Sejak diluncurkan pada Februari 2022, Kurikulum Merdeka secara bertahap mulai diimplementasikan per Tahun Pelajaran 2022/2023. Banyak sekolah di berbagai daerah mulai melakukan adaptasi dan penyesuaian.

Dilansir dari website resmi milik Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, implementasi Kurikulum Merdeka memang tidak dilaksanakan secara serentak. Mendahului Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM), Kemenristek mengadakan program untuk mempersiapkan dan mendukung proses IKM secara mandiri.

Lebih mengenal kurikulum yang bertekad memerdekakan setiap siswa, terdapat 3 hal yang menjadi sifat Kurikulum Merdeka.

3 Sifat Kurikulum Merdeka

Dr. Esty Rokhyani, M.Pd., Kons. dalam kegiatan Konvensi BK Nasional yang berlangsung di Yogyakarta, 24-25 Agustus 2022 menyampaikan bahwa Kurikulum Merdeka memiliki 3 sifat. Hal ini yang membedakannya dari kurikulum sebelumnya.

Ketiga sifat tersebut adalah:

  • Mudah Dilakukan

Artinya, sekolah memiliki wewenang untuk mengembangkan dan mengelola kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan dan siswa.

  • Fleksibilitas

Yaitu melakukan pembelajaran sesuai dengan kemampuan peserta didik (teach at the right level) dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.

  • Sederhana

Bahwa kurikulum ini akan fokus pada pembangunan perilaku/ jiwa siswa dan pengembangan kompetensi pada fasenya.

Ketiga hal ini mendorong adanya kerjasama dari semua pihak untuk mewujudkan ekosistem pendidikan yang ideal. Pihak-pihak tersebut antara lain Wali Kelas, Guru Mata Pelajaran, Guru BK, Staf Kependidikan, hingga orang tua siswa.

Secara khusus, praktik layanan bimbingan dan konseling (BK) yang mengacu pada Kurikulum Merdeka terwujud dalam 4 bidang layanan, yaitu (1) Pribadi, (2) Belajar, (3) Sosial, dan (4) Karir.

4 Bidang Layanan BK dalam Kurikulum Merdeka

Penerapan Kurikulum Merdeka pada dasarnya tidak banyak mengubah layanan bimbingan dan konseling dari Guru BK ke siswa maupun orangtua. Namun, kurikulum ini berperan untuk semakin mempertajam secara praktik untuk setiap bentuk layanan.

Berikut ini adalah penjelasan dari setiap bentuk layanan yang disampaikan oleh Dr. Esty Rokhyani, M.Pd., Kons. dalam kegiatan Konvensi BK Nasional.

1. Layanan Pribadi

Layanan pribadi tersampaikan dalam 4 bentuk, yaitu pengenalan, mendengar aktif, diskusi, dan pemberian dukungan.

  • Pengenalan terjalin melalui proses komunikasi yang penuh empati dan terbuka. Dengan demikian, siswa yang membutuhkan penanganan khusus dapat diidentifikasi dengan mendalam, menerima treatment yang sesuai, dan evaluasi.
  • Mendengar aktif artinya hadir sepenuhnya saat siswa sedang berbicara. Teknik mendengar aktif akan membantu Guru BK memberikan tanggapan yang tepat.
  • Proses diskusi dengan siswa akan membantu Guru BK dan siswa itu sendiri untuk mengenali potensi, kelemahan, dan kelebihan baik secara fisik maupun psikis.
  • Selalu memberi dukungan pada siswa dalam proses mengembangkan potensi untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupannya.
2. Layanan Belajar

Pada bidang layanan belajar, Guru BK berkolaborasi dengan Guru Kelas maupun Guru Mata Pelajaran.

Guru Kelas maupun Guru Mata Pelajaran mengadakan Asesmen Kognitif yang bertujuan untuk memetakan kapasitas kognitif siswa. Hasil asesmen ini menjadi bekal untuk mengadakan proses belajar yang berdeferensiasi menyesuaikan kesiapan belajar siswa.

Berdampingan dengan hal tersebut, Guru BK mengadakan Asesmen Non-Kognitif. Guru BK kemudian menyusun program BK sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa.

Dengan demikian, terbentuk ekosistem yang ideal bagi siswa untuk mendukung kesejahteraan siswa dalam proses belajar. Baik dari sisi kognitif maupun non-kognitif.

3. Layanan Sosial
Dokumentasi: Proses bimbingan kelompok di luar jam sekolah

Target dari  bidang layanan sosial adalah membantu siswa untuk dapat berinteraksi sosial secara positif dan terampil. Selain itu, agar siswa mampu beradaptasi, menjalin relasi yang serasi dengan lingkungan sosial, serta mengatasi masalah sosial sehari-hari.

Beberapa hal yang dapat Guru BK lakukan adalah sebagai berikut:

  • Mengenalkan siswa pada keberagaman layar belakang sosial dan budaya serta norma yang berlaku. Hal ini dapat disampaikan di kelas atau disesuaikan dengan kebutuhan setiap sekolah.
  • Memberikan kesempatan yang sama bagi setiap siswa untuk terlibat di kelas maupun kegiatan lainnya.
  • Membantu siswa mengenali potensi diri dalam mengatasi konflik dengan orang lain.
  • Mendorong siswa untuk bekerjasama dengan orang lain secara bertanggung jawab serta menjalin interaksi sosial yang efektif.
4. Layanan Karir

Bidang layanan karir bertujuan untuk membantu siswa mengenali potensi dirinya dan merencanakan masa depan. Hal ini berkaitan dengan pemilihan bidang studi untuk pendidikan lanjutan, hingga bidang profesi yang dituju untuk berkarir.

Di BPK PENABUR Jakarta, layanan ini disediakan secara berjenjang sesuai dengan kebutuhan siswa. Mulai dari pengenalan ragam profesi untuk siswa SD, Bina Karir yang diselenggarakan oleh SMPK tertentu, dan Pameran Pendidikan serta Career Day untuk siswa SLTAK.

Penutup

Praktik layanan Bimbingan dan Konseling semakin dipertajam dalam implementasi Kurikulum Merdeka di Sekolah. Kolaborasi setiap pihak yang terlibat dalam proses belajar dibutuhkan untuk menciptakan ekosistem belajar yang ideal bagi siswa. Yaitu, ekosistem yang berdiferensiasi, yang sesuai untuk setiap siswa yang memiliki kebutuhan dan keunikan tersendiri. Guru BK memiliki peran strategis dalam hal ini.

Rujukan:

Pemaparan materi “Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka” oleh Dr. Esty Rokhyani, M.Pd., Kons. dalam Konvensi BK Nasional, 24-25 Agustus 2022 di Yogyakarta.

Implementasi Kurikulum Merdeka: Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka. Dimuat pada https://kurikulum.gtk.kemdikbud.go.id/detail-ikm/ yang diakses pada 6 Oktober 2022.

Baca artikel lainnya..

Guru BK dalam Implementasi Kurikulum Merdeka di Sekolah

BPK PENABUR Jakarta Mengirim Perwakilan untuk Mengikuti Konvensi BK Nasional

Ikuti akun instagram kami untuk mendapatkan info-info terkini. Klik disini!