Tidur adalah aktivitas umum sehari-hari. Bahkan saat masih bayi, tidur adalah aktivitas utama bagi kita. Namun, karena terlalu menganggap tidur sebagai hal yang biasa, kita sering kurang menyadari tentang dampaknya yang signifikan bagi kehidupan.

Tidur tidak hanya sekedar waktu untuk mengistirahatkan fisik setelah berbagai aktivitas seharian. Sebab kenyataannya, cukup waktu dan kualitas tidur juga baik untuk kesehatan mental. Hal ini berlaku terutama pada anak dan remaja. Masalah tidur pada usia ini dapat terus terbawa dan memicu dampak merugikan yang bagaikan bola salju.

Durasi Tidur Ideal

Sebelum semakin mendalam pada pembahasan tentang kaitan tidur dengan kesehatan mental, berikut adalah rekomendasi durasi waktu tidur yang ideal:

Waktu Tidur untuk Anak/Pra Remaja

Setiap kategori usia memiliki kebutuhan waktu tidur yang berbeda-beda. Hal ini mengingat bahwa tubuh mengalami proses yang berbeda untuk setiap usia.

Untuk anak dan pra remaja usia 6 hingga 12 tahun, waktu tidur yang ideal adalah antara 9 hingga 12 jam. Durasi ini dapat terbagi menjadi beberapa waktu. Misalnya adalah waktu tidur malam dan tidur siang.

Waktu Tidur untuk Remaja

Hal yang berbeda berlaku untuk kelompok usia yang lebih tua, yaitu remaja usia 13 hingga 18 tahun. Rekomendasi waktu tidur yang ideal adalah 8 hingga 10 jam sehari.

Kaitan Tidur dengan Kesehatan Mental Remaja

Peneliti menyebutkan bahwa remaja adalah usia dengan kondisi kesehatan mental yang rentan. Terutama, dalam kaitannya dengan waktu dan kualitas tidur.

Berikut ini adalah beberapa penjelasan mengenai kaitan tidur dengan kondisi kesehatan mental bagi para remaja:

1. Kurang Konsentrasi

Chan (2023) melaporkan bahwa kurangnya durasi tidur maupun kualitas tidur berdampak buruk pada konsentrasi. Saat tidur, otak kita pada dasarnya masih terus bekerja untuk mengendapkan berbagai informasi yang kita terima sepanjang hari.

Inilah sebabnya kita lebih prima dalam berpikir dan mengutarakan pikiran pada pagi hari. Maka dari itu, apabila kita tidak mendapatkan tidur malam yang cukup, ini akan mengganggu konsentrasi dalam beraktivitas pada hari berikutnya.

Padahal, pagi hari adalah waktu belajar bagi anak remaja. Dengan demikian, durasi yang kualitas tidur malam yang kurang akan merugikan produktivitas belajar bagi remaja.

2. Masalah Emosional dan Perilaku

Penelitian yang dilakukan oleh Qiu,et, al, (2022) membuktikan bahwa kualitas tidur berdampak lebih signifikan daripada durasi tidur. Ia menyoroti bahwa banyak terbangun pada malam hari lebih banyak membawa dampak merugikan pada kondisi emosional.

Khususnya pada remaja, banyak terbangun pada malam hari berkaitan dengan perilaku hiperaktif pada siang hari. Mereka cenderung berusaha untuk mengatasi rasa lelah dan kantuk dengan terus bergerak. Namun, gerakannya tidak produktif karena kondisi fisik yang tidak fit.

Selain itu, banyak terbangun juga membuat remaja menjadi kesulitan dalam mengatur suasana hati. Mereka cenderung melakukan maladjustment psikologis. Akibatnya, remaja dengan masalah tidur juga banyak menampilkan masalah dalam hal emosional.

3. Gejala atau Dampak Gangguan Kesehatan Mental?

Masalah kesehatan mental dan gangguan tidur memiliki hubungan kausalitas yang unik. Yaitu, keduanya dapat terhubung secara dua arah.

Gangguan tidur dapat menjadi faktor resiko yang berdampak pada masalah perkembangan kesehatan mental pada anak dan remaja. Terutama, apabila masalah tidur berlangsung terus-menerus selama 2 tahun berturut turut Qiu,et, al, (2022).

