Orang tua mungkin pernah menghadapi anak yang mengekspresikan kekecewaan atau kesedihannya berlebihan. Ia mungkin terus menerus menangis keras, emosi yang meledak-ledak, atau bahkan menolak untuk melakukan aktivitas harian seperti mandi atau makan.

Pada dasarnya, anak-anak memang rentan merasakan kekecewaan atau kesedihan oleh hal-hal yang nampak sederhana bagi orang dewasa. Misalnya, karena kehilangan mainan kesayangan, hewan peliharaan yang meninggal, atau hal-hal lainnya yang membuat mereka merasa sedih dan kecewa.

Penting untuk dipahami bahwa orang tua tidak boleh meremehkan perasaan anak. Dukungan positif sangat anak perlukan dalam kondisi suasana hati yang tidak baik seperti ini. Sebab, ini adalah kesempatan bagi anak untuk berlatih mengelola emosinya.

Ketika anak mendapatkan dukungan yang baik, hal ini akan berdampak positif bagi kepercayaan anak pada orang tua dan perkembangan sosial emosionalnya. Demikian juga sebaliknya, pengabaian atau meremehkan perasaan anak akan berdampak buruk.

5 Tips Menghibur Anak yang Sedang Kecewa atau Sedih

Penghiburan dari orang tua adalah dukungan yang paling anak butuhkan saat kecewa dan sedih. Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat orang tua terapkan untuk menghibur anak:

1. Validasi Perasaan Mereka

Hal pertama yang paling mendasar adalah bahwa orang tua perlu memvalidasi perasaan anak. Anak memang merasa sangat sedih dan kecewa atas situasi yang sedang ia alami. Walau, situasi tersebut nampak sederhana bagi orang dewasa.

Pengakuan dari orang tua atas perasaan anak akan membuat anak merasa lebih baik (Johnson, 2015). Orang tua dapat menggunakan kalimat seperti “Mama mengerti kamu sangat kecewa karena adikmu tidak sengaja merusak mainan kesayanganmu.”

Hindari kalimat yang meremehkan seperti “begitu saja menangis” atau “kamu terlalu berlebihan”. Kalimat semacam ini akan membuat perasaan anak semakin kacau.

2. Berikan Waktu dan Perhatian Ekstra

Ketika anak sedang mengalami kekecewaan atau kesedihan, berikanlah waktu dan perhatian ekstra untuk mereka (Ward, 2019). Dengarkan dengan penuh perhatian ketika mereka bercerita tentang apa yang membuat mereka sedih.

Jika memungkinkan, luangkan waktu untuk menemani anak melakukan aktivitas yang anak sukai. Misalnya ketika anak sedang merasa kecewa karena mainan kesayangannya rusak atau hilang. Setelah menjelaskan pada anak tentang kehilangan, temani anak untuk memainkan permainan yang lain.

Waktu dan perhatian dari orang tua akan akan membantu anak untuk belajar menerima kehilangan atau kekecewaan dan move on.

3. Tetap Tenang dan Sabar

Berikutnya adalah saat menghadapi anak yang sedang sedih atau kecewa, penting bagi orang tua untuk tetap tenang dan sabar. Jangan menunjukkan kepanikan atau frustrasi, karena hal ini dapat membuat anak merasa lebih stres.

Ekspresi tenang namun hangat dari orang tua akan sangat membantu anak (Wilson, 2016) belajar mengelola emosinya. Beri anak kesempatan untuk mengekspresikan emosinya tanpa memarahinya. Ketenangan orang tua akan menular pada anak sehingga mereka akan segera merasa lebih baik.

4. Mengajari Anak Mengelola Emosi

Anak-anak seringkali belum sepenuhnya mengerti bagaimana cara mengelola emosi mereka dengan baik. Orang tua dapat membantu anak-anak dengan mengajari mereka strategi untuk mengatasi perasaan sedih atau kecewa.

Tentang hal ini, Smith (2018) menyarankan agar orang tua dapat mengajarkan anak tentang menulis buku harian atau jurnal. Orang tua dapat mendampingi anak untuk menuliskan berbagai emosi mereka baik yang positif maupun negatif. Hal ini dapat membantu anak untuk mengenali dan mengelola emosinya.

Teknik lainnya adalah dengan mengajari anak untuk mengatur pernafasan ketika anak merasa emosinya meledak-ledak. Harapannya, mengatur nafas akan membantu anak merasa tenang lebih cepat.

5. Berbagi Pengalaman

Pada dasarnya anak-anak tidak hanya suka mendengarkan dongeng, tapi juga cerita dari pengalaman yang nyata. Oleh sebab itu, kenapa tidak memanfaatkan hal ini untuk menghibur atau memberikan dukungan pada anak ketika mereka sedang sedih dan kecewa?

Orang tua dapat menceritakan pengalaman masa lalu ketika mengalami hal yang serupa dengan yang anak alami. Misalnya ketika anak sedang sedih karena anjing kesayangannya meninggal. Jika orang tua pernah mengalaminya juga, ini akan menjadi cerita yang menarik dan menghibur bagi anak.

Melalui cerita dari orang tua, anak bisa memahami bahwa kehilangan adalah hal yang dapat dialami semua orang, serta bahwa sedih dan kecewa adalah perasaan yang wajar. Anak juga bisa belajar dengan menirukan bagaimana dulu orang tuanya menghadapi kejadian tak menyenangkan tersebut.

Penutup

Dengan menerapkan beberapa hal di atas, orang tua dapat membantu mendukung dan menghibur anak yang sedang mengalami kekecewaan atau kesedihan. Perlu juga untuk mengingat bahwa setiap anak adalah unik. Jadi, ada kemungkinan hal yang efektif untuk menghibur seorang anak belum tentu tepat untuk anak yang lain.

Walau demikian, hal paling penting dan mendasar untuk dipahami adalah bahwa anak membutuhkan dukungan dan hiburan ketika sedang sedih dan kecewa. Bagaimana orang tua menyikapi ekspresi emosi anak ini dapat memberikan pengaruh jangka panjang untuk hubungan anak dengan orang tua dan perkembangan sosio emosional anak.

(SH)

Referensi:

Johnson, S. (2015). The Influence of Emotional Validation by Parents on Child Well-Being. Child Development, 86(2), 583-594.

Smith, D. (2018). The Impact of Emotional Management Skills Training on Elementary School Children. Journal of Applied Developmental Psychology, 45, 62-71.

Ward, A. (2019). The Influence of Parental Time and Attention on the Well-being of Elementary School Children. Journal of Child Psychology and Psychiatry, 28(3), 401-415.

Wilson, M. (2016). The Role of Parental Calmness in Managing Children’s Emotions. Journal of Family Psychology, 34(1), 78-89.

Baca Artikel Lainnya..

Ikuti akun instagram kami untuk mendapatkan info-info terkini. Klik disini!