Hari Kasih Sayang atau Valentine telah berlalu beberapa hari yang lalu. Namun, ungkapan kasih sayang pada dasarnya tidak terbatas hanya pada hari tersebut saja. Termasuk relasi kasih sayang antara anak dan orang tua.
Relasi kasih antara anak dan orang tua terbilang cukup rumit. Sebab, kualitas relasi ini memberi efek signifikan jangka panjang terhadap keseluruhan kehidupan seseorang.
Tentang hal ini, situs resmi milik Oprah (2003) mengatakan bahwa individu secara tak sadar ‘melihat’ sosok orang tua pada diri pasangan, teman, rekan kerja, dan orang lain yang bersinggungan denganya. Pengalaman penolakan yang diterima dari orang tua di masa lalu akan terepresentasi, seolah-olah orang-orang sekitar saat ini juga menolaknya.
Oleh sebab itu, artikel tersebut mengatakan bahwa mengampuni orang tua adalah bagian penting dari proses pendewasaan yang perlu dilalui dengan baik oleh setiap orang. Dengan mengampuni orang tua lebih dahulu, anak akan mampu membangun relasi yang positif dengan orang lain.
Kesalahan Orang Tua pada Anak
Orang tua dapat melakukan kesalahan secara sadar maupun tak sadar pada anak-anak mereka. Bentakan ketika rewel, pilih kasih yang tak disadari, hingga amarah yang meluap ketika sedang stres dengan pekerjaan.
Kejadian-kejadian negatif semacam ini mungkin terasa sebagai hal biasa sehari-hari bagi orang tua. Terutama jika perilaku anak kembali seperti biasa setelah kejadian tersebut berlalu. Baik orang tua maupun anak mungkin sama-sama tidak menyadari bahwa anak mulai menyimpan luka batin.
Risiko Psikologis dari Memaafkan dan Tidak Memaafkan
Berikut ini adalah beberapa risiko atau dampak psikologis yang lebih terperinci berkaitan dengan pengampunan untuk orang tua:
* Ketidakstabilan Mood
Castaňeda (2023) menjelaskan tentang hal ini. Bahwa, individu tumbuh dewasa dan belum melepaskan pengampunan bagi orang tua dapat mengalami ketidakstabilan mood. Hal ini ia rasakan dalam keseharian.
Satu hari dapat terasa baik-baik saja dan menyenangkan. Namun, hari lain dapat terasa begitu menyebalkan. Seolah semua yang terjadi serba salah dan semua orang terasa begitu menggangu.
Beberapa orang dalam sesi terapi kemudian menyadari bahwa gangguan mood berkaitan dengan buruknya relasi dengan orang tua.
* Kecemasan
Dampak psikologis berikutnya adalah mudah merasa cemas, terutama terkait hubungan sosial dengan orang lain. Seperti contoh yang ceritakan dalam website Oprah (2003), individu secara tak sadar merasakan penolakan orang tuanya dari diri orang lain di sekitarnya. Tak heran, sebab orang tua adalah sosok signifikan dimana kita pertama kali menjalin relasi sosial.
Hal ini juga senada dengan penelitian dari Maio, et al (2008) bahwa pengampunan antar anggota keluarga berdampak pada ada tidaknya kecemasan. Penelitian ini juga menekankan bahwa anak yang mampu mengampuni orang tuanya akan mencegah timbulnya dorongan untuk balas dendam.
Selain itu, hal ini juga menjadi syarat terjadinya evolusi hubungan anak dan orang tua di masa depan. Baik antara anak tersebut dengan orang tuanya saat ini, maupun ketika anak tersebut nantinya memiliki pasangan dan anak-anaknya sendiri.
* Kualitas Hubungan Interpersonal
Castaňeda (2023) juga menjelaskan bahwa orang-orang yang memiliki relasi buruk dengan orang tua kerap dituduh terlalu membutuhkan dan terlalu mengontrol. Mereka juga disebut merasa terlalu tidak aman dalam relasi interpersonal.
Hal ini menjadi penyebab mereka kesulitan untuk membangun hubungan yang berkualitas dengan orang lain.
Apa yang Membuat Kita Sulit Memaafkan Orang Tua?
Meskipun kita telah mengetahui bahwa belum melepaskan pengampunan bagi orang tua akan berdampak buruk bagi diri sendiri, mengapa memaafkan tetap terasa sulit?
