Ketika kita harus kembali ke kehidupan nyata

Siapa disini yang termasuk ‘kaum online’? Atau, siapa yang lebih suka masa seperti sebelum pandemi Covid-19? Yaitu, masa ketika pertemuan tatap muka/fisik jauh lebih banyak dilakukan dibandingkan dengan sekarang.

Pandemi Covid-19 sudah hampir selesai. Hal ini tidak mungkin dapat diubah. Tanpa kita sadari, masa pandemi yang berlangsung kurang lebih 2 tahun tentu telah banyak berpengaruh pada perilaku dan karakteristik kita saat ini.

Bagaimana Pandemi Covid-19 Mempengaruhi Kita?

Pengaruh pandemi Covid-19 tidak lepas dari teknologi yang dipaksa untuk berkembang karena sangat dibutuhkan saat itu. Berbagai aspek kehidupan kita seperti seolah didigitalkan menjadi kehidupan yang serba online.

Hal ini nampak dari berbagai pertemuan yang diadakan dengan ruang virtual, alih-alih bertemu secara fisik. Tak hanya itu, terjadi perkembangan penggunaan uang digital yang sangat pesat, e-commerce, hingga layanan media over-the-top (OTT). Semua dapat kita lakukan dan dapatkan hanya dengan setuhan jari pada layar ponsel pintar kita.

Selain itu, selama masa pandemi, sebagai siswa kita juga melakukan pembelajaran jarak jauh. Pada saat itu, kita tidak perlu bangun pagi untuk bersiap pergi ke sekolah. Yang lebih menyenangkan, jam sekolah juga dipersingkat.

Dari Online ke Onsite

Kondisi kehidupan online selama pandemi membuat kita berada dalam kenyamanan. Habituasi terjadi ketika kita sudah terbiasa dengan kebiasaan yang membuat nyaman dan mudah ketika semua serba online.

Sehingga, saat sekarang telah memasuki masa endemi, kita merasa dipaksa harus menghadapi berbagai perubahan. Sebagai siswa kita harus kembali ke sekolah. Segala peraturan dan disiplin kembali tegak dihadapan kita setelah sekitar 2 tahun tidak terlalu kita rasakan.

Perubahan semacam ini dapat berpengaruh pada kesehatan mental kita. Kita menjadi mudah terngganggu, stres dan frustasi. Yang dahulu mudah, instan, menyenangkan, dan fleksibel menjadi sulit, kaku, butuh proses, dan membosankan.

Online Vs Onsite

Penggunaan media online maupun tatap muka secara onsite memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Kita perlu menyadari bahwa penggunaan media online pada masa pandemi diperlukan karena situasi tersebut adalah situasi khusus.

Sekarang, setelah masa pandemi berakhir, kita perlu menyadari bahwa kita perlu kembali ke dunia nyata. Yaitu, bahwa pertemuan tatap muka akan lebih banyak dilakukan. Online maupun onsite bukanlah seperti air dan minyak yang selalu terpisah dan tidak dapat dipadupadankan.

Pada kondisi sekarang, penggunaan media online juga sangat diperlukan untuk menunjang kegiatan yang tidak bisa dilakukan secara onsite. Online dan onsite adalah hal yang dapat saling mendukung untuk mencapai satu tujuan yang sama.

Penulis: Indra Tanuwijaya, M.Psi., Psikolog (Psikolog Jenjang SMP-SLTA BPK PENABUR Jakarta)

Baca artikel lainnya…

Ikuti akun instagram kami untuk mendapatkan info-info terkini. Klik disini!