5 Langkah untuk Berhenti Menunda
Pada artikel yang sebelumnya telah dibahas mengenai dampak prokrastinasi pada kualitas hidup seseorang. Kenyataannya, seringkali meski kita sadar kita akan menanggung konsekuensi negatif, namun berhenti menunda bukan hal yang selalu mudah.
Berikut ini 5 langkah yang dapat kita lakukan untuk melepaskan label sebagai seorang penunda kronis, atau prokrastinator.
1. Sadari tentang Apa, Bagaimana, dan Kenapa Menunda
Langkah pertama adalah menyadari tentang tugas apa biasanya kita tunda. Karena, kita umumnya tidak menunda untuk tugas-tugas yang kita sukai. Selanjutnya, identifikasi juga bagaimana kita melakukan penundaan dan alasan menunda.
Menyadari ketiga hal tersebut, setidaknya kita akan lebih mawas dan dapat memotivasi diri untuk meninggalkan kebiasaan buruk ini.
Sebagai contoh, “A” selalu menunda mengerjakan tugas mata pelajaran sejarah. Cara melakukan penundaannya adalah melakukan kegiatan produktif lain seperti membereskan kamar atau menyiram tanaman.
Alasan A menunda rupanya karena memang tidak menyukai mata pelajaran tersebut sehingga ia malas mengerjakan tugas-tugas yang terkait.
Maka, “A” perlu merefleksi diri lebih dalam penyebab ia tidak menyukai pelajaran sejarah. Lalu, ia dapat mengubah struktur berpikirnya dengan lebih fokus pada hal-hal positif dari pelajaran sejarah.
2. Membuat Action Plan dan Melakukan Monitoring
Membuat action plan dan melakukan monitoring adalah langkah selanjutnya. Kita dapat memecah sebuah tugas besar yang tidak menyenangkan menjadi langkah-langkah kecil yang dikerjakan sesuai jadwal. Melalui jadwal ini lah kita memonitoring diri sendiri.
Melanjutkan contoh sebelumnya, “A” dapat membuat action plan dengan menjadwalkan pengerjaan tugas pelajaran sejarah ke dalam tahap-tahap yang lebih kecil dalam beberapa hari. Dengan demikian, dalam sehari “A” hanya perlu berhadapan sebentar saja dengan hal yang tidak disukainya.
Hal penting pada bagian ini adalah komitmen untuk benar-benar melakukan tahapan kecil sesuai dengan jadwal.
3. Kerjakan Tugas Menyenangkan Lebih Dulu
Mendorong diri sendiri untuk melakukan tugas yang tidak disukai, meskipun dibagi ke dalam tahapan kecil, akan menguras banyak energi. Oleh karena itu, sebaiknya kita mengerjakan tugas yang kita sukai lebih dahulu.
Ketika melakukan tugas yang menyenangkan, tubuh kita akan dipenuhi oleh energi. Setelah itu, tanpa jeda yang terlalu panjang, sebaiknya segera memulai mengerjakan tugas yang sering kita tunda tersebut.
Dengan cara ini, kita masih memiliki sisa energi dan emosi positif dari tugas sebelumnya untuk menyelesaikan tugas yang dirasa kurang menyenangkan.
4. Menghindari Jebakan Prokrastinasi
Menunda tugas dengan pemikiran seperti “Aku tidak bisa belajar jika kamar belum bersih dan rapi” adalah jebakan prokrastinasi. Kita menipu diri sendiri dengan berpikir bahwa penundaan dilakukan dengan alasan positif.
Padahal yang benar adalah, jika memang kita membutuhkan situasi kondusif untuk mengerjakan tugas yang kurang disukai, kita perlu mempersiapkannya sebelum jadwal mengerjakan tugas yang telah kita tetapkan sendiri.
Contohnya, “A” menjadwalkan akan mengerjakan tugas pelajaran sejarah pukul 7 malam. Makai a perlu mulai membersihkan dan merapikan kamar pada pukul 6. Dengan demikian, ia akan mulai mengerjakan tugas sesuai dengan jadwal.
5. Beri Penghargaan pada Diri sendiri
Jadikan kegiatan yang menyenangkan sebagai penghargaan setelah berhasil mengerjakan tugas yang kurang disukai sesuai dengan jadwal. Dengan demikian kita pun akan lebih bersemangat untuk menyelesaikan tugas.
Melanjutkan contoh di atas misalnya. “A” sangat suka berselancar di media sosial. Maka, “A” dapat menantang dirinya sendiri hanya akan membuka media sosial setelah tahap kecil mengerjakan tugas telah ia selesaikan.
Kesempatan berselancar di media sosial berperan sebagai penghargaan untuk diri sendiri setelah berhasil mengontrol kebiasaan buruk.
Kesimpulan
Berhenti menunda dan melepaskan label sebagai prokastinator membutuhkan komitmen pada diri sendiri yang kuat. Melakukan kelima langkah di atas dan fokus untuk memikiran kebaikan diri sendiri dan orang-orang terdekat adalah langkah terbaik saat ini.
(SH)
Referensi
Angela Haupt (2021) Why do we procrastinate, and how can we stop? Expert have anwers. The Washington Post, Democracy Dies in Darkness. Published at https://washingtonpost.com. Accessed on July, 5 2022.
Snehitha, M, et al (2021) Procrastination: Serious Issue to Be Considered – A Review. Quest Journals. Journal of Medical and Dental Science Research, Vol. 8, Issue 8, pp: 01-05. ISSN: 2394-076X
How to Stop Procrastinating: A Guide for People Who Want to Overcome Procrastination and Start Getting Things Done. Published at http://solvingprocastion.com. Accessed on July,6 2022.
Put Off Procastinating!! Module 5 Practical Techniques To Stop Procrastination. Centre for Clinical Interventions. Psychotherapy, Research, Training. Published at http://cci.health.wa.gov.au . Accessed on July,6 2022.
Baca artikel lainnya…
- The Power of “Kepepet” dalam Prokrastinasi
- Ternyata Otak Membentuk Memori Ketika Kita Tidur
- Bagaimana Ramalan Zodiak Menjadi Kenyataan dan Banyak Orang Percaya?
- Penjelasan Psikologis Mengapa Kita Suka Film Horor
Ikuti akun instagram kami untuk mendapatkan info-info terkini. Klik disini!