Beberapa waktu yang lalu saya sedang melakukan perjalanan menggunakan commuter line (KRL) ke Bogor. Gerbong kereta tidak terlalu padat dengan penumpang, mungkin karena hari Sabtu sehingga orang-orang memilih beristirahat dari keramaian kota Jakarta. Saya mendapatkan tempat duduk dekat dengan pintu yang menghubungkan tiap gerbong. Sambil menikmati perjalanan saya membaca buku. Ketika sedang asyik membaca, tiba-tiba ada yang menabrak saya dari depan. Saya terkejut. Seorang remaja mungkin usianya sekitar 16 tahun, “maaf ya bu.. saya sedang bermain pokemon, tidak melihat jalan”. Saya hanya tersenyum, membiarkan anak tersebut berlalu sambil tetap fokus pada hp-nya tanpa melihat jalan. Kejadian ini membuat saya penasaran dengan game Pokemon go.
Pokemon go adalah salah satu game yang sedang fenomenal di Indonesia dan di berbagai negara di dunia. Dalam game Pokemon Go, para pemain dapat mencari dan menangkap sebanyak-banyaknya Pokemon diberbagai tempat. Jenis pokemon yang dicari juga beragam di setiap lokasi. Pasti menyenangkan bermain permainan ini, karena sifatnya yang dapat menguji adrenalin dan setiap pencapaian mendapatkan pokemon ada keinginan untuk mengumpulkan lebih.
Terlihat mengasyikan ya, mengumpulkan pokemon di sepanjang tempat kita berada, merawat dan melatihnya, kemudian dapat digunakan untuk bertanding dengan pokemon milik orang lain secara online. Pasti menyenangkan. Namun dibalik asyiknya game ini, ada dampak negatifnya. Salah satunya tidak mempedulikan keselamatan diri. Seperti yang saya alami dengan anak muda tadi, dengan bermain pokemon (tidak menutup kemungkinan semua game) anak mengabaikan keselamatan diri. Ketika sedang bermain akan mengabaikan lingkungan sekitar bahkan keselamatan diri sendiri. Bisa saja tidak melihat jalan, kemudian jatuh, menabrak orang atau tiang, tidak melihat adanya parit atau batu dan lain sebagainya. Bahaya lain yang mungkin terjadi saat asyik bermain ditempat yang sepi, berpotensi munculnya tindak-tindak kriminal seperti perampokan maupun penculikan.
Disamping itu anak yang sudah kecanduan game pokemon go cenderung melupakan prioritas dan kewajibannya di rumah maupun di sekolah. Anak menjadi tidak termotivasi untuk belajar, penurunan semangat belajar dan lebih menikmati waktu dengan dirinya sendiri. Hal ini berdampak pada konsentrasinya dalam mengikuti dan meyerap materi pelajaran di sekolah, interaksi dan hubungan sosial bersama teman-teman, keluarga dan lingkungan sekitarnya .
Melihat dampak yang mungkin terjadi akibat game pokemon go, orangtua pasti tidak ingin putera dan puterinya kecanduan game. Nah apa saja yang bisa dilakukan orangtua? berikut beberapa tips yang bisa dicoba :
- Membuat kesepakan bersama anak dengan memberikan batasan waktu yang tegas dan disiplin untuk memainkan game. Apabila anak tidak belajar dan terus bermain game orangtua dapat menyita gadget yang dimiliki anak. Tujuannya untuk membentuk pola baru bagi anak.
- Orangtua dapat mengeksplorasi hobi dan minat anak kemudian mengarahkannya pada kegiatan yang positif sesuai dengan hobi dan minat anak. Misalnya dengan kursus musik, art, robotics, fun olympic games dan kegiatan lain yang dapat menstimulus kreativitas dan imajinasi anak
- Orangtua hendaknya menyediakan quality time bersama dengan anak dan mengurangi penggunaan gadget saat bersama dengan anak. Orangtua dan anak dapat melakukan kegiatan bersama seperti olahraga, membaca buku cerita bersama orangtua, bermain musik atau bernyanyi bersama. Buatlah anak merasa nyaman berkegiatan bersama anda.
- Memberikan sarana bagi anak untuk berinteraksi dengan banyak orang. Misalnya dengan mengajak anak untuk ikut dalam pertemuan keluarga, mendukung anak untuk ikut dalam kegiatan ekstra kurikuler di sekolah atau mengikuti kegiatan-kegiatan rohani di gereja.
Komunikasi dan interaksi sosial yang baik antara orangtua dengan anak akan membantu anak dalam menghadapi tantangan-tantangan era globalisasi, sehingga anak mampu memiliki pemikiran yang berkembang dan kreatif namun tetap terarah.
Penulis: Valleria Vidya (Psikolog Lapendik BPK PENABUR Jakarta)