Trik Mengenali dan Mengelola Emosi
Bagaimana Emosimu Hari Ini?
Kita semua tentunya pernah merasakan berbagai emosi. Marah, sedih, dan senang merupakan emosi yang biasa kita rasakan sehari-hari. Sebagai anak yang bertumbuh menuju remaja dan akan menuju dewasa, kecerdasan dalam mengelola emosi adalah hal yang sangat penting.
Karena, dalam kehidupan sehari-hari tidak semua hal berjalan sesuai dengan keinginan kita. Tidak semua orang sepaham dengan kita. Padahal, kita akan terus menjalin interaksi dengan orang lain.
Untuk menjaga diri kita tetap sehat secara mental dan menjaga agar relasi kita dengan orang lain tetap terjaga, kita perlu mengenali, menghadapi, dan mengelola emosi yang yang kira rasakan.
Dalam ilmu psikologi, emosi adalah pola reaksi yang kompleks. Ini melibatkan beberapa elemen, yaitu pengalaman, perilaku, dan fisiologis yang digunakan oleh seseorang untuk menghadapi masalah atau peristiwa penting yang dialaminya secara personal (Kamus APA, 2015)
Dari manakah kita belajar mengelola emosi?
Kecerdasan untuk mengenali dan mengekspresikan emosi dengan tepat tidak datang begitu saja. Biasanya, secara tak sadar kita mempelajarinya dari lingkungan sekitar.
Sebagian dari kita belajar dari film, orang tua, teman, agama, budaya, dan lainnya. Kita belajar cara mengelola emosi dengan cara mendengar dan melihat bagaimana orang lain mengekspresikan emosi pada situasi tertentu.
Mengapa Emosi Kita Bisa Naik Turun?
Masa remaja memang gampang-gampang sulit. Kita mungkin kerap merasakan gejolak emosi. Terkadang merasa sangat bersemangat, namun pada kesempatan lain justru rasanya banyak hal membuat marah.
Sampai pada batas tertentu, hal ini wajar sebab ada beberapa faktor yang mempengaruhi, yakni :
1. Faktor Fisik
Pertama adalah pengaruh faktor fisik. Perubahan tubuh menjadi dewasa bagi sebagian orang dapat menimbulkan rasa malu, misalnya “mengapa bentuk tubuh berbeda.” Ada juga yang mengalami pertumbuhan lebih lama dibandingkan teman sebayanya.
Di sisi lain, ada juga yang jadi menginginkan privasi lebih. Bahkan, jam tidur hingga pola makan yang berubah dapat berpengaruh pada emosi kita.
2. Faktor Perkembangan Otak
Faktor kedua adalah adanya perkembangan otak yang berpengaruh pada produksi hormon. Pada masa pubertas, ada hormon yang turut memicu terjadinya perubahan tubuh dan membuat remaja mulai merasakan perasaan suka terhadap lawan jenis. Ini terkadang membuat kita bingung.
Selain itu, bagian otak yang bertanggung jawab atas kemampuan mengatur emosi ternyata berkembang terakhir sehingga membuat kita kadang kesulitan mengatur emosi. Karena inilah kita dapat bereaksi berlebih terhadap sesuatu. Sebabnya, karena kita kita memang masih belajar untuk memproses dan mengekspresikan emosi dengan tepat.
3. Faktor sosial dan ekonomi
Faktor terakhir adalah sosial dan ekonomi. Adanya teman baru, tanggung jawab baru di sekolah, kondisi ekonomi, dan situasi di rumah dapat mempengaruhi naik turunnya emosi kita
Bagaimana Cara Mengengola Emosi?
Gejolak emosi tentu menjadi tantangan tersendiri. Jika tidak mampu menanganinya dengan baik, emosi dapat merusak harimu sehingga berbagai aktivitas jadi turut terganggu. Berikut ini adalah tips untuk mengelola emosi dengan baik:
1. Kenali
Pertama, kita perlu mengidentifikasi emosi apa yang muncul. Apakah kamu sedang marah, sedih, senang. Kemudian identifikasi juga apa yang membuat kita merasakan hal tersebut
2. Terima
Kedua adalah menerima. Menerima bukan berarti menekan atau mengabaikan emosi negatif dan hanya menerima emosi positif saja. Namun, kita menerima kedua jenis emosi tersebut baik yang negatif maupun positif
3. Ekspresikan
Ketiga, ekspresikan emosi dengan tepat. Misalnya dengan bercerita pada orang lain, menulis, menggambar, mendengarkan, atau bermain musik, olahraga, atau bahkan menangis
Apa yang Terjadi Jika Tidak Mampu Mengelola Emosi dengan Tepat?
