Bukan bagian dari serial terkenal The Hunger Games, istilah father hunger sebenarnya sudah mulai dipakai sejak tahun 1991 dalam penelitian tentang wanita muda yang mengalami gangguan makan (Maine, 2004).
Disinyalir, salah satu pemicu ganguan ini adalah kurangnya keterlibatan ayah dalam keluarga. Ini juga sebabnya bahwa pada periode waktu tersebut istilah father hunger identik untuk menjelaskan hubungan ayah dengan anak perempuannya.
Namun sekarang, istilah ini telah menjadi semakin umum untuk menjelaskan situasi yang dialami baik oleh anak perempuan maupun laki-laki. Dampak negatifnya juga tidak terbatas pada resiko terjadinya gangguan makan.
Mengenal Istilah Father Hunger
Father hunger adalah perasaan kosong karena tidak terpenuhinya kebutuhan akan ketidakhadiran sosok ayah baik secara fisik maupun emosional (Maine, 2004). Tidak terpenuhinya kebutuhan ini kemudian menjadi pemicu beberapa kondisi lain.
Kruk (2012) menyebutkan bahwa anak-anak yang ayahnya kurang terlibat melaporkan adanya potensi masalah perilaku seperti penyesuaian sosial dan persahabatan. Hal lainnya adalah anak tumbuh menjadi pribadi yang angkuh dan mengintimidasi sebagai manifestasi dari upaya menyamarkan perasaan takut, benci, cemas, dan tidak bahagia.
Kurangnya figure ayah juga diyakini berdampak pada prestasi akademik. Mulai dari lebih banyak membolos dan rendahnya nilai akademik. Beberapa dampak negatif tersebut tentu beresiko menurunkan kualitas hidup seorang anak secara keseluruhan.
Ayah dan Perannya yang Multidimensional
Dalam buku yang ditulisnya, Maine (2013) menjelaskan bahwa peran ayah pada banyak budaya telah mengalami transformasi. Yaitu, bahwa saat ini ayah menjalani peran yang multidimensional, jauh melampaui sosok yang hanya mencari nafkah keluarga.
Mutidimensi peran ayah tersebut terdiri dari pendamping, pengasuh, pelindung, teladan, pembimbing moral, guru, hingga pasangan yang turut berperan menciptakan suasana yang positif bagi kehidupan keluarga.
Senada, Gross (2014) mengatakan bahwa perkembangan ekonomi yang membuat lebih banyak ibu pergi bekerja telah turut menggeser peran ayah. Fungsi ayah dalam keluarga menjadi lebih terbuka, fleksibel, dan tidak terdefinisi dengan pasti.
Gross (2014) juga menyebutkan bahwa ayah dan ibu pada dasarnya memiliki peran yang sama pentingnya. Yaitu, bahwa keduanya memainkan peran sebagai pelindung, pengasuh, serta yang terpenting adalah model perilaku sosial dan emosional bagi anak perempuan maupun laki-laki.
Tanpa mengecilkan peran ibu tunggal, pentingnya kolaborasi seimbang antara ayah ibu dalam pengasuhan anak dan keluarga memang tak dapat disangkal.
Penyebab Terjadinya Father Hunger
Sayangnya, beberapa kondisi menyebabkan ayah kurang terlibat dalam kehidupan anak sehingga anak mengalami kehausan akan figure ayah atau father hunger. Beberapa kondisi tersebut adalah sebagai berikut:
- * Ayah meninggal dunia
- * Perceraian orang tua
- * Kesibukan pekerjaan ayah
- * Menganut pola asuh klasik dengan keterlibatan ayah yang minimal
Tips Mencegah dan Menghentikan Father Hunger
Beberapa hal dapat diupayakan agar kebutuhan anak akan kehadiran ayah baik secara fisik maupun emosional dapat tercukupi.
1. Menetapkan Batasan Jam Kerja
Maine (2013) menyarankan agar para ayah menetapkan batasan jam kerja. Dengan demikian, kesibukan pekerjaan tidak menjadi penghalang untuk lebih terlibat dalam pengasuhan anak.
Sebagai contoh misalnya ayah menetapkan bahwa pukul 18.00 menjadi batas jam kerja. Maka, setelah jam tersebut ayah wajib menyediakan waktu untuk keluarga tanpa sedikitpun mengerjakan pekerjaan kantor.
2. Ayah Membuat Pilihan Aktif
Selain itu, Maine (2013) juga menyarakan agar ayah membuat pilihan aktif untuk memainkan peran ayah yang fleksibel tersebut. Keinginan yang muncul dari dalam diri ayah ini adalah hal penting. Sehingga, bagaimanapun kondisinya, ayah akan mengupayakan cara untuk membangun hubungan ayah anak yang baik.
3. Kebutuhan “Sakral” Anak
Ayah dan ibu yang berpisah memang menjadi kendala besar untuk mencegah atau menyudahi father hunger yang dialami oleh anak.
Sebab itu, Kruk (2012) mengatakan bahwa kedua belah pihak, ayah dan ibu, perlu sepakat bahwa kebutuhan anak akan figure ayah maupun ibu adalah kebutuhan “sakral”. Dengan demikian, kedua belah pihak bertanggung jawab atas pemenuhan kebutuhan tersebut.
4. Mengenalkan Sosok Ayah dengan Cara Lain
Meskipun tidak benar-benar dapat menggantikan, terdapat alternatif untuk memenuhi kebutuhan anak akan figure ayah. Misalnya adalah melalui cerita. Ibu atau orang dewasa lain yang mendampingi anak dapat menceritakan sosok ayah kepada anak sejak dini. Anak dapat belajar nilai-nilai moral melalui cerita tersebut.
Alternatif lain adalah melalui buku bacaan yang bercerita tentang peran ayah. Hal ini akan memberikan gambaran pada anak tentang sosok ayah yang kurang dimilikinya.
Selain itu, mendekatkan anak pada sosok yang dipandang dapat menjadi figure juga dapat dilakukan. Antara lain misalnya adalah kakek atau paman.
Penutup
Seperti disebutkan oleh Gross (2014), peran ayah dalam kehidupan anak-anaknya adalah sama pentingnya dengan peran Ibu. Itulah sebabnya keterlibatan minimal atau bahkan tidak terlibat sama sekali membuat anak merasakan rasa haus secara mental atau father hunger. Situasi yang merugikan kesejahteraan anak ini dapat dicegah dan dihentikan.
Referensi
Gross, Gail (2014) The Important Role of Dad. Published at https://www.huffpost.com/. Accessed on April 11, 2023.
Kruk, Edward (2012) Father Absence, Father Deficit, Father Hunger. Published at https://www.psychologytoday.com/. Accessed on April 11, 2023.
Maine, Margo (2004) Father Hunger: Fathers, Daughters, and the Pursuit Thinness. Second Edition. California: Gurze Books. ISBN-10 0936077492.
Maine, Margo (2013) Father Hunger Revisited: Fathers, Global Girls, and Eating Disorder. In Advances in Eating Disorders: Theory, Research and Practice. Vol 1, Issue 1, pp 61-72. DOI: 10.1080/21662630.2013.742973.
Baca artikel lainnya…
Ikuti akun instagram kami untuk mendapatkan info-info terkini. Klik disini!