Suatu hari, Molly seorang gadis perternakan si pemerah susu pergi ke kadang sapi utuk mengisi embernya dengan susu. Tugasnya adalah memerah susu sapi lalu membawa susu tersebut ke pasar untuk dijual.

Molly senang memikirkan tentang uang yang akan ia dapatkan dari menjual susu dan apa yang akan dia belanjakan dengan uang tersebut.

Saat dia mengisi ember dengan susu dan pergi ke pasar, dia kembali memikirkan semua barang yang ingin dia beli. Saat dia berjalan di sepanjang jalan, dia berpikir untuk membeli kue dan sekeranjang penuh stroberi segar.

Sedikit lebih jauh dalam perjalanan ke pasar, dia melihat seekor ayam. Dia berpikir, “Dengan uang yang saya dapat hari ini, saya akan membeli ayam sendiri. Ayam itu akan bertelur, lalu saya bisa menjual susu dan telur dan mendapat lebih banyak uang!”

Dia melanjutkan, “Dengan lebih banyak uang, saya akan dapat membeli gaun mewah dan membuat semua pemerah susu di desa ini cemburu.”

Karena kegirangan, Molly mulai melompat-lompat, melupakan susu di embernya. Segera, susu mulai tumpah. Bahkan, ada yang hingga membasahi baju Molly. Basah kuyup, Molly berkata pada dirinya sendiri, “Oh tidak! Saya tidak akan pernah punya cukup uang untuk membeli ayam sekarang.”

Dia pun akhirnya pulang dengan ember kosongnya.

“Ya Tuhan! Apa yang terjadi denganmu?” tanya ibu Molly.

“Saya terlalu sibuk memimpikan semua barang yang ingin saya beli sehingga saya lupa tentang embernya,” jawabnya.

“Oh, Molly, sayangku. Berapa kali Ibu harus mengatakan, “Jangan hitung ayammu sampai menetas?”

Pesan Moral: Jangan menghitung ayam Anda sampai menetas

(diadaptasi dan disesuaikan dari https://momlovesbest.com/)

Cerita Inspiratif lain..

Mawar dan Kaktus

Anggur Asam

Apa yang Pergi, Akan Kembali

Seorang Gadis yang Menumbuhkan Sayap