Orang tua kerap dibuat kesal dan kehabisan akal oleh perilaku menyimpang anak seperti suka bertindak kasar dan sulit dinasihati. Dengan perilaku semacam ini, anak biasanya akan mendapat label nakal.

Di sisi lain, ilmu psikologi mengidentifikasi adanya gangguan perilaku yang kerap ditemukan pada usia anak dan remaja, yaitu conduct disorder. Gangguan ini berbeda dengan kenakalan yang wajar namun sayangnya kerap tidak terdeteksi.

Padahal, apabila tidak ditangani dengan baik, gangguan ini beresiko menurunkan kualitas hidup individu yang mengalami. Tak sampai disitu, perilaku maladaptif yang dilakukan dapat merugikan orang-orang di sekitarnya.

Sebagai gambaran, penelitian membuktikan bahwa Conduct disorder terbukti berdampak buruk pada perkembangan sosial kognisi anak.

Dogde (2003) mencatat bahwa anak-anak dengan masalah perilaku ini cenderung kesulitan mengembangkan metode untuk menyelesaikan masalah tanpa agresivitas. Akibatnya, anak mudah terlibat dalam perkelahian dengan teman sebayanya.

Tak sampai disitu, Slough, et a (2007) mencatat bahwa relasi orang tua dengan anak maupun remaja menjadi renggang karena gangguan ini. Orang tua mungkin saja sudah menunjukkan penolakan nyata terhadap perilaku negatif anak karena menyerah dalam usaha mendisiplinkan.

Ciri-Ciri Conduct Disorder (CD)

Merujuk pada International Classification of Disease 10th (ICD-10), Scott (2012) menjelaskan ciri-ciri gangguan perilaku yang membedakannya dengan kenakalan yang wajar pada anak maupun remaja.

1. Perilaku Agresif

Seperti telah disinggung sebelumnya bahwa anak-anak dengan CD memiliki kecenderungan untuk bertindak agresif. Mereka dapat menyasar saudara kandung baik kakak maupun adik, hingga hewan.

Selain itu, penggunaan benada-benda untuk menyakiti juga dapat terjadi. Contohnya, berusaha menusukkan pensil ke teman.

2. Suka Merusak Benda

Ciri berikutnya adalah kecenderungan untuk suka merusak benda. Misalnya dengan melempar atau membanting. Benda-benda yang menjadi sasaran tidak hanya milik sendiri.

Anak dengan CD juga terdorong melanggar hak orang lain dengan melakukan perusakan pada barang yang bukan miliknya. Hal ini tentu memicu penolakan dari orang lain sehingga berdampak negatif pula pada perkembangan sosialnya.

Tentang hal ini, Kerekes, et al (2020) mencatat bahwa CD pada masa anak dan remaja adalah faktor yang secara siginifikan memicu perkembangan gangguan kepribadian antisosial.

3. Penipuan hingga Pencurian

Tindakan tidak bertanggung jawab seperti penipuan dan pencurian juga adalah ciri anak dan remaja mengalami gangguan perilaku. Kebiasan buruk seperti ingkar janji, memalsukan tanda tangan orang tua, dan pencurian adalah bentuk kontretnya.

Pada spektrum tertentu, anak dengan CD bahkan berani terlibat konfrontasi dengan pemilik barang ketika mencuri. Motivasi perilaku negatif pada anak dengan CD adalah berusaha menghindari kewajiban dan tanggung jawab.

4. Melanggar Peraturan

Masih terkait dengan poin sebelumnya, pelanggaran aturan secara serius juga adalah ciri adanya gangguan perilaku. Contohnya yaitu malas belajar dan membolos. Inilah sebabnya gangguan CD berdampak nyata pada prestasi belajar di sekolah.

Pelanggaran lebih berat seperti kabur dari rumah, merokok, minum alkohol, hingga mengkonsumi obat terlarang juga dapat terjadi.

Apa yang Perlu Dilakukan Bila Anak Munjukkan Ciri Conduct Disorder?

Conduct Disorder adalah jenis gangguan perilaku yang membutuhkan diagnosis dari profesional, yaitu psikolog. Maka, hal pertama dan utama yang perlu dilakukan oleh orang tua ketika anak menunjukkan ciri CD adalah segera mencari bantuan profesional.

Orang tua juga dapat berkoordinasi dengan Guru BK atau Psikolog. Intervensi yang tepat dan segera dapat dilakukan oleh orang tua untuk mengubah perilaku yang tidak diharapkan.

Studi yang dilakukan oleh Bywater, et al (2009) membuktikan bahwa perilaku maladaptif yang dilakukan oleh remaja dengan conduct disorder dapat berkurang dengan adanya intervensi serius dari orang tua.

Meski demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa pada kasus yang lebih berat dengan gejala gangguan psikiatris, individu akan menerima terapi farmakologi dari psikiater.

Layanan Psikologi BPK PENABUR Jakarta

Selain disebabkan oleh gangguan perilaku, anak dan remaja dapat mengalami berbagai kondisi lain yang menghambat proses belajar dan menurunkan kualitas hidup secara umum.

BPK PENABUR Jakarta berkomitmen untuk menyediakan layanan psikologi bagi siswa dan orang tua siswa untuk mendukung menanganan berbagai kondisi hambatan belajar. Siswa dan orang tua dapat menerima layanan ini melalui rujukan dari Guru BK yang bertugas di sekolah masing-masing.

(SH)

Referensi

Dodge K.A. (2003) Do social information-processing patterns mediate aggressive behavior? In: Lahey BB, Moffitt TE, Caspi A, editors. Causes of conduct disorder and delinquency. New York: Guilford Press. pp. 254–274

Slough, Nancy M, et al (2007) Preventing Serious Conduct Problems in School-Age Youths: The Fast Track Program. NIH National Library of Medicine. PubMed Central. doi:10.1016/j.cbpra.2007.04.02

Kerekes, Nora, et al (2020) Conduct disorder and somatic health in children: a nationwide genetically sensitive study. BMC Psychiatry. Sweden: Department of Health Science, University West. https://doi.org/10.1186/s12888-020-03003-2

Scott, Stephen (2012) Conduct Disorders. Externalising Disorders, Chapter D3. IACAPAP e-Textbook of Child and Adolescent Mental Health. Geneva: International Association for Child and Adolescent Psychiatry and Allied Professions.

Baca artikel lainnya…

Ikuti akun instagram kami untuk mendapatkan info-info terkini. Klik disini!