tatap mua sebelum pandemi. Kondisi ini bahkan tidak hanya jamak terjadi pada orang tua dengan anak-anak dari jenjang kecil. Anak-anak yang mulai remaja juga seringkali menunjukkan perubahan perilaku yang menyulitkan bagi para orang tua. Hal ini menjadi sumber stres bagi para orang tua.

Apa itu Parental Burnout?

Parental burnout digambarkan sebagai kondisi dimana orang tua merasa kelelahan dan jenuh secara fisik dan mental ketika menjalankan peran sebagai orang tua. Ciri lain yang umumnya dirasakan oleh para orang tua adalah: cenderung merasa tidak sabaran, hubungan emosial dengan anak terasa renggang, perasaan gagal sebagai orang tua, hingga kecenderungan menjauhkan diri dari anak.

Parental burnout disebabkan oleh ketidaksesuaian antara sumber daya yang dimiliki oleh orang tua dengan stressor atau tekanan yang diterima orang tua (Mikolajczak dkk, 2019). Dalam kondisi pandemi seperti sekarang ini, dapat dipahami bahwa stressor yang diterima oleh para orang tua menjadi berlipat. Lalu, apa yang dapat dilakukan Papa Mama jika merasa mengalami gejala parental burnout?

Mengatasi Parental Burnout
1. Tetap berpikir positif

Dikutip dari nytimes.com, Pooja Lakshmin, M.D., asisten klinis profesor psikiatri di Universitas George Washington menganjurkan untuk memaksa otak memikirkan hal positif tidak peduli seberapapun kecilnya. Ia mengatakan bahwa hal tersebut dapat membantu mengurangi rasa kelelahan. Oleh karena itu, baik bagi orang tua untuk menulis jurnal harian dan mencatat hal-hal atau keberhasilan kecil yang berhasil dilakukan sebagai orang tua. Misalnya, jika papa atau mama berhasil menahan diri untuk tidak membentak anak.

Coparenting

Seperti disebutkan sebelumnya bahwa parental burnout disebabkan oleh stressor yang melebihi sumber daya yang dimiliki oleh orang tua. Oleh karena itu, salah satu hal yang dapat dilakukan oleh orang tua adalah coparenting untuk meningkatkan sumber daya yang ada. Jika sebelumnya pengasuhan anak dominan dilakukan oleh salah satu pihak, papa atau mama, maka kini kedua belah pihak dapat terlibat bersama. Kebersamaan seperti ini tidak hanya memberikan didukungan berbagi tugas mendampingi anak bagi papa atau mama yang mengalami parental burnout, tetapi juga adalah sumber daya dukungan emosial.

Jika kerjasama diantara papa dan mama dirasa masih kurang, orang tua sebaiknya mempertimbangkan untuk melibatkan orang dewasa lain yang ada di rumah. Misalnya, paman, bibi, kakek, atau nenek. Konsultasi dengan professional juga dapat dijadikan pilihan apabila parental burnout telah dirasa amat mengganggu fungsi orang tua sehari-sehari.

Melakukan hal yang berbeda

Dikutip dari psychologytoday,com, sebuah penelitian membuktikan bahwa melakukan hal yang berbeda akan memberikan manfaat psikologis yaitu meningkatkan well-being atau perasaan sejahtera. Liburan akhir tahun pelajaran ini nampaknya adalah kesempatan yang baik bagi para orang tua untuk melakukan hal yang berbeda selagi tidak ada home learning. Orang tua dapat mengajak anak melakukan hal baru. Misalnya: mengubah dekorasi ruangan, memasak makanan istimewa, atau sekedar menonton film bersama sepanjang hari. Selain melakukan hal berbeda bersama, pada dasarnya tidak ada salahnya jika papa atau mama menggunakan kesempatan liburan sekolah anak untuk me-time.

Selamat menikmati liburan sekolah anak..

(sh)

Referensi:

Grose, Jessica. 2020. School’s Out. Parental Burnout Isn’t Going Away. Dimuat pada https://nytimes.com. Diakses pada Rabu, 23 Juni 2021.

Joorman, Jutta. 2021. Why Doing Something Different  Can Boost Well-Being? Dimuat di https://psychologytoday.com. Diakses pada Rabu, 23 Juni 2021.

Mikolajczak, Moira, dkk. 2019. Parental Bournout: What Is It? And Why Does It Matter?. researchgate.net. DOI:10.1177/2167702619858430.

https://en.burnoutparental.com/ Diakses pada Kamis, 24 Juni 2021.

Baca artikel lainnya…

Ikuti akun instagram kami untuk mendapatkan info-info terkini. Klik disini!