Beberapa penyebab dan tips mengatasinya

Sudah setahun lebih anak-anak melakukan segala aktivitasnya di rumah. Sangat mungkin mereka kemudian mulai membentuk kebiasaan baru yang sayangnya tidak diharapkan. Misalnya, anak yang dulu hormat pada orangtua, kini mulai membantah. Atau anak yang dulu sudah cukup mandiri, kini justru menjadi manja. Tidak dapat dipungkiri bahwa anak mungkin sudah sangat bosan. Namun selain itu, beberapa hal spesifik lainnya mungkin menjadi penyebab. Berikut ini beberapa penyebab anak menampilkan perilaku tidak sesuai, beserta tips mengatasinya:

1. Mencari perhatian

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) adalah penyebab stress tersendiri bagi orangtua, terutama mereka yang bekerja. Baik bekerja dari rumah atau harus pergi ke kantor, orangtua dituntut untuk mencurahkan perhatian lebih bagi anak. Dalam rangka memenangkan perhatian dari orangtuanya, anak mungkin menampilkan perilaku tertentu yang menyulitkan orangtua. Misalnya, anak menjadi suka membolos PJJ.

Tips

Kedua orangtua dapat berbagi peran untuk memberikan perhatian pada anak. Misalnya, orangtua yang bekerja di rumah dapat mengecek anak yang sedang PJJ setiap beberapa waktu. Jika orangtua harus beraktivitas di luar rumah, maka ada baiknya menelepon anak pada jam-jam tertentu. Mengajak orang dewasa lainnya di rumah, seperti pengasuh, kakek dan nenek, atau paman dan bibi untuk bekerjasama juga dapat dijadikan alternatif.

2. Mengecek batasan

Anak mungkin berperilaku tidak sesuai untuk berusaha melonggarkan batasan yang telah dibuat orangtua. Misalnya, anak terus-menerus bermain gawai dan mengabaikan tugas mencuci piring. Dalam kasus seperti ini, anak sedang mengecek seberapa jauh ia dapat melanggar batasan.

Tips

Orangtua sebaiknya berhati-hati ketika bernegosiasi dengan anak mengenai penegakkan aturan. Ketegasan orangtua menjadi kunci penting agar perilaku anak tidak terulang kembali. Orangtua dapat mengusulkan solusi untuk disepakati bersama tanpa menggantikan aturan yang telah ada. Dalam kasus contoh diatas, misalnya orangtua dapat menawarkan pada anak untuk mencuci piring saat itu juga atau maksimal sepuluh menit setelah peringatan dari orangtua.

3. Meniru

Semakin lama anak-anak berada di rumah bersama orangtua, semakin banyak mereka dapat mengamati perilaku orangtua atau orang lain disekitarnya. Tindakan tidak sesuai yang ditampilkan oleh anak bisa jadi adalah kebiasaan buruk orangtua yang tidak disadari kemudian ditiru oleh anak. Misalnya, anak yang semula hormat kini menjadi suka berteriak.

Tips

Anak dapat meniru siapa saja, jadi baik bagi orangtua untuk mengamati lingkungan sekitar anak untuk menemukan model yang ditiru oleh anak. Tindakan berikutnya adalah orangtua perlu melakukan koreksi terhadap model dan teguran pada anak. Misalnya, jika ternyata anak berteriak karena sering menyaksikan bagaimana komunikasi diantara kedua orangtuanya, maka kedua orangtua perlu melakukan koreksi dengan tidak lagi berteriak. Aturan yang berkaitan dengan kesopanan dikenakan pada anak semestinya juga mengikat semua orang yang tinggal bersama anak.

4. Perilaku yang muncul akibat dendam

Perilaku tertentu anak mungkin muncul karena ia tersakiti. Ini adalah bagian dari ekspresi kekecewaanya. Anak-anak umumnya masih belajar tentang bagaimana mengekspresikan emosinya dengan tepat.

Tips

Satu-satunya cara adalah mengajak anak bicara dan menanyakan apa yang sudah mengecewakannya. Anak mungkin tersinggung oleh tindakan orangtua. Jika itu yang terjadi, orangtua dapat memberi penjelasan pada anak mengapa orangtua perlu melakukan hal tersebut (yang membuat anak tersinggung). Namun jika itu adalah kesalahan yang tadinya tidak disadari oleh orangtua, maka orangtua harus meminta maaf. Anak perlu tahu bahwa tindakan orangtua yang menyakitinya bukanlah karena orangtua tidak mengasihinya.

Pada kondisi lainnya mungkin anak merasa tersakiti oleh orang lain. Dalam kondisi ini orangtua dapat membantu anak dengan cara menghiburnya. Jika anak memiliki masalah dengan seseorang di dalam proses PJJ, misalnya guru tertentu atau teman sekelasnya, ada baiknya orangtua mengkomunikasikannya dengan guru kelas atau guru BK.

(sh)

Referensi:

Morin, Amy. 2020. 10 Surprising Reasons Why Kids Misbehave (And How to Respond). Dimuat dalam https://verywellfamily.com. Diakses pada Kamis, 15 April 2021.

Mosher, Shannon. 2021. 3 Top Strategies for Preventing Misbehavior in Children. Dimuat dalam https://goodtherapy.org. Diakses pada Kamis, 15 April 2021.

Mrunal. 2021. 10 Common Reasons Why Kids Misbehave. Dimuat dalam https://parenting.firstcry.com. Diakses pada Kamis, 15 April 2021.

sumber ilustrasi: Unsplash/Luz Fuertes

Baca artikel lainnya…

Ikuti akun instagram kami untuk mendapatkan info-info terkini. Klik disini!