Dunia anak-anak adalah dunia bermain. Melalui berbagai permainan, anak-anak belajar dan berkembang pada setiap aspek kehidupannya. Namun, kondisi pandemi sekarang ini telah banyak membatasi dunia bermain anak. Jika semula permainan anak sangat bervariasi, indoor atau outdoor, sendiri maupun bersama teman-teman, sekarang anak-anak lebih banyak bermain dengan mainan di dalam rumah dan hanya bersama orang-orang yang ada di rumah.

Lalu, bagaimana agar anak dapat tetap berkembang dengan baik sesuai usianya melalui bermain? Berikut ini beberapa kriteria memilih mainan anak yang perlu orang tua pertimbangkan:

1. Mainan yang membuat anak melakukan self-talk

Self-talk adalah dialog internal dengan diri sendiri. Mengenai hal ini, Vygotsky, seorang psikolog Rusia yang merumuskan teori perkembangan kognitif anak, menyatakan bahwa kapasitas seorang anak untuk terlibat dalam self-talk mempengaruhi perkembangan kognitif anak tersebut. Self-talk akan meningkatkan kemampuan bahasa dan bicara pada anak.

Selt-talk yang dilakukan anak ketika bermain adalah latihan untuk mengimajinasikan runtutan kejadian, kecocokan pola, dan pemecahan masalah. Misalnya, untuk anak usia TK, bermain dengan mainan menyusun balok dengan gambar pola. Mainan seperti ini akan membuat anak bicara dengan dirinya sendiri, “balok yang mana setelah ini? Apakah gambarnya cocok?”.

2. Mainan yang mengembangkan kapasitas self-regulation anak

Self-regulation adalah kemampuan seorang untuk melakukan kontrol akan dirinya sendiri. Umumnya, self-regulation pada anak berkaitan dengan ekspresi emosi dan perilaku sehari-sehari. Mainan yang didalamnya ada tingkat kesulitan tertentu, serta kemungkinan untuk menang atau kalah, adalah media mengembangkan kapasitas self-regulation anak.

Tingkat kesulitan akan melatih ketekunan dan bagaimana anak mengelola rasa frustasinya ketika upayanya tak kunjung berhasil. Ini adalah bekal baik untuk anak ketika ia nantinya berhadapan dengan berbagai hal yang membuat frustasi di sekolah dan pergaulan yang lebih luas. Alih-alih langsung memberi bantuan, orang tua dapat memberi anak kalimat-kalimat penyemangat.

Di sisi lain, kemungkinan untuk menang dan kalah tepat digunakan orang tua sebagai kesempatan mengajarkan ekspresi emosi. Bagaimana anak mengelola kekecewaan saat kalah dan mengungkapkan turut senang untuk lawan yang menang. Serta, bagaimana mengekspresikan kegembiaraan saat menang tanpa memandang rendah kekalahan orang lain dan merasa diri superior.

Penting bagi orang tua untuk sebaiknya menghindari perkataan “ini hanya permainan” ketika menanggapi kekalahan, kemenangan, dan hal yang membuat anak frustasi ketika bermain. Anak-anak memang sedang melatih dirinya (tidak sekedar bersenang-senang), meski dengan cara yang lebih ringan dan menghibur. Dukungan orang tua sangat penting di bagian ini.

3. Mainan yang berkualitas baik

Orang tua perlu berinvestasi lebih untuk memilih mainan anak yang berkualitas baik. Mainan bagi anak adalah dunia imajinasi yang nyata. Misalnya, ketika anak bermain peran dengan bonekanya, maka dalam imajinasinya ia berinteraksi nyata dengan boneka tersebut. Bahkan, mainan kesayangan anak bisa jadi memberi dampak yang mendalam bagi perasaannya. Akan sangat menyedihkan bagi anak ketika tiba-tiba mendapati boneka yang adalah sahabatnya tiba-tiba mengalami putus kaki. Oleh karena itu, akan lebih baik jika dari awal orang tua menyediakan mainan dengan kualitas yang baik.

Selain itu, material atau bahan dasar mainan juga penting untuk dipertimbangkan oleh orang tua. Misalnya, pewarna mainan haruslah bahan yang aman untuk anak. Orang tua dapat memperhatikan setiap keterangan dalam label mainan untuk memastikan hal ini. Label pada mainan dibuat untuk membantu orang tua memilih mainan sesuai usia dan kebutuhan perkembangan anak.

Bermain adalah sebuah proses pembelajaran, jadi bijaklah dalam memilih permainan yang sesuai dengan usia dan kebutuhan anak demi mencapai kualitas hidup : ”To Live, To Love, To Play, and To Work” – Hendrawan Wicaksono (Terapis Terapi Edukatif BPK PENABUR Jakarta)

(sh)

Referensi

Kate M. Cronan, MD. 2018. Choosing Safe Toys. Dimuat dalam kidshealth.org. Diakses pada 4 Agustus 2021.

Robyn Koslowltz Ph.D, 2020. Taking Play Seriously: The 4 Elements  of a Good Toy  or Game. Dimuat dalam psychologytoday.com. Diakses pada 4 Agustus 2021.

Baca artikel lainnya…

Ikuti akun instagram kami untuk mendapatkan info-info terkini. Klik disini!