Berikut ini rangkuman dari beberapa sumber untuk menjawab pertanyaan ini:
* Belum ada kata maaf
Belum adanya kata maaf dan penyesalan dari orang tua menjadi latar belakang utama bagi anak masih belum melepaskan pengampunan (Castaňeda, 2023). Beberapa orang mengatakan bahwa masih belum bisa beranjak dari kubangan rasa sakit sebelum orang tua mereka mengakui bahwa merekalah dalang dari penderitaan anaknya.
* Pengelakan dari orang tua
Orang tua mungkin berpendapat bahwa anaknya telah berlebihan. Pada situasi lain, justru mungkin orang tua sama sekali tidak ingat apa yang telah ia lakukan hingga menyakiti anaknya. Pengelakan semacam ini memang terasa semakin menyebalkan dari sisi anak hingga pengampunan menjadi semakin sulit.
* Menginginkan keadilan
Keadilan memang adalah nilai moral yang baik. Namun dalam hal ini, mencapai hidup yang damai dengan melepaskan pengampunan lebih penting. Castaňeda (2023) mengatakan bahwa anak merasa seolah melepaskan kesalahan orang tua begitu saja jika memaafkan. Hal ini jadi terasa tidak adil baginya.
Penguatan untuk Memaafkan Orang Tua
Memaafkan adalah pergumulan yang sulit. Terutama jika hal ini ditujukan bagi orang yang sangat dekat. Beberapa hal berikut ini akan menjadi penguatan agar pengampunan untuk orang tua lebih mudah dilepaskan:
* Tidak menunggu kata maaf
Memaafkan tanpa menunggu kata maaf tidak berarti kita membenarkan atau memaklumi apa yang telah dilakuan oleh orang tua (Castaňeda, 2023). Oprah (2003) mengatakan bahwa ketika kita menyimpan dendam atau sakit hati, kita akan melekat hanya pada keburukan yang dimiliki oleh orang tua.
Oleh sebab itu, kita menjadi sulit untuk membuat penilaian yang lebih obyektif tentang orang tua. Yaitu, bahwa ada sisi lain dari orang tua kita.
* Lebih mengenali orang tua
Castaňeda (2023) mengatakan bahwa kita sebaiknya berusaha untuk lebih mengenali orang tua. Antara lain adalah apa yang menyebabkan mereka mengembangkan pola asuh tertentu yang kemudian menyakiti anak-anaknya. Atau, bagaimana orang tua sudah berusaha sebaik mungkin untuk mengasihi anak-anaknya dengan segala keterbatasan yang ada.
Hal ini bukan berarti bahwa anak kemudian harus maklum dan emosinya menjadi tidak valid. Namun, anak akan lebih mudah untuk mengerti bahwa orang tuanya juga mengalami rasa sakit dan amarah yang mungkin tak disadarinya. Pengertian adalah bagian dari proses penyembuhan.
* Tumbuh menjadi dewasa yang sejati
Oprah (2003) mengatakan bahwa anak yang tumbuh dewasa penting untuk melihat bahwa dirinya terpisah dari orang tua. Artinya adalah bahwa anak perlu berhenti bergantung pada orang tua sebagai sumber kesejahteraan emosional.
Artikel tersebut menggunakan istilah dewasa yang sejati untuk menggambarkan hal ini. Anak-anak perlu memutuskan untuk berhenti menjadi korban dari orang tua. Kemudian, melanjutkan hidup dengan komitmen baru sebagai pribadi yang bertanggungjawab atas dirinya sendiri.
Penutup
Memaafkan orang tua adalah syarat terjadinya evolusi relasi sosial. Tidak hanya berdampak pada kedekatan antara anggota keluarga. Namun, juga berpengaruh pada kualitas kehidupan sosial yang lebih luas. Hari kasih sayang menjadi kesempatan baik untuk memulai evolusi ini.
(SH)
Referensi
Castaňeda, Yvonne (2023) When You Can’t Forgive Your Parent. Published at https://www.psychologytoday.com/. Accessed on February 15, 2023.
Maio, G. R. et al (2008) Unraveling the Role of Forgiveness in Family Relationship. Journal of Personality and Social Psychology, Vol 94, No 2, 307-319. American Psychological Association. DOI: 10.1037/0022-3514.94.2.307
O, The Oprah Magazine (2003) Forgiving Your Parent. Published at https://www.oprah.com/. Accessed on February 15, 2023.
Baca artikel lainnya…
- Mengenal Generasi Strawberry
- Dianggap Berbahaya di Amerika Serikat, Ini Pendapat Psikolog…
- Sudah Mengucapkan Selamat Hari Ibu?
- Default Parent Syndrome
Ikuti akun instagram kami untuk mendapatkan info-info terkini. Klik disini!