Ketika kita tidak mengetahui bagaimana cara memahami, menerima, dan mengelola emosi dengan tepat, kita dapat terjerumus ke dalam cara yang tidak tepat. Berikut ini beberapa contohnya:
- * Terlibat dalam kenakalan. Misalnya: membolos sekolah, vandalisme, bullying, dan lainnya.
- * Menggunakan teknologi secara berlebihan. Misalnya: mengakses media sosial berlebihan hingga lupa makan, beribadah, dan istirahat.
- * Menggunakan obat terlarang. Misalnya: narkoba.
- * Melakukan hal-hal yang berkaitan dengan pornografi. Misalnya: mengakses video porno.
- * Menghabisan waktu bersama teman secara berlebihan. Misalnya : lupa makan, beribadah, dan istirahat.
Menahan Emosi juga Bukan Cara yang Tepat
Ketika kita kesulitan untuk mengelola emosi yang bergejolak, kita cenderung untuk menahan dan tidak mengekspresikannya. Namun, cara ini ternyata juga bukan cara yang tepat sebab dapat berdampak buruk.
Menahan emosi dan mengekspresikan emosi secara benar dapat berdampak :
- * Relasi yang sudah ada dapat memburuk. Misalnya adalah relasi dengan teman dan keluarga.
- * Kesulitan menjalin relasi pertemanan yang baru.
- * Terlibat dalam perilaku agresif seperti kekerasan dan bullying.
- * Kesulitan dalam bidang akademik di sekolah.
- * Berpengaruh buruk pada kondisi psikologis.
Kta memiliki tingkat toleransi terhadap frustrasi yang rendah. Ketika berada pada situasi menekan seperti terus menerus menahan ekspresi emosi, ini dapat menjadi pemicu depresi dan cemas berlebih.
Tanda Kematangan dalam Mengelola Emosi
Kita perlu memiliki kematangan emosi. Tanda bahwa kita memiliki kematangan emosi adalah sebagai berikut:
- * Mengekspresikan perasaan dengan cara-cara yang tidak menyakiti orang lain
- * Mengontrol perilaku agresif (perilaku yang dapat menyerang orang lain), impulsif (bertindak secara cepat dan tanpa berpikir panjang), dan perilaku beresiko
- * Mengembangkan perasaan positif mengenai diri sendiri dan orang lain
- * Menerima peraturan atau batasan yang bersifat logis (berdasarkan logika dan masuk akal)
Orang-orang yang memiliki kematangan emosi membuka diri terhadap pengalaman emosi positif dan negatif. Ia mampu mengidentifikasi dan mengkomunikasikannya dengan baik. Maka dari itu, penting untuk memahami tentang emosi agar dapat memberikan respon emosi dengan tepat pada setiap peristiwa yang kita hadapi sehari-hari.
Penulis: Anatasia Fanny Damayanti, M.Psi., Psikolog
Referensi:
American Psychological Association. (2015). APA Dictionary of Psychology Second Edition. Washington DC: American Psychological Association.
Cash, Kaylin. Haupt, Julie, et al (ed) (2020) Helping Your Teenager Learn to Manage Hard Emotions. BYU Four Families. Accessed on https://foreverfamilies.byu.edu/.
Fatimah, Rina, dkk (2020) Tekanan Ekonomi, Interaksi Orang Tua-Remaja, dan Perkembangan Sosial Emosi Remaja. Jurnal Imu Keluarga dan Konsumen, Vol 13, No 2, p: 137-150. DOI: http://dx.doi.org/10.24156/jikk.2020.13.2.137. – – (2022) Moods: Helping Pre-Teens and Teens Manage Emotional Ups and Downs. The Australians Website. Accessed on https://raisingchildren.net.au/.
Baca artikel lainnya…
- Bohongnya Anak-Anak: Semua Hal yang Perlu Orang Tua Pahami
- Mengenal Apa itu Self Harm
- Mengapa Menyimpan Rahasia Dapat Merugikan Kesehatan Mental?
- Generasi Stroberi dan Durian
Ikuti akun instagram kami untuk mendapatkan info-info terkini. Klik disini!