Masalah kesehatan mental yang terkait antara lain adalah depresi dan timbulnya kecemasan (Qiu, et al, 2022; Chan, 2023). Para pemuda yang melaporkan status kesehatan mental ini mengaku memiliki masalah tidur pada masa remajanya.

Data ini didukung juga oleh Scott, et al (2021) yang mengatakan bahwa seorang insomnia dua kali lipat lebih mungkin mengalami depresi daripada yang tidak.

Para peneliti menitikberatkan bahwa durasi dan kualitas tidur sangat penting bagi remaja. Remaja membutuhkan kondisi yang prima baik secara fisik maupun mental untuk menghadapi berbagai tantangan perubahan pada usia tersebut. Sebab itu, masalah tidur pada remaja dapat memicu resiko kesehatan mental jangka panjang.

Di sisi lain, Scott, et al (2021) membuktikan adanya arah relasi untuk arah yang sebaliknya. Yaitu, bahwa masalah tidur merupakan bagian dari gejala gangguan mental yang lebih serius. Antara lain adalah stres pasca trauma (PTSD), gangguan makan, dan spektrum psikosis seperti halusinasi dan delusi.

Tips Meningkatkan Kualitas Tidur

Untuk meminimalkan dampak merugikan jangka panjang akibat kurangnya waktu dan kualitas tidur pada remaja, ada beberapa hal yang dapat diupayakan.

1. Menciptakan Suasana yang Mendukung

Tips pertama adalah dengan menciptakan suasana yang mendukung. Antara lain adalah tempat tidur yang bersih, pencahayaan yang redup, suhu yang sejuk, dan sunyi. Suasana ini akan membantu agar tubuh lebih cepat mengantuk dan terlelap.

2. Rutinitas Sebelum Tidur

Tips berikutnya adalah rutinitas sebelum tidur. Beberapa hal yang perlu dilakukan adalah membuat jadwal reguler untuk persiapan tidur dan waktu untuk bangun. Sediakan waktu persiapan antara 30 menit hingga 1 jam sebelum tidur untuk bersantai. Ini akan menjadi sinyal bagi tubuh untuk bersiap tidur.

Selain itu, menghindari olah raga berat, bermain ponsel, dan minuman berkafein sebelum tidur juga penting untuk dilakukan.

3. Mencari Bantuan

Tips terakhir adalah mencari bantuan apabila durasi dan kualitas tidur remaja tidak dapat segera diperbaiki. Hal ini mengingat dampak buruknya dapat mengganggu secara signifikan pada produktifitas harian dan dapat terus terbawa hingga dewasa.

Selain itu, ini juga penting untuk mengantisipasi apabila ternyata gangguan tidur adalah gejala dari status kesehatan mental lain yang lebih serius. Dengan demikian, remaja tesebut dapat segera mendapatkan penanganan yang tepat.

Profesional yang dimaksud antara lain adalah guru BK di sekolah maupun psikolog.

Memulai Kebiasaan Baik Saat Ini

Tidur tidak sekedar untuk mengistirahatkan fisik setelah berbagai aktivitas. Bagi remaja, tidur berperan penting untuk mendukung perkembangan status kesehatan mental. Sebab itu, kebiasaan tidur yang teratur perlu segera dimulai saat ini.

(SH)

Referensi:

Chan, Katharine (2023) The Role of Sleep in Kid’s Mental Health. Published on https://www.verywellmind.com/. Accessed on June 13, 2023.

Qiu, Jiaqi, et al (2022) Associations between Sleep and Mental Health in Adolescents: Results from the UK Millennium Cohort Study. International Journal of Environmental Research and Public Health, Vol 19(3): 1868. doi: 10.3390/ijerph19031868.

Scott, Alexander J (2021) Improving sleep quality leads to better mental health: A meta-analysis of randomised controlled trial. ELSEVIER: Sleep Medicine Reviews, Vol 60, 101556. https://doi.org/10.1016/j.smrv.2021.101556.

–. (2021) Sleep and Mental Health. UK – Mental Health Foundation. Published on https://www.mentalhealth.org.uk/. Accessed on June 13, 2023.

Baca artikel lainnya…

Ikuti akun instagram kami untuk mendapatkan info-info terkini. Klik disini!